GHOUTA (Arrahmah.com) – Pemimpin Jaisyul Islam, Zahran Alloush dan pemimpin Jabhah Nushrah di Timur Ghouta, Abu Asim menyepakati perjanjian kerjasama militer dan peradilan, sebagai awal untuk mengeratkan hubungan kedua faksi tersebut.
Sebagaimana dilansir Al-Hurra Jordan, Selasa (21/7/2015), Jabhah Nushrah dan Jaisyul Islam sepakat mengakhiri perselisihan di antara keduanya dan membangun ruang operasi militer bersama.
Lembaga kemanusiaan SOHR menerima salinan perjanjian antara Jabhah Nushrah dan Jaisyul Islam di Ghouta Timur. Berikut isi perjanjian tersebut.
- Menghentikan kampanye pengkhianatan, pencemaran nama baik dan hasutan dari kedua belah pihak dan memberi sanksi kepada personil yang melanggar perjanjian ini.
- Mengaktifkan kembali kerjasama keamanan antara kedua belah pihak untuk mencari solusi permasalahan bersama.
- Jaisyul Islam berjanji untuk menghapus pos pemeriksaan dari Midra – Beir Sawa dan menawarkan laporan tentang semua pos pemeriksaan yang tersebar di wilayah Ghouta.
- Membangun ruang operasi militer bersama untuk mempelajari realitas militer di Ghouta dan perkembangan umum di antara semua faksi di Ghouta.
- Kedua pihak berjanji untuk membuka lembaga peradilan bersama untuk mencapai visi bersama. (adibahasan/arrahmah.com)
GHOUTA (Arrahmah.com) – Pemimpin Jaisyul Islam, Zahran Alloush dan pemimpin Jabhah Nushrah di Timur Ghouta, Abu Asim menyepakati perjanjian kerjasama militer dan peradilan, sebagai awal untuk mengeratkan hubungan kedua faksi tersebut.
Sebagaimana dilansir Al-Hurra Jordan, Selasa (21/7/2015), Jabhah Nushrah dan Jaisyul Islam sepakat mengakhiri perselisihan di antara keduanya dan membangun ruang operasi militer bersama.
Lembaga kemanusiaan SOHR menerima salinan perjanjian antara Jabhah Nushrah dan Jaisyul Islam di Ghouta Timur. Berikut isi perjanjian tersebut.
- Menghentikan kampanye pengkhianatan, pencemaran nama baik dan hasutan dari kedua belah pihak dan memberi sanksi kepada personil yang melanggar perjanjian ini.
- Mengaktifkan kembali kerjasama keamanan antara kedua belah pihak untuk mencari solusi permasalahan bersama.
- Jaisyul Islam berjanji untuk menghapus pos pemeriksaan dari Midra – Beir Sawa dan menawarkan laporan tentang semua pos pemeriksaan yang tersebar di wilayah Ghouta.
- Membangun ruang operasi militer bersama untuk mempelajari realitas militer di Ghouta dan perkembangan umum di antara semua faksi di Ghouta.
- Kedua pihak berjanji untuk membuka lembaga peradilan bersama untuk mencapai visi bersama. (adibahasan/arrahmah.com)