JAKARTA (Arrahmah.com) – Sejumlah Ulama dan tokoh umat Islam mendatangi kantor Kementerian Agama di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Kamis (28/5/2015), untuk menyampaikan keberatan terkait bacaan Al Quran langgam Jawa saat Isra Miraj di Istana Negara beberapa waktu lalu.
Para Ulama dan tokoh umat Islam sepakat meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin untu bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada umat Islam.
Tampak pada pertemuan itu Menag Lukman Hakim Saefuddin, Sekjen Kemenag dan jajarannya. Sementara para ulama dan tokoh umat Islam diantaranya tampak hadir KH. Misbahul Anam Ketua Umum DPP FPI (Front Pembela Islam), KH. Shabri Lubis, Ustadz Abu Jibriel (Wakil Amir Majelis Mujahidin),KH. Muhammad Al Khaththath Sekjend FUI, Ustadz Ahmad Nuuri (DDII) dan Budi Dharmawan (HTI).
K.H. Shabri Lubis ketua DPP FPI yang mengawali dialog mengatakan, baca Al Quran langgam Jawa ini mencengangkan dan belum pernah terjadi sejak Indonesia ada. Bahkan, kata dia, sejak dahulu sebelum Indonesia ada hal ini tidak pernah ada.
Menurutnya, bacaan Al Quran langgam Jawa adalah juga upaya liberalisasi agama.
Sedangkan K.H. Misbahul Anam menyampaikan tuntutan FPI kepada Menag Lukman. Tuntutan itu adalah:
1. Bertaubat kepada Allah karena melakukan istihza (mengolok-olok ayat Al Quran)
2. Tidak lagi mengulangi hal seperti itu.
3. Meinta maaf kepada umat Islam
Sementara K.H. Muhammad Al Khaththath mengatakan bahwa dirinya yang berasal dari Pasuruan Jawa Timur, dari lahir sampai gede belum pernah mendengar bacaan Al Quran langgam Jawa. “Langgam jawa suatu yang aneh,” ujarnya.
Terkait rencana menjadikan bacaan ini sebagai festifal, Khaththath menyampaikan, “Tolong pak menteri dihentikan inisiatif tersebut,” tegasnya.
Sebagai orang jawa, kata Al Khaththath, tidak enak mendengar bacaan Al Quran langgam jawa, “Apalagi yang bukan,” tukasnya.
Sejalan dengan tuntutan FPI, Ustadz Abu Jibriel juga meminta menteri agama bertaubat atas gagasannya bacaan Al Quran langgam Jawa. Pada kesempatan itu Ustadz Abu Jibriel juga menyampaikan kritiknya terhadap Menag yang memberi kata pengantar pada buku Syiah dan rencana menjadikan Bahai sebagai agama resmi.
Sementara Budi Dharmawan mengatakan haram baca Al Quran langgam Jawa. Dia juga menyinggung gagasan Islam Nusantara atau Indonesia, itu adalah ashobiyah yang merupakan strategi kaum kafir yang ingin menghancurkan Islam. (azmuttaqin/arrahmah.com)