(Arrahmah.com) – Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani tak kenal lelah dalam berjuang untuk menyadarkan kaum Muslimin, baik di Suriah maupun di berbagai belahan bumi lainnya, berkaitan dengan munculnya kelompok ekstrem berfikrah Khawarij.
Syaikh Abu Mariyah telah berdakwah mengungkap penyimpangan dan ekstrimisme kelompok yang mengklaim diri sebagai pembela Islam berkedok Negara Islam tersebut sejak kelompok itu masih berbentuk Daulah Islamiyah Iraq atau Islamic State of Iraq (ISI), Daulah Islamiyah Iraq dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), hingga saat mereka mengaku sebagai Khilafah Islamiyah.
Sebagaimana yang telah diperkirakan sebelumnya, kenyataan tersebut memicu upaya kelompok “Daulah Islamiyah” yang sebelumnya lebih dikenal sebagai ISIS itu untuk terus melancarkan upaya “melenyapkan” Syaikh Abu Mariyah.
Hal itu dilakukan mulai dari upaya perusakan citra dan pembunuhan karakter beliau sebagai seorang ulama, hingga upaya-upaya untuk membunuhnya. Tulisan Syaikh Abu Hasan Al-Kuwaiti menguraikan betapa tanzhim pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu telah menempuh segala cara demi merendahkan harga diri beliau dan memisahkan beliau dari mujahidin. Berikut terjemahannya, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Rabu (1/7/2015).
Oleh: Syaikh Abu Hassan Al-Kuwaiti (@ Ali_abohasan1)
Untuk mengetahui tingkat propaganda ISIS dan kebohongan media mereka, kami mencatat bahwa mereka terus-menerus mencoba untuk memalsukan akun Twitter dari Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani (@ mariahajer23) pada saat beliau berhenti menggunakan Twitter (selama masa ketika dia terluka). Mereka mengambil kesempatan untuk memalsukan akun Twitter Syaikh Abu Mariyah dan mencoba untuk menipu dan menyesatkan orang serta berbohong tentang Syaikh Abu Mariyah.
Dan ini adalah salah satu metode intelijen rahasia di negara tiran dalam mengubah realitas dan memalsukan keadaan musuh mereka, dan berbohong tentang orang-orang jujur dan merusak citra mereka. Mereka telah mencoba berkali-kali berbohong dan merusak reputasi Syaikh Abu Mariyah, dengan menghubungkan pernyataan dan tindakan yang sama sekali tidak dikatakan atau dilakukan oleh beliau, sampai Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan kebohongan ISIS dan orang-orang pun menyadari realitas mereka.
Sebagian dari propaganda palsu dan kebohongan mereka adalah, mereka sekarang berusaha untuk menunjukkan bahwa Syaikh Abu Mariyah telah memfitnah Amir Jabhah Nushrah Syaikh Al-Jaulani! Melalui ID palsu dan sebelum itu mereka menyebarkan pernyataan palsu ini pada akun lain.
Dan mereka juga ingin menabur perselisihan di jajaran Jabhah Nushrah dengan mempertajam topik palsu tentang Syaikh Abu Mariyah dan menyebarkan berita bohong bahwa beliau meninggalkan An-Nushrah!
Dan kami mencatat bahwa semua kampanye ini datang setelah keberhasilan dakwah Syaikh Abu Mariyah dalam mengungkap penyimpangan, ekstrimisme dan mitos Tanzhim Daulah/ ISIS dan pengaruh dakwah beliau hingga sampai di luar Suriah.
Kebohongan dan penipuan terbaru mereka adalah [menyebutkan] bahwa Syaikh Abu Mariyah memberi Baiat (bersumpah setia) kepada pemimpin Jasyh Al-Islam Zahran Aloush! Dengan isu dan provokasi tersebut, mereka mencoba untuk menyebarkan fitnah dan perpecahan.
Hubungan Syaikh Abu Mariyah dengan semua pemimpin lain dari kelompok Mujahid di Syam lebih besar dari masalah Baiat, ini adalah tentang persaudaraan Islam dan Jihad.
Dan semua orang dari penduduk Syam, orang-orang mulia mereka dan para pemimpin kelompok terus untuk menjaga ukhuwah ini, dan mereka melihat beliau sebagai pemimpin reformasi di Syam dan mereka memiliki cinta yang besar terhadap beliau dalam hati mereka. Dan Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani memegang Syaikh Al-Jaulani sebagai pendamping dan pemimpin kelompok, dan ia berpegang pada perjanjian dan adalah seorang yang setia.
Dan dia selalu mengatakan saya bukanlah Baghdadi atau Adnani yang berkhianat dan menikam dari belakang, saya juga bukan orang yang tidak menghormati dan menjaga persahabatan.
Tapi dengan prinsip ini, tidak berarti beliau harus menahan diri dari mengatakan kebenaran dan berhenti menolak kepalsuan, bahkan jika itu beresiko baginya untuk harus keluar dari kelompoknya sendiri, bahkan Syaikh Abu Mariyah lebih memilih untuk bertindak sesuai dengan Kitab Allah dan Sunnah, meski itu harus bertentangan dengan buku panduan (AD/ART) kelompok.
Lebih dari itu, beliau rela memilih untuk meninggalkan kelompoknya, jika memang telah terbukti ada penyimpangan di dalamnya, jika itu demi kepentingan Islam dan kaum Muslimin. Sebagaimana yang terjadi antara beliau dan ISIS di masa lalu (yakni, Syaikh Abu Mariyah meninggalkan mereka). Dan Syaikh Abu Mariyah Al-Qahthani tetap dan akan tetap menjadi Amir sah (pemimpin) di hati mujahidin serta bagi para tentara Islam dari individu-individu Jabhah Nushrah.
(aliakram/arrahmah.com)