(Arrahmah.com) – Meskipun hujan turun dengan lebat, ratusan ribu orang turun ke jalanan di Roma pada Sabtu (20/2015) dengan membawa banner “Family Day” sebagai protes ideologi sesama jenis dan menegaskan kembali pernikahan yang sesuai naluri kemanusiaan adalah persatuan antara pria dan wanita.
Massa dari berbagai umur dan dari seluruh Italia, membanjiri depan Katedral Saint John Lateran. Diperkirakan jumlah peserta demo antara 400.000 hingga satu juta, membuat demo ini menjadi yang demo pro-keluarga terbesar sepanjang sejarah Italia, menurut laporan yang dipublikasikan breitbart.com.
Sekitar seratus anggota Parlemen Italia juga menampakkan diri dalam demo tersebut meskipun di sana tidak ada tempat khusus bagi para politisi atau selebritis.
“Dengan acara ini kami meminta penghormatan dan perlindungan bagi keluarga yang dibentuk melalui pernikahan dan menegaskan kembali peran utama orangtua,” kata ahli bedah Massimo Gandolfini, juru bicara gerakan “Defend our children!”
“Kami dengan tega menolak upaya untuk menginfiltrasi proyek-proyek pendidikan ke dalam sekolah-sekolah kami yang bertujuan untuk mendeskontruksi identitas seksual anak-anak,” katanya.
Anehnya, demonstrasi rakyat yang sangat besar ini hanya menyita sedikit perhatian media. Namun setelah acara ini menunjukkan kesuksesannya, beritanya muncul di halaman-halaman depan harian Italia pada Ahad (21/6).
Para tokoh agama juga turut serta dalam demonstrasi ini. Terlihat perwakilan dari komunitas Muslim, Katolik, persatuan Evangelis, menghadiri aksi tersebut. Sementara perwakilan rabi Yahudi hanya mengirim pesan dukungan.
Pada awal pekan lalu, para keluarga di Trieste, wilayah utara Italia, mengeluhkan program sekolah yang didanai pajak yang meliputi pakaian silang anak-anak (perempuan berpakaian laki-laki dan sebaliknya) dengan dalih agar membantu mereka menangkal “stereotip gender”. Para orangtua juga memprotes pendidikan seks yang agresif untuk anak-anak TK yang melibatkan saling menyentuh.
Alfredo Mantovano, seorang hakim dan mantan Wakil Urusan Dalam Negeri, memimpin orang banyak untuk mengatakan “tidak” untuk diadopsi oleh pasangan homoseksual dengan keras. “Menyakiti keluarga berarti menyakiti Italia dan selama beberapa kali keluarga telah diserang,” katanya.
“Hati-hati atas hukum,” mantan anggota parlemen Mario Adinolfi memperingatkan massa, menambahkan bahwa undang-undang saat ini untuk melegalkan serikat sipil akan memberikan “legitimasi substansial untuk rahim bisa disewakan.” Ideologi gender ingin meyakinkan Anda “bahwa peran laki-laki dan perempuan dapat dipertukarkan,” katanya.
(siraaj/arrahmah.com)