TURKI (Arrahmah.com) – Kejadian di mana seorang manajer restoran memukuli anak Suriah di Turki barat yang terjadi enam bulan setelah pemukulan terhadap seorang anak Suriah oleh seorang manajer Burger King di Istanbul kembali memancing kemarahan publik, lansir Daily Sabah pada Selasa (21/7/2015).
Bocah laki-laki yang tidak diketahui namanya itu tengah menjual tisu di sebuah restoran di Basmane Square Izmir. Manajer restoran, yang tampak marah karena bocah itu mendekati pelanggan restorannya, mencoba menyeretnya keluar. Ketika anak itu menolak untuk keluar, manajer itu mulai menampar bocah malang tersebut.
Para pejalan kaki berusaha turun tangan, tapi orang itu terus saja memukul bocah yang sudah jatuh di tanah dan merangkak di bawah meja di depan restoran untuk menyelamatkan diri dari pukulan. Hidungnya bahkan berdarah akibat terkena pukulan.
Para saksi mencoba untuk membantu anak yang terlihat ketakutan itu, namun sia-sia. Anak itu meninggalkan tempat kejadian sambil menangis, sementara manajer restoran tersebut dilaporkan tidak dituntut atas tindakan brutalnya itu.
Pada bulan Januari, seorang manajer Burger King tertangkap kamera saat ia memukul seorang anak Suriah yang mencoba mengambil sisa kentang goreng di nampan pelanggan restoran di distrik Şirinevler Istanbul. Manajer restoran itu pun dipecat setelah video pemukulannya tersebar secara online.
Saat foto bocah Suriah yang menangis dengan hidung berdarah ini muncul, para pengguna media sosial juga menyatakan kemarahan mereka, menggambarkan manajer restoran itu sebagai seekor “binatang”, terkait kasus pelecehan terhadap bocah laki-laki Suriah yang menjual tisu.
Distrik Basmane Izmir dikenal sebagai wilayah padat dengan para migran Suriah yang ingin menyeberang ke Eropa secara ilegal melalui Laut Aegea. Kebanyakan dari mereka diketahui merupakan warga miskin dan tinggal di taman-taman. Mereka terpaksa menjadi pengemis atau menjual tisu untuk mencari nafkah.
Turki menampung lebih dari 1,8 juta pengungsi Suriah selama empat tahun konflik di negara tetangga sebelah selatannya itu. Hanya sebagian kecil dari mereka yang ditampung di kamp-kamp tenda di Turki selatan, sementara warga miskin Suriah sisanya terpaksa mendiami bangunan-bangunan kosong dan tempat-tempat lainnya.
Meskipun masyarakat Turki pada umumnya memiliki pendekatan yang baik serta merangkul warga Suriah, kasus sporadis seperti yang terjadi di Izmir itu dipandang begitu sensitif karena seakan menganggap warga Suriah sebagai beban keuangan bagi Turki.
(banan/arrahmah.com)