SANA’A (Arrahmah.com) – Seragan udara militer koalisi pimpinan Arab Saudi yang menargetkan milisi Syi’ah Houtsi di seluruh Yaman kembali dilancarkan pada Senin (18/5/2015) dan bentrokan sengit berlangsung di seluruh negeri setelah gencatan
senjata lima hari berakhir.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan akan mengadakan konferensi “perdamaian” di Yaman dalam waktu dekat, namun ingin pertempuran dihentikan sebelum ia mengirimkan undangan, menurut juru bicaranya.
Sejauh ini, menurut laporan PBB jumlah korban tewas dalam konflik Yaman telah mencapai 1.820 dan 7.330 lainnya terluka sejak 19 Maret 2015. Laporan menambahkan kelompok-kelompok bantuan memperkirakan bahwa lebih dari 545.000 orang telah mengungsi sejak 26 Maret, seperti dilansir AP.
Puluhan politisi dan pemimpin suku telah melakukan pembicaraan di ibukota Saudi untuk membahas jalan keluar krisis, namun milisi Syi’ah Houtsi yang didukung Iran memboikot pertemuan. Houtsi menolak tujuan utama pembicaraan yang ingin
mengembalikan presiden Mansour Hadi ke kekuasaan.
Gencatan senjata tampaknya telah memungkinkan milisi Syi’ah Houtsi dan sekutu mereka untuk menyebarkan lebih banyak pasukan ke kota pelabuhan Aden, di mana telah terjadi pertempuran sengit selama berminggu-minggu.
Houtsi dan sekutunya telah mengambil alih kota Lawdar pada akhir pekan lalu yang akan memungkinkan mereka untuk menyalurkan pasukan ke Aden dari utara. Saksi mata mengatakan milisi Syi’ah menahan puluhan milisi pro-pemerintah di Lawdar dan menghancurkan rumah-rumah mereka. Para saksi berbicara dengan syarat anonim karena alasan keamanan, lapor AP.
Di Dhale, gerbang lain menuju Aden, komandan milisi pro-pemerintah Hadi, Ahmed Harmel mengatakan bentrokan sengit berkecamuk semalam.
Di Taiz, kota terbesar ketiga di Yaman, pertempuran jalanan berkecamuk di seluruh hari gencatan senjata. Para pejabat medis mengatakan terdapat lebih dari 41 warga sipil telah tewas dan 230 terluka selama bulan lalu. Mereka mengatakan sebagian besar kematian akibat penembakan acak di daerah pemukiman oleh milisi Syi’ah Houtsi.
Sementara itu serangan udara koalisi menyerang posisi Houtsi di beberapa lingkungan Aden setelah gencatan senjata berakhir pada Ahad (17/5). Serangan juga terjadi di jantung posisi Houtsi di provinsi Saada dekat perbatasan Saudi.
Dari pengasingannya di Riyadh, Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin mengatakan kepada Al Arabiya pada Senin (18/5) bahwa tidak ada pembicaraan yang berlangsung untuk memperbaharui jeda kemanusiaanyang menurutnya telah dilanggar oleh Houtsi.
Juru bicara PBB mengatakan bahwa dalam empat hari pertama pekerja kemanusiaan mengirimkan bantuan makanan yang cukup untuk menutupi kebutuhan satu bulan untuk 273.000 oang, bahan bakar untuk menjamin akses air bersih untuk 1,2 juta orang dan mendistribusikan kebutuhan penting lainnya di luar makanan bagi hampir 32.000 orang. Pasokan peralatan dan perlengkapan medis juga didistribusikan kepada rumah sakit dan fasilitas kesehatan di lima provinsi. (haninmazaya/arrahmah.com)