XINJIANG (Arrahmah.com) – Sedikitnya 18 orang tewas setelah sekelompok orang menyerang polisi dengan pisau dan bom di sebuah pos pemeriksaan lalu lintas di wilayah Xinjiang China barat, Radio Free Asia mengabarkan pada Rabu (24/6/2015).
Serangan itu terjadi pada hari Senin (22/6) di distrik selatan kota Kashgar, di mana ketegangan antara Muslim Uighur yang merupakan penduduk asli daerah itu melawan mayoritas Han China telah menyebabkan pertumpahan darah dalam beberapa tahun terakhir, lansir WB.
Radio Free Asia yang berbasis di AS itu melaporkan bahwa para penyerang adalah kelompok Muslim Uighur. Media dan website pemerintah di Xinjiang sebelumnya telah menerbitkan berita dan pemberitahuan resmi yang meminta kepada anggota partai, PNS, siswa dan mahasiswa serta guru pada khususnya untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan, sesuatu yang terjadi juga pada tahun lalu.
Para tersangka dikabarkan membunuh beberapa petugas polisi dengan pisau dan bom setelah melaju dengan sebuah mobil melewati pos pemeriksaan lalu lintas di distrik Kashgar Tahtakoruk, Radio Free Asia melaporkan, mengutip Turghun Memet, seorang petugas di kantor polisi terdekat.
Polisi bersenjata membalas serangan itu dan membunuh 15 tersangka yang diklaim sebagai teroris, Radio Free Asia mengutip perkataan Memet.
Serangan itu terjadi pada awal bulan suci Ramadhan, waktu yang rentan di Xinjiang setelah adanya intimidasi terhadap Muslim Uighur dalam beberapa waktu terakhir di mana ratusan orang telah meninggal karenanya, dan Beijing malah menyalahkan “militan Islam”.
Insiden-insiden yang terjadi di sana sering dilaporkan di media luar negeri tetapi tidak dikonfirmasi oleh pemerintah Cina sampai beberapa hari kemudian, itu pun jika dikonfirmasi.
Kelompok Muslim Uighur yang diasingkan dan aktivis hak asasi manusia mengatakan kebijakan pemerintah represif di Xinjiang, termasuk pengekangan terhadap Islam dan budaya Uighur, telah memicu kerusuhan, namun Beijing terus saja menyangkalnya.
(banan/arrahmah.com)