PARIS (Arrahmah.com) – Pasca pelarangan rok panjang ditetapkan seorang kepala sekolah pada Kamis pagi yang hangat bulan lalu, Sarah, gadis Muslimah (15) bersikukuh mengenakan pakaiannya yang sopan itu. Bahkan, saat ini ia mendapatkan dukungan dari netizen untuk tetap mengenakan roknya, sebagaimana dilansir The Anadolu Agency, Sabtu (2/5/2015).
Sebelumnya, gadis Muslim Perancis keturunan Aljazair itu telah terbiasa melepaskan keurudungnya sebelum dia memasuki gerbang SMP Leo Lagrange di Charleville-Mezieres. Sarah telah mengenakan kerudung selama setahun terakhir, tetapi agar ia bisa bersekolah, dia terpaksa melepasnya karena hukum yang berlaku Perancis tahun 2004 yang melarang siswa mengenakan pakaian atau apapun yang menunjukkan identitas agama, seperti jilbab, kupluk atau salib di sekolah.
Namun, pada hari pertengahan April, ia mendapatkan sesuatu yang membuatnya terkejut. “Saya sedang bersiap-siap untuk melepaskan kerudung saya seperti biasa, dan saya melihat kepala sekolah sedang menunggu saya beberapa meter di luar sekolah,” kata Sarah kepada The Anadolu Agency.
“Dia mendekati saya dan meminta saya untuk kembali ke rumah dan mengganti pakaian saya.”
Sarah saat itu sedang mengenakan rok panjang. Kepala sekolah itu mengatakan kepadanya bahwa pakaiannya “terlalu religius.” Karena dia tinggal jauh dari sekolah, Sarah memohon kepada kepala sekolah untuk mengizinkan dia mengikuti pelajaran pada hari itu, dan berjanji untuk mengganti pakaiannya pada hari berikutnya.
Akan tetapi permintaa Sarah ditolak oleh kepala sekolah. Keesokan harinya, dia datang dengan celana. Tidak ada masalah.
Tapi ketika keesokan harinya dia datang kembali ke sekolah dengan mengenakan rok hitam panjang. Sarah dilarang lagi dan disuruh kembali ke rumah dengan disertai surat peringatan yang ditujukan kepada orang tuanya.
“Itu bukan alasan yang sah untuk mengeluarkan saya dari sekolah,” kata Sarah. “Rok hanyalah sebuah gaya berpakaian, tidak ada tanda yang mencolok. Ini adalah rok yang indah dan saya merasa senang memakainya.”
Akan tetapi, pejabat Perancis setempat malah membela tindakan kepala sekolah dan mengatakan bahwa tindakan kepala sekolah itu sesuai dengan hukum.
Dukungan netizen kepada Sarah
Kasus Sarah telah menyebabkan kemarahan netizen di media sosiall. Dengan hashtag #JePorteMaJupeCommeJeVeux (saya memakai rok saya karena saya suka memakainya) dukungan itu menyebar seperti virus di seluruh dunia.
Abdallah Zekri, presiden dari Observatorium Nasional Melawan Islamophobia mengatakan kepada The Anadolu Agency bahwa tindakan kepala sekolah itu “keterlaluan dan tidak dapat diterima” bahwa seorang gadis dikeluarkan dari sekolah dengan alasan melanggar prinsip-prinsip sekularisme.
“Mengenakan rok panjang bukan sesuatu yang mencolok,” kata Zekri. “Gadis itu telah berupaya menghormati hukum yang berlaku dengan tidak mengenakan kerudungnya di sekolah, jadi saya tidak bisa melihat sekularisme yang mana yang mereka bicarakan.”
“Saya yakin saya diskors karena pihak sekolah tahu saya memakai kerudung saat di luar sekolah,” kata Sarah.” Mengapa gadis-gadis lain yang non-Muslim tapi memakai rok panjang diperbolehkan? “
Elsa Ray, juru bicara dari geraka “Bersama Melawan Islamophobia” di Perancis mengatakan kepada The Anadolu Agency bahwa kasus Sarah bukanlah kasus yang berdiri sendiri.
“Selama dua tahun terakhir, kami berurusan dengan ratusan kasus serupa,” kata Ray. “Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa gadis dikeluarkan dari kelas karena mengenakan rok di wilayah selatan kota Montpellier.”
“Penangguhan dari sekolah untuk alasan tersebut adalah melawan hukum. Ini merupakan serangan terhadap kebebasan gadis-gadis ini, yang memiliki hak seperti orang lain untuk berpakaian dengan cara yang mereka inginkan,” tambahnya.
Kenneth Roth, direktur eksekutif Human Rights Watch, mengatakan di Twitter bahwa Perancis “membawa sekularisme terlalu jauh.”
“Ke depan saya akan kembali ke sekolah untuk melanjutkan pendidikan saya dan saya akan tetap memakai rok saya,” kata Sarah dengan nada tegas.
Ditanya apa yang akan dia lakukan jika dia mendapat skorsing lagi, Sarah tersenyum dan berkata, “Mari kita tunggu dan lihat apa yang akan terjadi.”
(ameera/arrahmah.com)