YAMAN (Arrahmah.com) – Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab, atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) yang berbasis di Yaman, mengeksekusi mata-mata yang bekerja untuk kepentingan AS dan Arab Saudi pada Rabu (17/6/2015). Sejumlah catatan menyatakan bahwa sebanyak empat agen telah dieksekusi.
Agen-agen tersebut diduga terlibat dalam pembocoran informasi mengenai Amir AQAP yang gugur dalam serangan pesawat tak berawak salibis AS pekan lalu. Mereka juga bertugas meletakkan chip yang mengarahkan misil drone AS menargetkan obyek yang ditempelinya.
Penduduk setempat mengatakan Al-Qaeda menyatakan bahwa para penyusup itu menanam chip yang menunjukkan lokasi beberapa komandan Al-Qaeda yang gugur terbunuh dalam beberapa bulan terakhir ini, termasuk Amir AQAP, Syaikh Syaikh Abu Bashir Nashir bin Abdul Karim Al-Wuhaisyi.
Yayasan Media Al-Malahim, sayap media AQAP, merilis video berisi pengumuman telah syahidnya amir mereka pada Selasa (16/6), setelah sebelumnya dikabarkan bahwa Syaikh Wuhaisyi gugur dalam serangan pesawat tak berawak salibis AS yang menargetkan dia bersama dengan dua mujahidin lainnya di kota Mukalla di provinsi timur Yaman Hadramaut pada Jum’at (12/6) lalu.
Sementara itu, di tengah isu meningkatnya para infiltran di tubuh AQAP diketahui bahwa salah satu media jihad yang dikenal beroperasi dengan baik di pihak Mujahidin, yaitu Al-Siyasi Al-Mutaqaid menulis analisis panjang yang menyatakan bahwa sayap media AQAP, Media Al-Malahim, memiliki noda hitam dalam jajaran pengurusnya.
Al-Mutaqaid mengidentifikasi pria bernama Humam Al-Hamid sebagai seorang yang diduga kuat menjadi agen ganda. Al-Mutaqaid selanjutnya juga menyebutkan telah berulang kali sempat memperingatkan AQAP tentang Al-Hamid, tapi peringatan itu diabaikan. Sebuah situs Jihad lain telah menerjemahkan pernyataan Al-Mutaqaid ke dalam bahasa Inggris dan mempostingnya secara online.
Al-Hamid baru-baru ini ditahan oleh AQAP, menurut beberapa laporan di media sosial. Beberapa akun ada yang mengidentifikasi dia sebagai salah satu orang yang dieksekusi di pantai di Mukalla. Salah satu foto yang dirilis disebut-sebut menunjukkan jasad Al-Hamid, baik sebelum atau setelah mayatnya digantung di sebuah jembatan.
Bagaimanapun, sejumlah fakta menunjukkan bahwa Al-Hamid memiliki peran kedua, yakni sebagai agen yang ditugaskan oleh kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, yang menjadi rival AQAP, selain merangkap sebagai agen mata-mata Amerika dan Arab.
Terjemahan laporan langsung yang dipublikasikan islamina.com dari saksi mata berikut ini menjelaskan bagaimana sepak terjang dan kelihaian seorang Humam Al-Hamid itu menjadi mata-mata dan menyusup ke dalam tubuh Al-Qaeda. Laporan ini sekaligus membongkar pihak yang bekerjasama dengan musuh-musuh Jihad dan Mujahidin untuk menghancurkan Jihad dari dalam.
Kisah mata-mata Humam Al-Hamid dan hubungannya dengan ISIS dan bagaimana dia menembus Al-Qaeda
Sebuah laporan langsung dari saksi mata
Oleh
Segala puji bagi Allah yang menghentikan sampah itu. Seorang mata-mata senior telah ditangkap setelah adanya banyak peringatan tentang dia di masa lalu, saya memperingatkan tentang dia dari hari pertama ia menjejakkan kakinya di Yaman. Ya Allah, ribuan terima kasih dan syukur kepada-Mu karena memberikan keberhasilan para ikhwan untuk menangkapnya.
Adapun peringatan tentang orang yang bernama Humam Al-Hamid; Saya memberikannya secara pribadi kepada mereka yang membutuhkan itu setahun yang lalu, setelah itu saya memberi peringatan lagi ketika saudara Muhannad Ghallab syahid –in syaa Allah– (dalam serangan udara pesawat tak berawak).
Mata-mata itu bisa menipu Mujahidin dengan menunjukkan kesalehan dan kepedulian terhadap darah Mujahidin. Ini membuat para Ikhwan tidak memiliki kecurigaan padanya, itu sebabnya mereka tidak memperhatikan peringatan saya setahun yang lalu. Ada banyak informasi yang saya anggap penting untuk disebarkan di publik. Semoga Allah akan membuatnya menjadi penyebab terungkapnya apa yang tersisa dari rencana/makar terhadap Mujahidin di Yaman.
