GAZA (Arrahmah.com) – Komisi Independen Hak Asasi Manusia (ICHR) memperingatkan pada Sabtu (25/7/2015) bahwa situasi kemanusiaan di Gaza makin memburuk karena adanya pemadaman listrik yang terus-menerus, menyerukan Presiden de facto Palestina, Mahmoud Abbas untuk segera melakukan intervensi dalam mengakhiri krisis.
Wakil Komisaris Jenderal Komisi, Issam Younis menyatakan dalam konferensi pers bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza memburuk dan terus memburuk sebagai hasil dari pemadaman listrik.
Menurut laporan kantor berita Al Ray, Younis menekankan bahwa krisis yang sedang berlangsung memiliki dampak serius bagi kehidupan semua warga Gaza.
“Politisasi krisis listrik mempengaruhi kehidupan warga Gaza, menyeru seluruh pejabat untuk mengambil tanggung jawab mereka,” tambahnya.
Koordinator Humas dan Media di komisi, Bahgat Al-Helo menyatakan keprihatinan atas penderitaan rakyat Gaza.
Sikap resmi pejabat Palestina di Tepi Barat dan Gaza mengenai krisis, telah mempengaruhi aspek ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Komisi menjelaskan bahwa orang-orang yang hidup di Gaza telah menderita di bawah blokade ketat, hukuman kolektif, terbatasnya gerakan, kurangnya barang, jasa, kebutuhan dasar, obat-obatan, bahan bakar dan listrik selama sembilan tahun.
Ia menambahkan bahwa pemadaman listrik yang diperburuk di musim panas, terutama selama gelombang panas, merampas hak warga Gaza untuk mendapatkan minum. Hal ini juga mempengaruhi pasien ginjal dan prematur. Selain itu, kebijakan “Israel” yang merampas listrik di Jalur Gaza menurut komisi tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum kemanusiaan internasional. Namun tidak ada satu pun pihak yang bisa menghentikannya.
ICHR menyerukan kesepakatan segera untuk mengatasi krisis listrik dan menyelamatkan nyawa banyak orang. (haninmazaya/arrahmah.com)