(Arrahmah.com) – Perhatian milyaran umat manusia pada 2 Mei 2011 lalu tertuju pada berita besar yang sangat menggemparkan. Hari itu media massa internasional mem-blow up berita terbunuhnya Syaikh Usamah bin Ladin oleh serangan pasukan khusus AS di Abottabad, Pakistan.
Berita itu kemudian dibenarkan oleh pernyataan resmi Al-Qaeda Pusat melalui Yayasan Media As-Sahab. Selama lebih dari sepekan setelah peristiwa itu, Barack Obama, AS dan sekutu-sekutunya di seluruh dunia masih merayakan kesuksesan mereka dalam memburu orang nomor satu dalam jaringan “organisasi teroris Islam” Al-Qaeda.
Pemerintahan Barrack Obama mengklaim telah mengangkut banyak dokumen penting dari rumah Syaikh Usamah bin Ladin di Abbottabad. Dari sekian banyak dokumen rahasia Al-Qaeda tersebut, sebanyak 17 dokumen secara resmi dipublikasikan oleh The Combating Terrorism Center (CTC) pada 3 Mei 2012 dengan judul “Letters from Abbottabad: Bin Ladin Sidelined?” CTC adalah lembaga resmi yang didirikan oleh The United States Military Academy, Akademi Militer AS, di West Point pada 2003.
Letters from Abbottabad merupakan kumpulan dari 17 surat dan draft surat, dengan total 175 halaman dalam bahasa Arab. Surat-surat tersebut ditulis oleh Syaikh Usamah bin Ladin atau tokoh penting Al-Qaeda Pusat lainnya, dan ditujukan kepada sejumlah tokoh penting Al-Qaeda di wilayah-wilayah, di antaranya kepada Syaikh Athiyatullah Al-Libi (Amir Al-Qaeda Wilayah Khurasan), Abu Bashir Nashir Al-Wuhaisyi (Amir Al-Qaeda Wilayah Semenanjung Arabia), Mukhtar Abu Zubair (Amir Al-Qaeda Wilayah Somalia atau Mujahidin Asy-Syabaab Somalia) dan lainnya.
Surat-surat tersebut menggambarkan komunikasi internal di antara para pucuk pimpinan Al-Qaeda dan cara Al-Qaeda me-manage jihad global melawan aliansi salibis-zionis internasional.
Baru-baru ini, Amerika Serikat kembali merilis sejumlah dokumen yang diklaim ditemukan di tempat persembunyian terakhir Syaikh Usamah Bin Ladin di Abbottabad, Pakistan, sebagaimana dilansir kiblat.net pada Selasa (16/6)
Dari 103 dokumen milik Al Qaeda yang baru-baru ini dirilis oleh AS, ada satu dokumen berjudul “Request Document from CTC”. Dokumen ini berisi permintaan dari sang penulis surat kepada penerima surat, untuk menyediakan sejumlah dokumen berupa jurnal dari CTC, lembaga think-tank kontraterorisme milik militer AS. Sayangnya, dalam surat tersebut tidak jelas tanggal surat itu dibuat, tidak disebutkan siapa penulis surat, dan tidak disebutkan penerima surat.
Lembaga CTC milik militer AS memang memiliki jurnal bulanan yang mereka beri nama CTC Sentinel. Dalam deskripsi di halaman resmi CTC Sentinel, mereka menyebutkan, “CTC Sentinel merupakan publikasi independen bulanan yang memanfaatkan jaringan global para peneliti dan praktisi untuk memahami dan menghadapi ancaman kontemporer yang ditimbulkan oleh terorisme dan segala bentuk kekerasan politik.”
Dalam tiap edisinya, jurnal CTC Sentinel menyoroti tentang perkembangan terbaru seputar dunia jihad; yang mereka deskripsikan sebagai terorisme. Maka, bukan hal aneh bila para pimpinan Al-Qaeda, sebagai salah satu pioner jihad global, dan musuh AS nomor wahid, juga ikut mengunduh jurnal CTC Sentinel dan membacanya. Ini menunjukkan, para pemimpin Al-Qaeda ingin selalu memperbaharui pikiran lawannya.
Sebagai jurnal resmi terbitan akademi militer AS, CTC Sentinel dapat merepresentasikan segala ide dan gagasan tentang strategi kontraterorisme yang ada di akademi militer AS. Oleh karena itu, dengan membaca jurnal CTC Sentinel, para pemimpin Al-Qaeda juga dapat membaca bagaimana cara AS memandang, sekaligus menghadapi Al-Qaeda.
Ya, pada masa sebelum Jihad Suriah terjadi, sebelum tahun 2011, AS memang hanya head to head dengan Al-Qaidah.
Pada masa Syaikh Usamah Bin Ladin masih hidup, video-video kemunculannya sering dianalisis oleh para peneliti Barat. Pun sama halnya dengan rilisan hasil operasi-operasi militer mujahidin Al-Qaeda, juga menjadi sarana bagi Barat untuk membaca taktik Al-Qaidah. Dengan membaca jurnal kontraterorisme milik AS, Al-Qaeda juga dapat mengukur seberapa besar operasi militer mereka itu mampu menggentarkan AS.
Pada akhirnya, mengkonsumsi tulisan, video, dan segala jenis publikasi musuh, merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menelisik strategi dan arah gerak musuh. Namun, harus disertai dengan penelitian yang mendalam. Karena bukan tidak mungkin, informasi yang disebarkan musuh lewat tulisannya bukanlah informasi yang sebenarnya, yang justru memancing agar musuhnya melakukan kekeliruan strategi.
Bila pimpinan Al-Qaeda rajin membaca jurnal CTC Sentinel, maka dalam tubuh Al-Qaeda mungkin ada semacam bagian Reseach and Development (R&D) yang bertugas menganalisis arah gerak dan respon musuh terhadap Al-Qaeda, yang selanjutnya memberi rekomendasi kepada pimpinan Al-Qaeda dalam merumuskan strategi dan menghindari taktik musuh.
Inilah sebagian ikhtiyar yang dilakukan oleh para mujahidin Al-Qaeda, di antara banyak ikhtiyar lainnya yang telah mereka lakukan dalam jihad fi sabilillah di abad ini. Adapun silih bergantinya kemenangan dan kekalahan yang dialami oleh para mujahidin, itu merupakan sunnatullah yang harus dijalani.
(aliakram/arrahmah.com)