Pertama kali saya mengetahui Humam Al-Hamid adalah melalui Muawiyah Al-Qahtani. Ketika dia bercerita tentang pembentukan Yayasan Al-Battar dan dia memberitahu saya bahwa itu adalah sebuah Yayasan Jihad yang dikelola oleh seorang ikhwan saleh. Dan dia memberi saya akun Humam Al-Hamid untuk berkomunikasi dengan dia dan membantu dia dalam karyanya untuk yayasan ini dan mempromosikannya di Twitter. Hal ini terjadi sebelum fitnah mulai di antara Mujahidin.
Saya berkomunikasi dengan Humam Al-Hamid dan tidak ada kecurigaan terlihat tentang dia, dia menyatakan keinginan yang kuat untuk berpartisipasi dalam beberapa protes yang diumumkan pada waktu itu. Situasi terus seperti ini sampai satu hari. Dia mengirimi saya pesan, dia mengeluh tentang penindasan dan mendoakan terhadap mereka yang menganiaya dia dan memfitnahnya. Saya bertanya kepadanya tentang masalah ini, kemudian dia menceritakan kisahnya.
Dia mengatakan kepada saya bahwa dia dipenjara di Arab Saudi dan para tahanan menuduhnya menjadi agen untuk intelijen pemerintah. Dan dia bersumpah berkali-kali bahwa dia tidak bersalah. Dia mengatakan kepada saya bahwa karena tuduhan ini dia mengunci diri di rumahnya. Kemudian dia mengatakan bahwa rekan-rekannya di penjara datang untuk mencari tahu bahwa dia adalah salah satu yang bertanggung jawab atas Yayasan Al-Battar, kemudian mereka mulai memperingatkan para Mujahidin dari dirinya. Dan menyerukan agar mengusir dia dari yayasan itu karena dia dicurigai sebagai agen intelijen.
Saya bertanya kepada Muawiyah Al-Qahtani (dikenal dengan nama pena Ibnu Saadiqah) tentang masalah ini, dan dia bilang tidak tahu apa-apa tentang subjek. Saya menceritakannya hal itu, kemudian dia mengatakan akan melihat langsung ke dalamnya.
Setelah hampir dua hari Humam Al-Hamid mengirim saya pesan memberi kabar positif bahwa masalah ini diselesaikan setelah Abu Bilal Al-Harbi memujinya dan mengatakan kepada mereka bahwa dia dapat diandalkan. Peringatan: Abu Bilal Al-Harbi, dikenal sebagai Abu Bilal Al-Ghaydani, Abu Bilal adalah ahli hukum (Syar’i) umum ISIS di Yaman dan dia adalah orang pertama yang memulai untuk memecah jajaran Al-Qaeda (di Yaman).
Humam Al-Hamid kembali bekerja di Yayasan Al-Battar, tapi saya mulai berhati-hati bila berurusan dengan dia, hanya untuk mengambil tindakan pencegahan, tapi saya tidak (belum) menuduh dia (sebagai agen). Setelah satu bulan fitnah mulai tersebar di antara Mujahidin dan jajaran mulai terbagi, Humam mulai menjadi pendukung fanatik ISIS, dan terjadi diskusi rahasia antara saya dan dia.
Dia mengatakan kepada saya bahwa dia akan pergi untuk berjihad dengan Abu Bilal Al-Harbi, saya pikir dia akan pergi ke Suriah, karena fanatisme ke arah ISIS, tapi saya terkejut ketika dia pindah ke tempat lain selain Suriah. Saya heran kenapa dia tidak ke Suriah. Yang membuat kecurigaan saya meningkat, tapi saya belum tahu di mana dia akan pergi.
Ketika fitnah antara Mujahidin meningkat, perbedaan antara saya dan dia juga meningkat. Perdebatan terjadi antara saya dan dia tentang hal-hal yang fundamental dalam iman (aqidah). Saya menemukan dia ekstremisme dalam isu ‘alasan karena ketidaktahuan (udzur bil jahil)’. Saya memintanya untuk meninjau materi dalam buku-buku Syaikh Al-Ulwaan, tapi dia menolak dan mengatakan “Al-Uwlaan tidak sempurna” dan dia memuji Syaikh-nya, Abu Bilal Al-Harbi, dan dia mengatakan kepada saya bahwa dia sependapat dengan Al-Harbi mengenai hal ini. Pada saat itu perpecahan akhir antara kami sudah meruncing.
