(Arrahmah.com) – Syaikh Abu Hasan Al-Kuwaiti, anggota Dewan Syura Jabhah Nushrah angkat bicara soal fitnah yang tengah menimpa Mujahidin terkait istilah “Jihad Seks” yang digaungkan musuh-musuh Islam dengan memanfaatkan situasi keruh, di mana diantaranya sebuah kelompok yang menyimpang dari Islam awalnya telah menjadi penyebab terjadinya pelanggaran terhadap kehormatan perempuan Muslimah.
Berawal dari surat yang dikirimkan oleh putranya, Hasan, Syaikh pun memberikan publikasi jawaban penjelasan mengenai fitnah “Jihad Seks” tersebut. Berikut terjemahan tanggapan Syaikh Abu Hasan yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (16/7/2015).
“Duhai Ayah, Apa yang Mereka Maksud dengan Jihad Seks?”
Oleh Abu Hassan Al-Kuwaiti
Anak saya Hassan mengirimkan sebuah pesan kepada saya bersama dengan sebuah pertanyaan yang sangat mengejutkan lagi tidak saya perkirakan sebelumnya.
Setelah saya pertimbangkan saya memutuskan untuk menulis jawaban atas pertanyaan tersebut, sekaligus menerbitkannya sebagai tanggapan atas keseriusan anak saya untuk mengetahui kebenaran di balik isu ini, selain adanya kekhawatiran yang besar dalam diri saya akan penyebaran isu semacam ini pada generasi mendatang, sebagaimana yang telah direncanakan oleh musuh-musuh Islam terhadap kami.
Jawabannya:
Anakku, demi memahamkan padamu akan arti dari Jihad seksual ini. Dan siapa yang bermain di balik isu ini? Dan mengapa menyebar? Dan apa tujuannya? Dan adakah orang yang membantu menyebarkan fitnah dan distorsi ini? Aku akan menjelaskannya padamu.
Pertama: Pahamilah makna Jihad yang sebenarnya
Jihad adalah engkau melakukan apa pun yang engkau bisa dan mengerahkan seluruh energimu untuk menolong agama Allah Yang Maha Kuasa. Dan pengamalan Jihad ini harus murni tujuannya, yakni untuk Allah (ikhlas). Jihad ini harus memiliki niat yang tulus dan tindakan yang benar, dan niat adalah syarat utama untuk benarnya tindakan lahiriah. Sebagaimana sabda Nabi (ﷺ): “Perbuatan si Fulan sesuai dengan niatnya.”
Dan sebuah tindakan dikatakan benar jika ia telah sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan apa yang ditentukan oleh perintah Allah dan izin-Nya. Seseorang bisa meninggalkan rumahnya dengan niat baik untuk Jihad fi Sabilillah, tetapi tindakannyalah yang menentukan Jihadnya batal atau haram. Berkenaan dengan hal ini terdapat hadits seperti:
“Orang yang merampas banyak wilayah atau memotong jalan (membegal) atau menyakiti orang yang beriman, maka orang semacam ini tidak memiliki Jihad.” (Al-Hadits), dan juga:
“Berjihad adalah dua jenis: Orang yang mencari ridha Allah, mematuhi pemimpin, menginfakkan harta yang ia cintai, memperlakukan rekan-rekannya dengan lembut dan menghindari melakukan kejahatan, maka ia akan mendapatkan pahala atas semua waktunya apakah ia tidur atau terjaga. Tetapi orang yang berjuang dengan penuh kebohongan, demi membesar-besarkan tampilan dan untuk mendapatkan gelar atau sanjungan, mendurhakai pemimpin dan melakukan kerusakan di muka bumi, maka ia tidak mendapatkan pahala apapun.”
Wahai anakku, di sini engkau akan belajar dan menyadari bahwa Mujahid dan mereka yang berangkat untuk Jihad bukanlah priabadi-pribadi yang sempurna, dan tidak semua orang yang mengangkat panji Jihad atau menyerukan panggilan Jihad adalah orang-orang yang selalu berada di atas kebenaran. Orang yang berjihad juga tidak secara otomatis menjadi orang yang benar secara mutlak.
Allah berfirman: “Dan Allah hanya menerima dari orang-orang yang (beramal dengan) benar.” (Al-Ayat)
Dan Nabi bersabda, “Orang-orang yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah (tuntunan)nya dariku, maka amalan itu akan tertolak.”
Karena pada kenyataannya, standar penilaian sebuah kebenaran itu ditentukan oleh Kitab Allah dan Sunnah, dan bukan dengan slogan-slogan dan klaim. Dengan kata lain, seseorang dianggap berjihad, jika semua tindakannya telah sesuai dengan tuntutan dalam ibadah Jihad dalam timbangan Syariat Islam.
Kedua: Musuh merusak Islam dengan merusak istilah-istilah (terminologi) syar’i.
