GAZA (Arrahmah.com) – Freedom Flotilla mencapai tujuannya meskipun dicegat oleh “Israel”, ungkap wakil ketua Hamas Ismail Haniyah, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Selasa (30/6/2015).
Dia menegaskan bahwa salah satu tujuannya adalah untuk “mengungkapkan wajah sesungguhnya dari pendudukan ‘Israel’, serta untuk mengembalikan masalah blokade ‘Israel’ di Gaza sebagai berita utama.”
Haniyah menyebutkan tindakan “Israel” terhadap Freedom Flotilla III merupakan suatu pembajakan Zionis, dan pembajakan itu merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan membuktikan wajah teroris pendudukan “Israel” yang melarang armada itu berlayar menuju Jalur Gaza.
Mantan perdana menteri Palestina itu mengungkapkan bahwa tindakan “Israel” yang menahan mantan Presiden Tunisia Moncef Marzuki merupakan sebuah pelanggaran terhadap semua norma internasional dan diplomatik.
Haniyah memberikan pujian terhadap Marzouki, dan menggambarkan dia sebagai seorang pribadi yang mewakili revolusi musim semi Arab yang mengadopsi masalah Palestina.
Dia juga mengungkapkan rasa kagumnya terhadap semua aktivis di kapal Freedom Flotilla III, termasuk politisi, anggota parlemen dan wartawan, yang menempatkan hidup mereka dalam bahaya untuk mencoba mendobrak delapan tahun blokade “Israel” di Gaza.
Angkatan Laut “Israel” mencegat kapal pertama dari Freedom Flotilla, yaitu kapal Marianne dari Gothenburg, saat fajar pada Senin (29/6) sekitar 100 mil laut di lepas pantai Gaza. Kapal itu kemudian ditarik ke pelabuhan Ashdod, dan sejumlah aktivis di kapal itu telah dideportasi.
(ameera/arrahmah.com)