ALEPPO (Arrahmah.com) – Pejuang Suriah telah mengalami kemajuan di kota Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, ujar aktivis lokal.
Laporan mengatakan pejuang Suriah terus memberikan tekanan di lingkungan Khaldiyeh pada Kamis (18/6/2015), sehari setelah pejuang Suriah menguasai lingkungan Rashideen dari tangan pasukan rezim Nushairiyah dan sekutunya, seperti dilansir Al Jazeera.
Ahmad Al-Ahmad dan Bahaa Halaby, aktivis yang berbasis di Aleppo mengatakan beberapa faksi memasuki Khaldiyeh pada Kamis (18/6) pagi.
Televisi corong propaganda rezim membantah pernyataan para aktivis yang mengatakan pengambilalihan Khaldiyeh, televisi tersebut juga membantah bahwa Rashideen telah dikuasai oleh pejuang Suriah, namun laporan mereka tidak disertai dengan bukti apapun.
Menurut aktivis Suriah, Rashideen pada Rabu (17/6) sore relatif tenang setelah pertempuran berat yang berlangsung hingga Selasa malam.
Ahmad dan Halaby menambahkan bahwa terjadi kekurangan bakan bakar yang parah di Aleppo dan desa-desa di dekatnya dalam beberapa hari terakhir.
Ahmad mengatakan kekurangan bahan bakar telah mendorong kenaikan harga roti dan pemadaman listrik di rumah sakit yang mengandalkan generator.
“Terjadi krisis kemanusiaan. Beberapa toko roti tutup dan kendaraan lebih sedikit terlihat di jalan-jalan,” ujar Ahmad.
Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional (International Committe of Red Cross/ICRC) pada Kamis (18/6) mengatakan bahwa sekitar 40.000 orang di pinggiran Damaskus, Moadamiyeh, membutuhkan layanan dasar termasuk air dan listrik.
ICRC dan Bulan Sabit Merah berhasil masuk ke Moadamiyeh pada minggu ini untuk memberikan bantuan untuk pertama kalinya sejak Desember lalu.
“Situasi kemanusiaan mengkhawatirkan,” ujar kepala ICRC di Suriah, Marianne Gasser.
“Jalan-jalan benar-benar kosong, toko-toko ditutup. Hampir tidak ada air dan makanan sulit didapat. Belum ada listik di kota tersebut selama dua tahun terakhir. Hampir tidak ada akses ke perawatan kesehatan yang layak.”
ICRC dan Bulan Sabit Merah membawa obat-obatan untuk penyakit kronis untuk mengobati sekitar 5.000 pasien, obat-obatan untuk anak-anak, dan peralatan medis untuk membantu ibu hamil saat melahirkan. (haninmazaya/arrahmah.com)