Saya tidak lagi mendengar tentangnya, dan kami tidak lagi berkomunikasi antara satu sama lain. Sampai saya melihat berita di Twitter, mengatakan bahwa Humam Al-Hamid pergi berjihad dengan Syaikh-nya, Al-Harbi.
Berita tentangnya di Twitter tidak menyebutkan nama wilayah tempat dia berhijrah. Tapi setelah hampir dua minggu seorang Mujahid dari Semenanjung Arab mengirimi saya pesan yang mengatakan bahwa Humam Al-Hamid mengirim salam kepada saya.
Saya heran dengan berita ini. Saya berkata, “Apakah Anda yakin bahwa itu adalah Humam Al-Hamid?” Dia berkata: “Ya, bersama dengan Abu Bilal Al-Harbi.” Saya mengatakan kepadanya: “Aneh bagaimana dia bisa berhijrah ke tempat Anda sementara dia adalah pendukung fanatik ISIS.” Saudara itu mengatakan: “Saya tidak tahu, tapi orang itu mengirim salam kepada Anda dan memuji Anda dan usaha Anda.” Kemudian saya mengatakan kepadanya langsung saya tidak mengenal dia kecuali melalui Twitter dan kemudian saya memperingatkannya dari dia dan Abu Bilal Al-Harbi.
Dan saya berkata: “Hati-hati dari mereka, karena mereka dicurigai (intel) dan para ikhwan telah mempertanyakan tentang dia di penjara tapi Abu Bilal telah memujinya. Dan saya mengatakan kepada ikhwah itu bahwa kedua orang itu adalah pendukung fanatik ISIS dan keberadaan mereka ke Yaman menunjukkan mereka berniat sesuatu terhadap AQAP. Kemudian saya memberikan kepada ikhwah tersebut akun rahasia Al-Harbi (alkobaese) yang Humam berikan kepada saya di masa lalu.
Ikhwah itu berjanji akan segera menyampaikan peringatan saya kepada kepemimpinan, dan saya memintanya untuk memberitahu saya perkembangannya. Setelah beberapa hari ia memberitahu saya bahwa ia telah menyampaikan peringatan itu kepada pimpinan.
Setelah satu bulan atau lebih, seorang ikhwah di Semenanjung Arab mengatakan bahwa Humam Al-Hamid ingin berbicara pribadi pada saya. Maka saya menghubungi dia dan dia mengatakan bahwa dia memiliki proyek media melawan Al-Saud, dan dia memberi saya akun Yayasan Husaam dan mengatakan kepada saya bahwa dia ditugaskan oleh pimpinan untuk memproduksi film-film yang mengekspos kezaliman yang dilakukan oleh rezim Al-Saud kepada para tahanan dan penganiayaan mereka kepada perempuan, saya berterima kasih dan mendukung yayasan media itu.
Kemudian saya menghubungi saudara (yang pernah saya peringatkan sebelumnya) dan bertanya tentang situasi Humam Al-Hamid dan perkembangan tentang hal itu. Saya sangat heran tentang kepercayaan yang ia berikan padanya, dan ia mengatakan kepada saya bahwa Humam duduk dengan salah satu ulama di tanzhim (AQAP) dan dia terpengaruh olehnya sehingga dia bertobat dari manhajnya yang menyimpang. Saya memberitahunya bahwa sangat sulit bagi seseorang yang mengikuti Manhaj ekstremisme untuk kembali ke jalan kebenaran. Dan saya meminta darinya untuk terus mencurigai dia, akan tetapi tidak mengusirnya asalkan dia tidak diberi posisi tinggi dan jangan percaya padanya 100%.
Saudara-saudara telah diperingatkan tentang Humam Al-Hamid tetapi setelah perkembangan terbaru di Yaman, Humam Al-Hamid mendapatkan kepercayaan dari tanzhim dan kecurigaan tentang dia sedikit demi sedikit hilang. Perkembangan itu adalah saat Abu Bilal Al-Harbi memisahkan diri dari Al-Qaeda dan memberikan bai’at untuk Al-Baghdadi, tapi Humam menunjukkan penolakan yang keras terhadap perilaku Syaikh-nya dan pecah dari dia karena ini, dan dia menyatakan kesetiaannya kepada tanzhim dan penolakan akan ekstrimisme.
Setelah perkembangan ini, tanzhim semakin percaya kepada Humam Al-Hamid dan keraguan tentang dia telah dihapus. Dan karena bakatnya dalam memproduksi dan editing film, dia ditugaskan di beberapa media organisasi, menjadi mendukung Yayasan Al-Malahim (Media utama AQAP).