Ketahuilah bahwa Islam dan Muslim memiliki musuh, yang dipimpin oleh iblis dan partainya dari orang-orang kafir dan munafik, yang memerangi Islam dan kaum Muslim siang dan malam dengan segala cara dan metode agar kita meninggalkan Islam! Salah satu metode yang paling besar dari musuh-musuh ini adalah perang terminologi (istilah) dan konsep, dan alat yang paling berbahaya yang mereka miliki adalah media, dan ini adalah jenis sihir (sihr), seperti ketika Nabi bersabda:
“Sebagian perkataan itu ada yang seperti sihir.” (Al-Hadits)
Musuh membuat-buat istilah-istilah baru untuk merusak dan mengacak-acak prinsip-prinsip Islam, melalui media-media mereka seperti saluran satelit, media siaran, surat kabar, pembuat opini, saluran media sosial, dan lain-lain. Dan musuh-musuh ini bisa menggunakan orang-orang dari kita sendiri, dari kalangan warga kita, penampilan lahiriah mereka adalah Islam dan kebenaran, mereka menghafalkan ilmu-ilmu Islam, tetapi mereka tidak bertindak sesuai dengan itu.
Selanjutnya, penampilan lahiriah mereka berbeda dengan apa yang tersimpan di dalam hati mereka. Dengan demikian, musuh menyebarkan kerusakan dan merusak agama Islam melalui mereka. Sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi ﷺ:
“Hal yang aku takutkan akan menimpa umatku adalah munculnya seorang munafik yang memiliki lisan yang fasih.” (Al-Hadits)
Anakku, salah satu contoh perang terminologi/perang istilah ini adalah munculnya istilah “Perang Melawan Teror”. Engkau akan menemukan bahwa musuh menyerukan untuk membela hak-hak mereka, menolak segala bentuk serangan, dan membela diri mereka terhadap penindasan, dan sebagainya demi menghadapi “Teror Islam”. Mereka menyebarkan istilah ini di media melalui seseorang yang secara lahiriah terlihat beragam, demi untuk melawan Mujahidin atas nama “Perang Melawan Teror.”
Duhai anakku, pada kenyataannya, engkau akan menemukan bahwa seluruh dunia justru bersikap diam terhadap aksi teror yang dilakukan oleh musuh terhadap kaum Muslimin, dunia bersikap diam ketika musuh membunuhi kaum Muslimin, melanggar kehormatan kaum Muslimin dan tempat-tempat suci umat Islam, seperti penodaan mereka terhadap Al-Qur’an dan fitnah mereka terhadap Nabi (ﷺ), dan serangan mereka ke negeri-negeri Muslim dan negara-negara mereka. Kemudian setelah semua aksi teror yang nyata ini mereka datang dan mengklaim bahwa mereka tengah membela kesucian dan hak mereka dengan melawan terorisme.
Ketiga: Pahamilah makar musuh di balik istilah “Jihad Seks”
Istilah “Jihad seks” dibagi menjadi dua kata. Yang pertama Jihad, dan ini adalah apa yang telah kami jelaskan sebelumnya. Yang kedua adalah seks (nikah), dan ini terdiri dari perkawinan dan nafsu seseorang terhadap wanita. Dengan istilah ini, musuh-musuh Islam berkeinginan agar manusia beranggapan bahwa Jihad kaum Muslim saat ini atau perjuangan para Mujahidin hanyalah demi untuk mendapatkan wanita atau demi memuaskan hasrat seksual mereka!
Dan hampir saja bumi terbelah karena kata-kata yang sangat keji ini, ini adalah kejahatan yang sangat besar dan kezaliman yang sangat besar. Dan tujuan dari semua ini adalah untuk mendistorsi Jihad dan merusak reputasi Mujahidin yang membawa tanggung jawab membela Islam dan kaum Muslim serta melindungi kehormatan mereka dari kejahatan kaum Syiah Nushairiyah dan Rafidhah, Amerika dan lain-lain.
Istilah ini disebarkan oleh musuh-musuh Islam terhadap Mujahidin demi menodai citra mereka dan memfitnah umat Islam, sementara kita tahu bahwa musuh-musuh ini adalah penjahat yang menyerang kehormatan para wanita muslimah dan membunuhi kaum pria dan membuat anak-anak menjadi yatim piatu. Kemudian mereka datang dan memfitnah orang-orang yang menolak istilah rusak mereka ini dan memfitnah para mujahidin yang membela diri dari kejahatan mereka, dengan mengatakan bahwa para mujahidin itu tidak membela Islam dan kaum Muslimin, tetapi mereka hanya ingin memuaskan keinginan mereka terhadap wanita! Dan ini adalah salah satu metode dari musuh dalam perang istilah dan konsep, mereka merusak istilah-istilah syar’i dan menyebarkan kerusakan mereka melalui media sihir mereka.
Keempat: Medan Jihad tidak bersih dari infiltrasi musuh
Medan Jihad bukanlah medan yang bebas dari ahlul bid’ah, orang-orang munafik dan orang-orang korup, ada pula orang-orang yang mengikuti hawa nafsu mereka dan niatnya adalah ingin menikahi wanita. Mereka ini bukanlah Mujahidin, tetapi mereka adalah para penjahat, dan mereka tidak serang membela Islam dan kaum Muslim, melainkan mereka sedang mengikuti hawa nafsu mereka dan niatnya adalah ingin menikahi wanita. Mereka ini bukanlah Mujahidin, tetapi mereka adalah para penjahat, dan mereka tidak sedang membela Islam dan kaum Muslim, melainkan mereka sedang mengikuti hawa nafsu dan kesesatan mereka.
