TUNISIA (Arrahmah.com) – Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengumumkan keadaan darurat pada hari Sabtu (4/6/2015) untuk memberikan pemerintahnya kekuasaan lebih menyusul serangan kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di sebuah hotel pantai, di mana 38 wisatawan asing, tewas.
Pernyataan dari kantor presiden mengatakan Essebsi menyampaikan pidato di televisi nasional dengan lebih detail saat itu, lansir WB.
Dalam reaksi terhadap para perekrut kelompok bersenjata itu, pemerintah mengatakan akan menutup 80 masjid yang diduga terkait dengan kelompok-kelompok “ekstrim”.
“Untuk saat ini, Ansar Al-Sharia berada di balik ini,” kata sumber keamanan Tunisia.
Juli lalu, Tunisia melancarkan tindakan keras terhadap masjid dan stasiun radio yang terkait dengan kelompok-kelompok konservatif menyusul serangan mematikan terhadap tentaranya dekat perbatasan Aljazair.
Juli lalu pula kantor Perdana Menteri Mehdi Jomaa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perdana menteri telah memutuskan untuk menutup segera semua masjid yang tidak berada di bawah kendali otoritas.
(banan/arrahmah.com)