PALESTINA (Arrahmah.com) – Data yang diberikan oleh militer “Israel” dan PBB telah mengungkapkan bahwa sejak darurat militer diberlakukan di Tepi Barat yang diduduki pada tahun 1967, sekitar 95.000 anak Palestina telah ditangkap oleh “Israel”, dengan rata-rata lebih dari 5 anak per harinya. Hampir 60.000 anak diyakini telah mengalami sejumlah bentuk kekerasan fisik dalam tahanan, lapor MEMO pada Rabu (10/6/2015).
Rincian yang diungkapkan minggu ini dalam sebuah laporan yang disampaikan oleh kelompok hak asasi Military Court Watch (MCW) ke Pelapor Khusus PBB tentang Penyiksaan dan Kekejaman, Perlakuan atau Penghukuman Tidak Manusiawi dan Melecehkan lainnya. Lebih dari 300 halaman bukti yang berkaitan dengan penganiayaan anak-anak Palestina yang ditahan militer “Israel” dimasukkan dalam laporan tersebut.
MCW menunjukkan bahwa bukti itu termasuk rincian dari 200 anak di bawah umur yang ditahan oleh militer “Israel” di Tepi Barat antara Januari 2013 dan Mei 2015. Pengajuan itu mengonfirmasi temuan sebelumnya oleh UNICEF bahwa “perlakuan buruk terhadap anak-anak, dalam kontak dengan sistem penahanan militer, tampaknya meluas, sistematis dan melembaga. “
Menurut kelompok hak asasi tersebut, temuan ini didasarkan pada bukti-bukti baru yang menunjukkan bahwa intimidasi, ancaman, pelecehan verbal, kekerasan fisik dan pelanggaran hak hukum dasar masih menjadi hal yang dianggap biasa dalam sistem. “Berdasarkan bukti, pengajuan juga menarik hubungan antara pelanggaran skala industri dan pemeliharaan pemukiman “Israel” di Tepi Barat,” tambah MCW. “Ini menyimpulkan bahwa untuk mengizinkan 370.000 pemukim ‘Israel’ tinggal di Tepi Barat yang melanggar hukum internasional tanpa gangguan yang serius, militer seakan menjadi perlu untuk mengadopsi strategi intimidasi massa dan hukuman kolektif.”
(banan/arrahmah.com)