TEHRAN (Arrahmah.com) – Setidaknya enam juta warga Iran sedang berjuang melawan masalah yang berhubungan dengan obat terlarang. Terlebih Republik Syiah itu terus berurusan dengan industri perdagangan narkoba yang terus berkembang. Demikian Al Arabiya News Channel melansir, Kamis (21/5/2015).
The Financial Times melaporkan angka awal tahun ini, mengutip catatan resmi, memperkirakan 1,3 juta sedang dirawat karena kecanduan mereka.
Pusat rehabilitasi tidak bisa lagi menyerap meningkatnya jumlah mereka yang mencari bantuan. Para mantan pecandu bahkan kini diminta untuk mendirikan fasilitas rehabilitasi mereka sendiri.
Pasar obat Iran adalah salah satu yang paling “hebat” di dunia. Opium terus menjadi populer karena ketersediaan narkotika sangat berlimpah di Iran, yang berbatasan dengan produsen terbesarnya, [Syiah] Afghanistan.
“Geografi adalah masalah besar di sini [terkait] dengan masalah yang ada di Pakistan dan Afghanistan. Iran adalah negara pertama yang menjadi jalur obat terlarang untuk masuk ke pasar nyata di Eropa dan bagian lain dunia, sehingga geografi jelas bekerja melawan [masalah], “Trita Parsi, presiden Dewan Nasional Amerika Iran mengatakan kepada Al Arabiya News.
Jawaban Iran
Sheesheh, atau shabu, adalah yang kedua obat yang paling populer di negeri ini. Menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, negara ini pengimpor terbesar keempat di dunia dari pseudoefedrin, bahan kimia utama yang digunakan untuk membuat shabu.
Meskipun beberapa presiden Iran telah bersumpah untuk mengatasi masalah ini. Namun beberapa upaya telah tidak efektif, di lain pihak masih ada yang berharap.
Sementara kedekatan Iran ke Pakistan dan Afghanistan merupakan faktor utama dalam masalah narkoba yang, Parsi mengatakan pihak berwenang “belum seefektif yang mereka inginkan.”
“… Jumlah [sensus] yang sangat besar orang yang mereka perkirakan merupakan indikasi bahwa mereka gagal karena jika sejumlah besar ini sesuai [kenyataan], itu akan telah dikurangi sekarang.”
Secara terpisah, Al Arabiya News Channel melaporkan bahwa anggota Pengawal Revolusi Iran tidak hanya membiarkan perdagangan narkoba tetapi telah memanfaatkan penyelundupan. (adibahasan/arrahmah.com)