SANA’A (Arrahmah.com) – Mantan diktator Yaman yang digulingkan oleh rakyatnya, Ali Abdullah Saleh, secara resmi mengumumkan aliansi dengan milisi Syi’ah Houtsi untuk pertama kalinya setelah koalisi pimpinan Saudi meluncurkan dua serangan udara di rumahnya di ibukota Sana’a.
Saleh akhirnya mundur dari kekuasaan pada 2012 setelah setahun aksi protes nasional mematikan yang menuntut mundurnya penguasa Yaman selama tiga dekade tersebut. Ia dilaporkan lolos tanpa cedera setelah serangan awal pada Ahad (10/5/2015) pagi, lansir Al Jazeera.
Dia tidak berada di rumah selama pemboman berlangsung yang menewaskan tiga penjaga dan menghancurkan tiga bangunan.
Saleh yang selama ini dikenal memihak pada Syi’ah Houtsi yang melakukan pemberontakan, merebut ibukota Yaman dan menggulingkan presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi pada bulan Februari lalu, kemudian menantang melawan koalisi pimpinan Arab Saudi.
“Kalian harus terus menenteng senjata kalian, siap untuk mengorbankan nyawa dalam pertahanan melawan serangan-serangan ini,” ujar Saleh merujuk pada milisi Syi’ah Houtsi.
“Saya bisa menggambarkan agresi ini sebagai tindakan pengecut,” lanjutnya.
“Jika kalian cukup berani, datang dan hadapi kami di medan perang, datang dan kami akan menyambut resepsi kalian. Bombardir oleh roket dan jet tempur tidak bisa memungkinkan Anda untuk mencapai salah satu tujuan Anda.”
Komentar Saleh datang setelah milisi Syi’ah Houtsi merilis pernyataan yang mengklaim bahwa mereka akan memberikan sinyal “positif” terkait upaya untuk mengangkat penderitaan rakyat Yaman. Mereka mengklaim bahwa mereka bisa menerima gencatan senjata untuk kemanusiaan selama lima hari yang diusulkan oleh Arab Saudi.
Adel al-Jubeir, menteri luar negeri Arab Saudi mengumumkan proposal pada Kamis untuk gencatan senjata lima hari untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Yaman, namun hanya dengan syarat bahwa Houtsi juga mengehentikan pertempuran.
Jika gencatan senjata yang diusulkan ini disetujui, maka akan dimulai pada Selasa (12/5).
“Kami menunggu konfirmasi dari sisi Houtsi, konfirmasi resmi,” tulis juru bicara kementerian luar negeri Saudi dalam akun media sosialnya seperti dilansir Al Jazeera. (haninmazaya/arrahmah.com)