Israel (arrahmah) – Perang Israel-Palestina ternyata tak hanya terjadi di lapangan secara fisik. Beberapa kelompok Yahudi juga “memerangi” Palestina melalui dunia cyber.
Perang antara Israel dan Palestina tak hanya di lapangan saja. Namun merambah dunia maya. Kali ini, itu dipicu salah satu situs jaringan kenamaan dunia, Facebook Inc.
Pada situs tersebut, anggota yang merupakan pengungsi Yahudi yang tinggal di Tepi Barat harus memilih Palestina, bukan Israel, sebagai negara asal saat mengisi kolom alamat dalam halaman profil mereka.
Bagi warga Palestina di wilayah itu, jika negara mereka terdaftar sebagai Palestina, hal tersebut masuk akal. Sebab, penduduk Palestina berharap agar Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem Timur bakal menjadi bagian Negara Palestina setelah proses perdamaian berjalan.
Namun, penduduk Yahudi yang sebagian besar yakin bahwa Palestina diberikan “Tuhan” kepadanya –meski dengan jalan mencaplok– berharap agar ketiga tempat tersebut di bawah kontrol Israel. Juga, menolak kebijakan pemerintah Israel yang “menyukai” ide terbentuknya negara Palestina.
Channah Lerman, salah seorang Yahudi yang memulai kelompok untuk menyelesaikan masalah itu, mengatakan bahwa Facebook sudah mengizinkan pengungsi Yahudi mencantumkan Israel sebagai negara asal.
“Perlahan, mereka memberikan penyelesaian pada daftar walau tidak seluruh wilayah masuk dalam daftar Negara Israel,” tulisnya dalam pesan di situs tersebut Kamis (20/3). “Tetapi, masalahnya adalah sebagian besar titik pengungsian belum terdaftar di Facebook,” tegasnya.
Namun, beberapa warga Yahudi yang menetap di daerah itu menyesal karena Palestina masuk sebagai negara.
“Saya tidak bahagia jika Palestina terdaftar sebagai negara di Facebook atau di situs lain,” ujarnya.
Warga Palestina sebelumnya juga “berperang” dengan Facebook. Awalnya, penduduk Palestina hanya bisa memilih Tepi Barat atau Jalur Gaza sebagai pilihan wilayah. Setelah beberapa waktu, Facebook menyetujui dan menambah Negara Palestina sebagai pilihan negara.
Sumber: Hidayatullah