YORDANIA (Arrahmah.com) – Ulama asal Yordania, DR. Iyadh Al-Qunaibi, yang ditangkap pada Senin (15/6/2015) malam mengungkapkan kepada kakaknya mengenai alasan penangkapan yang dilakukan pihak berwenang Yordania terhadap dirinya.
Kepada kakaknya, Murad Al-Qunaibi, dia menyatakan bahwa dia ditahan dengan tuduhan menghasut gerakan anti-rezim karena sebuah makalah yang dia posting di akun Facebook. Hal itu dia sampaikan ketika sang kakak menjenguknya beberapa jam setelah dijemput polisi.
Kedua bersaudara itu hanya diberi waktu singkat oleh pihak berwenang Yordania. Murad kemudian mengungkapkan kepada portal berita assabeel.net tentang kondisi dan alasan penangkapan adiknya.
Dia mengatakan bahwa adiknya telah dipanggil oleh dinas intelijen Yordania sejak Senin (15/6) pagi untuk hadir di kantor Kejaksaan Keamanan Negara. Pemanggilan itu terkait makalah berjudul “Yordania Berada di Jurang Kehancuran” yang baru dipostingnya di Facebook.
Menurut kakaknya, DR. Iyadh menyatakan jaksa fokus menanyakan dua poin dalam makalah itu. Pertama, terkait kunjungan mahasiswa Yordania ke klub malam “Israel” dan renang campur baur antara wanita dan laki-laki orang-orang Yahudi. Kedua, terkait pertemuan yang digelar di Amman yang mengundang duta besar AS.
“Penyelidikian itu sangat singkat. Kemudian tanganku diborgol ke belakang, namun aku meminta diborgol ke depan, mereka menyetujuinya. Kemudian aku dimasukkan ke penjara Al-Muqir 2 dan ditempatkan di sel isolasi dengan tuduhan menghasut gerakan anti-rezim,” ujar DR. Iyadh sebagaimana disampaikan kakaknya.
Murad Al-Qunaibi menambahkan bahwa adiknya menolak menunjuk pengacara. Ia juga menolak menandatangani kesaksiannya di jaksa penuntut umum.
“Mental saudara saya sangat berani dan kuat. Bahkan ia meminta istrinya diberi kabar untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah,” katanya, sebagaimana dilansir kiblat.net.
Tidak hanya itu, tambahnya, adiknya juga sangat sabar dengan cobaan ini. DR. Iyadh memohon, cabaan ini semoga menjadi penghapus dosa-dosanya.
“Penahananku ini sebagai alasan di hadapan Allah dari (dosa) diam terhadap kemungkaran di negeri ini,” tutur DR. Iyadh kepada kakaknya.
Dia juga membantah kabar yang diberitakan media lokal bahwa adiknya itu anggota gerakan Salafi Jihadi Yordania. Dia menegaskan bahwa DR. Iyadh bukanlah anggota satu gerakan tertentu, namun dia adalah seorang dai serta dosen.
(banan/arrahmah.com)