Setelah kepemimpinan menaruh kepercayaan kepada Humam Al-Hamid dan memberinya media organisasi (untuk dirilis), kemudian dia meminta dari saya untuk mempromosikan rilisan tersebut, dan dia mengingatkan saya bahwa ini adalah arahan dari tanzhim. Karena dia dipuji dan ditugaskan bekerja di media, maka saya tidak mencurigainya lagi, dan Mujahidin (AQAP) adalah orang-orang yang mengenalnya, mereka tahu situasinya lebih baik dari saya.
Tapi setelah pemboman terakhir dan pembunuhan para pemimpin (Al-Qaeda di Semenanjung Arab) keraguan kembali terbersit. Tapi itu tidak mencapai tingkat kepastian hanya setelah kesyahidan Muhannad Ghallab, semoga Allah merahmatinya. Muhannad Ghallab sangat dekat dengan Humam Al-Hamid, dan ada kontak pribadi di antara mereka. Pada saat itu saya mengirim pesan darurat di mana saya mencurigai Humam secara tegas dan saya menuntut secepatnya untuk menyelidiki dia.
Dan alasan untuk kepastian saya tentang masalah ini adalah bahwa saya tertarik dengan pernyataan Humam Al-Hamid yang (saat itu) saya senang tentang fakta bahwa dia selamat dan bagaimana ia selamat dari pengeboman sementara dia dekat dengan Muhannad Ghallab. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin pergi ke luar (hari itu) dengan dia (Muhannad Ghallab), tapi istrinya tidak mengijinkannya meninggalkan rumah.
Setelah saya mendapat informasi ini saya segera menyerahkannya pada ikhwah (dari AQAP). Dengan perintah untuk menyampaikannya ke kepemimpinan (AQAP) sesegera mungkin sebelum terlambat. Alhamdulillah, saudara-saudara tidak ragu-ragu untuk menangkap dan menginterogasi dia. Dan hari ini kita mendengar kabar baik bahwa dia telah ditangkap dan mengakui semuanya.
Dan apa yang saudara-saudara harus perhatikan ketika mereka menyelidiki mata-mata ini adalah: bagaimana para pendukung ISIS tahu bahwa akun ‘Faaris’ dan ‘Ayman Mahmood’ dan ‘Al-Husaam’ semua milik Al-Hamid, sedangkan ikhwan dari AQAP tidak menyebutkan sebelumnya!
Kesimpulan semakin didapat setelah salah satu dari mereka mengatakan bahwa Humam Al-Hamid memiliki kontak dengan para prajurit dari ISIS di Yaman, dan ketika mereka tahu bahwa dia ditangkap mereka menyebarkan semua akunnya di publik! Kepemimpinan (AQAP) tahu akan peringatan saya terhadap Humam Al-Hamid sangat baik. Dan tujuan Tweet ini adalah untuk memperingatkan personal keamanan dalam sebuah organisasi untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut dari mata-mata.
Yang terakhir, beberapa orang bodoh menyatakan bahwa saya adalah orang yang memuji Humam Al-Hamid. Sementara kenyataannya adalah bahwa Humam Al-Hamid datang dengan pujian dan rekomendasi dari Abu Bilal Al-Harbi dan beberapa pemimpin ISIS di Suriah. Dan saya telah memperingatkan tentang dia!
Lalu soal saya mempromosikan akunnya di Twitter itu adalah normal, karena saya selalu mempromosikan semua akun Mujahidin di Semenanjung Arab dan Suriah dan Khurasan. Dan Humam Al-Hamid adalah salah satu Mujahidin di Semenanjung Arab, sebelum terungkap sebagai mata-mata. Dan saya mendapat rekomendasi dari Muhannad Ghallab, semoga Allah merahmatinya. Adapun Yayasan Husaam adalah milik tanzhim dan merupakan cabang media dari Yayasan Al-Malahim, dan banyak anggota yang bekerja di dalamnya, di antaranya Humam Al-Hamid. Dan pujian serta rekomendasi saya untuk orang-orang yang bertanggung jawab atas hal itu, tidak ada yang salah dengan itu, karena itu milik Mujahidin dan puluhan Mujahidin bekerja di dalamnya.
Dan jika Al-Qaeda dengan para pemimpin utama dan personal keamanan mempercayai Humam Al-Hamid dan memberinya posisi di media resmi mereka, lalu kenapa Anda terkejut jika saya mempromosikan akunnya? Dan ini adalah konfirmasi dari Mujahid (Jabal), seorang Mujahid di Semenanjung Arab, tentang peringatan saya untuk berhati-hati dari Humam Al-Hamid, kepada pimpinan di sana.
Lalu ada pertanyaan yang timbul: Apakah Humam Al-Hamid agen pemerintah Saudi, atau agen ISIS, atau keduanya! Inilah yang akan menjadi jelas setelah investigasi dengan pihak mata-mata.
(aliakram/arrahmah.com)