JAYAPURA (Arrahmah.com) – Teror yang telah menewaskan anggota masyarakat dan puluhan personel TNI-Polri berupa gerakan separatis Papua yang digawangi oleh Organisai Papua Merdeka (OPM) disikapi dengan sangat lembut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi meminta anggota TNI-Polri mengubah pendekatan dalam menangani konflik bersenjata yang terjadi di Papua.
“Saya ingin agar pendekatan di Papua diubah, bukan pendekatan keamanan represif, tetapi diganti pendekatan pembangunan dengan pendekatan kesejahteraan,” kata presiden di depan ratusan Prajurit TNI dan Polri di Markas Korem Jayapura, Sabtu (9/5/2015), dikutip dari Antara.
Dia mencontohkan TNI-Polri aktif dalam pelayanan masyarakat, seperti mengajar di sekolah yang kekurangan guru atau membangun jalan di perbatasan.
“Itu akan dilihat masyarakat, itu lho yang membangun jalan, yang mengajar sekolah ada dari TNI-Polri. saya kira pendekatan-pendekatan seperti yang dilakukan,” kata Jokowi.
Grasi untuk gembong separatis
Jokowi juga memberikan grasi kepada lima orang tahanan politik (tapol) ketika berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu petang.
“Kita ingin menciptakan Papua sebagai tanah yang damai. Adapun sore ini saya memberikan grasi kepada lima orang, yaitu yang pertama kepada saudara Linus Hiluka yang dihukum 20 tahun penjara, Numbungga Telenggen dihukum seumur hidup, Apotnaholik Lokobal yang dihukum 20 tahun, Kimanus Wenda yang dihukum 20 tahun dan Yafrai Murib yang dihukum seumur hidup,” kata Presiden Jokowi.
Jokowi menegaskan pemberian grasi itu merupakan langkah awal dari pembebasan tapol di Indonesia.
“Kemudiannya, nanti, hal ini akan dilanjuti dengan amnesti dan lainnya dan kurang lebih ada 90 orang yang ada di sel,” demikian Jokowi. (azm/arrahmah.com)