GAZA (Arrahmah.com) – Musim panas ini, pelaut Swedia Joel Opperdoes, (32), tidak membawa kapal kargo di Laut Baltik.
Sebaliknya, ia berlayar menyusuri Eropa dengan lima anggota awak tetap pada kapal penangkap ikan bernama Marianne.
Tujuan akhir mereka adalah pelabuhan utama di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah blokade “Israel” dan Mesir yang telah diberlakukan selama delapan tahun terakhir, sebagaimana dilansir oleh Ma’an News Agency, Rabu (10/6/2015).
“Saya sangat percaya pada solidaritas internasional,” kata Opperdoes kepada Ma’an News Agency dari Lisbon, Portugal, di mana perahu itu mendarat pekan lalu.
“Saya senang untuk menggunakan keterampilan profesional saya untuk sesuatu yang baik.”
Marianne, yang meninggalkan Swedia pada 10 Mei, adalah salah satu kapal yang ikut serta dalam koalisi Freedom Flotilla III.
Sementara kapal penangkap ikan itu dibawa oleh kapal kelompok-kelompok solidaritas Palestina Swedia dan Kapal Norwegia, beberapa LSM internasional lainnya mendukung kampanye ini. Semuanya bersatu dalam tujuan untuk mengakhiri blokade Gaza.
Dua kapal lainnya akan bergabung dengan Marianne di Mediterania Timur. Untuk menghindari masalah sabotase, rincian perjalanan dirahasiakan.
Koalisi tersebut diharapkan bisa mencapai Gaza pada akhir Juni. Dua armada Freedom sebelumnya pernah berhasil sampai ke Gaza yang dikepung. Pada tahun 2010, pasukan “Israel” menewaskan sembilan aktivis di atas kapal Mavi Marmara Turki saat masih berada di perairan internasional.
Pada 2012, tentara “Israel” menawan kapal pro–Palestina yang lain, yang bernama Estelle, di lepas pantai Gaza dan membawa semua 30 penumpang ke pantai di Ashdod, “Israel”. Opperdoes merupakan salah satu dari mereka.
“Setelah interogasi panjang, mereka menuduh kami memasuki negara itu secara ilegal dan mendeportasi kami,” katanya kepada Ma’an News Agency.
Opperdoes juga dilarangan memasuki “Israel” selama 10 tahun. Opperdoes tidak pernah menginjakkan kaki di wilayah Palestina yang diduduki.
(ameera/arrahmah.com)