YAMAN (Arrahmah.com) – Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) yang berbasis di Yaman telah mengonfirmasi kabar gugurnya pemimpin mereka, Syaikh Nasir Al-Wuhayshi, dalam serangan pesawat tanpa awak salibis AS.
AQAP menyatakan bahwa Syaikh Wuhayshi “gugur dalam serangan pesawat tak berawak AS yang menargetkan dia bersama dengan dua mujahidin lainnya,” ungkap pernyataan yang diposting online oleh sayap media Al-Qaeda, Al-Malahem, pada Senin (15/6/2015).
AQAP memandang Syaikh Wuhayshi sebagai pemimpin kedua mereka dalam tandzim Al-Qaeda setelah Amir Al-Qaeda Pusat, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri. Syaikh Wuhayshi juga merupakan salah seorang pemimpin Al-Qaeda yang namanya telah dimasukkan ke dalam daftar buronan paling dicari AS dengan tuduhan merencanakan serangan terhadap wilayah Amerika Serikat.
Situs Almasdar menyatakan bahwa mereka “memperoleh informasi yang dapat dipercaya [yang menyebutkan] bahwa [Syaikh] Al-Wuhayshi ditargetkan oleh pesawat tak berawak di kota Mukalla di provinsi timur Yaman Hadhramaut ini Jum’at lalu.”
Sebuah kekosongan keamanan di timur Yaman karena pertempuran antara Arab Saudi melawan pemberontak Syiah Houtsi dimanfaatkan Al-Qaeda untuk menegakkan aturan-aturan sosial di sana, ungkap warga setempat.
Badan-badan intelijen AS telah menganggap AQAP sebagai cabang paling berbahaya dari jaringan Mujahidin Al-Qaeda, lansir i24 News.
Salah satu petinggi kelompok ini, Syaikh Nassir bin Ali Al-Ansi, telah menyatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa AQAP berada di balik serangan di kantor majalah satir mingguan Perancis, Charlie Hebdo, yang menewaskan 12 orang penghina Nabi Muhammad ﷺ pada 7 Januari lalu.
Publikasi AQAP yang dirilis dalam bahasa Inggris itu juga telah menyerukan untuk melakukan serangan di luar negeri, serta telah memasukkan nama pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, di antara daftar target.
AQAP memiliki track record melancarkan serangan jauh dari basisnya di Yaman, termasuk upaya untuk meledakkan sebuah pesawat Amerika di Michigan pada Hari Natal tahun 2009.
Amerika Serikat takut bahwa operasi udara yang dipimpin Arab Saudi terhadap pemberontak Syiah Houtsi akan memberikan AQAP lebih banyak ruang untuk merencanakan serangan, sehingga mereka berupaya membuat tekanan pada kelompok jihad itu, termasuk dengan sejumlah serangan pengecut menggunakan pesawat tak berawak.
(banan/arrahmah.com)