(Arrahmah.com) – Pemberitaan seputar Muhammad Mursi mantan presiden terpilih Mesir asal gerakan Ikhwanul Muslimin akhir-akhir ini meramaikan jagad media. Hal ini mencuat pasca vonis hukuman mati dijatuhkan pengadilan militer Mesir kepada mantan Presiden yang terpilih dalam pemilu paling demokratis sejak Mesir dikuasai diktator Husni Mubarak.
Dunia terhenyak, berbagai gerakan protes muncul atas vonis zhalim terhadap Mursi. Mulai dari gerakan “NidhaulKinanah” yang digelar di sejumlah Negara seperti Turki, Lebanon dan negara-negara lain hingga munculnya desakan dari 160 Ulama dan Tokoh Islam dunia kepada Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz untuk turun tangan menyelamatkan Mursi. Di sebagian negara-negara barat pun aksi protes terjadi seperti Jerman yang menyatakan vonis terhadap Mursi tidak manusiawi dan kecaman kepada PM Inggris David Cameron yang mengundang Presiden hasil kudeta Mesir Al Sisike London. Tentu antara protes dunia Islam dan Barat atas vonis ini berbeda motifnya.
Hal yang amat kontras terjadi pada kasus vonis hukuman atau punpembunuhan-pembunuhan brutal tentara AS dan sekutunya terhadap tokoh-tokoh Al Qaeda, nyaris tidak terdengar suara aksi protes kecaman terhadap aksi-aksi zhalim tersebut terhadap tokoh-tokoh Al Qaeda yang juga bagian dari umat Islam kecuali dari tokoh-tokoh gerakana filiasi Al Qaeda itu sendiri. Bahkan justru komentar-komentar bernada sumir terdengar dari sebagian Tokoh dan Ulama Islam yang dekat dengan para penguasa jika mendengar kabar gugurnya tokoh Al Qaeda atau dijatuhkannya vonis hukuman berat terhadap mereka. Sebutsaja baru-baru ini dalam waktu berdekatan vonis terhadap Muhammad Mursi dilanjutkan dengan wafatnya pemimpin Al Qaeda Semenanjung Arab Abu Bashir Nashir Al Wuhaisy sebagai salah satu tokoh Al Qaeda yang paling diburu oleh AS akibat serangan Drone di Yaman. Atau bandingkan ketika terjadi peristiwa pembunuhan terhadap Usamah bin Ladin dimana hanya sedikit sekali Tokoh-Tokoh dan Ulama Islam dunia yang memberikan kalimat-kalimat pujian serta pembelaan.
Mengapa demikian ? Jawaban singkatnya adalah karena Al Qaeda berbeda dengan Ikhwanul Muslimin. Benar, jawaban itu memang logis bahkan kalangan awam Islam pun akan mudah memahami. Namun yang perlu ditilik lebih jauh adalah cara pandang kita terhadap Al Qaeda dan Ikhwanul Muslimin sebagai Muslim. Mereka memang berbeda pilihan jalan perjuangan untuk menegakkan Islam namun perlu disadaridi mata setiap Muslim di seluruh dunia bahwa Al Qaeda dan Ikhwanul Muslimin sama-sama gerakan Islam, seluruh anggotanya beragama Islam, Robb-nyasatu, Nabinya satu dan Kitabnya pun satu, ditambahlagibahwamusuh yang tidak suka denganmereka pun satu yaitu koalisiYahudi-Salibis internasional yang dikomandani oleh AS.
Mengapa sebagai Muslim kitaber beda menyikapi mereka (Al Qaeda dan Ikhwanul Muslimin), bukankah Wala'(loyalitas) kita harusnya setara kita berikan kepada keduanya sebagai gerakan Islam yang memiliki cita-cita mulia menegakkan Islam ? IngatWala’ terhadap mereka sebagai gerakan Islam yang memiliki musuh yang sama dan cita-cita yang sama bukan loyalitas pada jalan perjuangan yang mereka tempuh. Tentu menjadi hak bagi setiap Muslim untuk mendapatkan Wala’tersebut, kecuali mungkin sebagian kaum Muslimin menganggap Al Qaeda bukanlah gerakan Islam dan anggotanya bukan beragama Islam sehingga tidak layak diberi Wala’.
Mengapa demikian? Jika jawabannya adalah karena Al Qaeda menempuh jalan jihad yang dipandang musuh sebagai sebuah tindak kekerasan, tindak terorisme yang kita semua sebenarnya sadar bahwa itu hanyalah terminologi buatan musuh-musuh Islam untuk menyudutkan Islam, mengapa kita tidak melakukan protes yang sama atas tindakan brutal musuh-musuh Islam terhadap Al Qaeda? Sementara kita juga tahu betul bahwa jihad yang digaungkan Al Qaeda memang disyariatkan dalam Islam. Atau apakah kita lebih memilih mendukung Ikhwanul Muslimin karena mereka menempuh jalan “damai” versi musuh-musuh Islam, walaupun kita sadar akhirnya Ikhwanul Muslimin pun digulung habis sehingga kita sekarang protes atas vonis salah satu tokohnya bernama Muhammad Mursi ?
Sebagai Muslim kitaharus jujur dan menempatkan timbangan yang adil, jangan sampai tanpa sadar kita sedang bertindak zhalim terhadap saudara kita sendiri karena ketidakadilan kita dalam mendukung dan membela mereka yang dizhalimi oleh musuh-musuh Islam.
Tulisan ini bukan untuk membandingkan Al Qaeda dan Ikhwanul Muslimin, kedua-duanya telah bekerja dalam perjuangan Islam, semoga Allah mengganjar keduanya dengan pahala sesuai niat dan tindakannya yang benar.Sedikit gambaran ini hanya untuk menyadarkan umat Islam bahwa kita harus adil dan bersikap dengan benar dalam memberikan Wala’ kepada setiap saudara Muslim terlebih mereka yang berjuang melawan musuh-musuh Islam dan berupaya menegakkan Islam. Jangan sampai isi kepala kita telah teracuni oleh dikotomi bahwa yang satu layak didukung karena menempuh jalan “damai” dan yang satu kita tinggalkan karena menempuh jalan yang tidak disukai oleh musuh-musuh Islam.
Dalam kesempatan ini kita juga tegaskan bahwa vonis terhadap Muhammad Mursi adalah kezhaliman, kita menolak itu dan mendukung Muhammad Mursi sebagai saudara sesama Muslim. Kita percaya Muhammad Mursi punyacita-cita mulia untuk menegakkan Islam. Khusus kepada Ikhwanul Muslimin, lihatlah, dunia Islam masih menempatkan kalian dalam hati mereka, umat masih memandang kalian sebagai pembelanya dan pejuangnya, dunia Islam serentak membela tokoh kalian Muhammad Mursi. Maka jangan sia-siakan posisi kalian di mata umat Islam sedunia ini, kembalilah kalian kepadajalan perjuangan Islam yang mulia sebagaimana tercatat dalam sejarah emasRasulullah SAW dan para Sahabatnya RA, kembalilah kepada motto perjuangan kalian “Allah adalah tujuan kami, Rasul adalah teladan kami, Al Kitab adalah aturan kami dan mati fi sabilillah adalah cita-cita kami”.
Penulis: Usyaqul Hurr
(*/arrahmah.com)