Sebagaimana yang terjadi dalam kasus ISIS misalnya. Mereka menghasut dan mengirim pemuda mereka untuk membujuk dan menipu para perempuan yang lemah akal untuk meninggalkan keluarga dan rumah mereka dan agar para wanita ini berbuat durhaka dan tidak mematuhi orang tua mereka (wali) untuk bergabung dengan barisan ISIS, maka mereka menikah mereka tanpa wali dan menyuruh mereka untuk melakukan perjalanan tanpa didampingi (laki-laki) mahram, dan para penghasut ini menyeret mereka untuk melanggar ketaatan mereka kepada wali mereka seperti orang tua mereka dan orang-orang yang memiliki perwalian atas mereka.
ISIS adalah kelompok bid’ah yang menyimpang dari Islam, dan para ulama telah bersepakat bahwa mereka adalah Khawarij, anjing dari api neraka, dan sebagian lain mengatakan mereka adalah ekstrimis yang menyimpang. ISIS juga menjadi peyebab terjadinya pelanggaran terhadap kehormatan perempuan Muslimah sebagai akibat dari besarnya kecintaan mereka terhadap hawa nafsu mereka, mereka mengambil perempuan Yazidi sebagai budak di Irak sehingga memicu reaksi Yazidi untuk mengambil wanita Sunni sebagai budak di Irak.
Dengan semua kenyataan ini, kita menyadari bahwa musuh umat Islam menemukan pihak yang membantu mereka dalam memfitnah dan mendistorsi Jihad, melalui para pelaku bid’ah yang menyimpang, yang pada kenyataannya mereka bukanlah Mujahidin, tetapi mereka mengaku berjihad dan mengangkat slogan-slogan Jihad, sementara mereka adalah musuh Jihad, sebagaimana orang-orang yang Kafir yang menjadi musuh umat Islam.
Jangan tertipu dengan apa yang disebarkan oleh musuh-musuh Islam tentang Mujahidin fi Sabilillah, jangan pula tertipu oleh media mereka, dan janganlah menganggap ISIS sebagai Mujahidin, mereka adalah pelaku bid’ah yang menyimpang dan musuh umat Islam. Adapun Mujahidin, mereka meninggalkan dunia demi meninggikan kalimat Allah untuk membela Islam dan kaum Muslimin, melindungi kehormatan dan mengusir para perusak, dan jumlah mereka banyak tidak terbatas pada satu negara saja, walhamdulillaah.
Duhai anakku, aku akan menyebutkan kepadamu tentang apa yang dikatakan oleh para ulama dan sejarawan mengenai Khawarij dan bagaimana para ulama membongkar semua kebejatan hawa nafsu mereka. Pembunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, adalah seorang kriminal bernama Abdurahmaan bin Muljam. Apa yang memotivasi dia untuk membunuh Khalifah Ali radhiallahu anhu adalah hasutan dari seorang wanita cantik lagi kaya, bernama Qattam, dan dia adalah seorang perempuan Khawarij, dia menghasut ibnu Muljam untuk membunuh Ali Ibn Abi Thalib. Dan mereka telah bersepakat bahwa pembunuhan ini akan menjadi mas kawin yang harus diberikan oleh Ibnu Muljam kepada Qattam. Demikianlah, hawa nafsu dan keinginan yang melandasi tindakan Khawarij di masa lalu telah diwarisi oleh Khawarij masa kini dan mereka tidak peduli tentang konsekuensi dan akibat dari tindak kejahatan mereka.
Dan ketahuilah duhai anakku, semoga Allah memberkatimu, bahwa Jihad adalah kewajiban yang akan berlangsung hingga hari kiamat, dan para pelaku jihad ini adalah dari kalangan manusia terbaik, sebagaimana yang terungkap dalam nash-nash yang suci. Dan mereka adalah pihak yang senantiasa menang, dan posisi Jihad dan Mujahidin sangatlah mulia, sampai-sampai Nabi bersabda bahwa beliau ingin berjihad dan terbunuh dalam jihad fi sabilillah, dan kemudian berjihad lagi dan terbunuh, dan beliau ﷺ mengulangi penyataan ini hingga tiga kali.
Dan tahukah engkau duhai anakku? Sesungguhnya ayahmu ini meninggalkanmu dan meninggalkan ibu serta saudara-saudaramu juga meninggalkan rumah dan tanahnya semuanya adalah demi untuk Jihad di jalan Allah Yang Maha Kuasa, untuk membela kaum tertindas, dan orang-orang seperti ayahmu ini banyak, mereka ada di setiap front-front Jihad. Nak, ketahuilah bahwa ayahmu ini sangat menghargai pertanyaanmu tentang hal-hal yang telah membingungkanmu dan usahamu untuk mencari jawaban atas semua itu, dan ini adalah sifat yang baik. Barakallah fiik.
(aliakram/arrahmah.com)