KATHMANDU (Arrahmah.com) – Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter yang melanda sebelah barat ibukota Nepal Kathmandu pada Sabtu (25/4/2015) telah menewaskan lebih dari 1000 orang, melukai ratusan orang dan menyebabkan selubung di atas lembah, dokter dan saksi mengungkapkan, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Gempa paling kuat yang kembali menghantam negara Himalaya sejak 81 tahun juga menyebabkan kerusakan di negara tentangga India dan Bangladesh dan memicu longsor di Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia.
Sebuah gempa dangkal biasanya lebih berbahaya karena jumlah energi yang dilepaskan difokuskan di wilayah yang lebih kecil.
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat itu terus bertambah. Catatan terakhir, korban tewas mencapai 1.341 orang.
Juru bicara Kepolisian Nepal menyatakan dari 1.341 orang korban tewas, 630 di antaranya ditemukan di Lembah Kathmandu dan 300 lainnya di pusat kota. Sisanya ditemukan tersebar di berbagai daerah. Korban tewas juga ditemukan di India 34 orang, Tibet 2 orang, dan di perbatasan Nepal dan China 2 orang.
Menara bersejarah Dharahara yang juga dikenal sebagai Menara Bhimsen yang terletak di ibu kota Nepal, Kathmandu, roboh menyusul gempa dahsyat berkekuatan 7,9 SR yang menggoyang negeri itu.
Sejauh ini, ditemukan dua korban jiwa yang telah ditemukan jenazahnya pasca-runtuhnya obyek wisata terkenal itu.
Pihak berwajib belum dapat memastikan berapa banyak pengunjung menara yang dibangun pada tahun 1832 itu ketika gempa terjadi. Namun, menurut laporan CNN-IBN, diperkirakan sekitar 400 orang terjebak.
Kepolisian segera memagari menara setinggi sembilan lantai itu. Menara Dharahara merupakan salah satu landmark bersejarah Kathmandu yang diakui UNESCO.
Di lantai 8, terdapat balkon khusus bagi pengunjung untuk melihat panorama indahnya Lembah Kathmandu. Menara ini memiliki tangga berbentuk spiral dengan 213 langkah kaki untuk mencapai puncak. Tiang setinggi 5,2 meter yang dilapisi perunggu menghiasi puncak obyek wisata yang dibuka untuk umum sejak tahun 2005 ini.
Nepal atau lengkapnya Republik Demokratik Nepal terbilang negara yang rawan terhadap gempa bumi. Hal ini karena negara yang tak punya kawasan laut itu berada di lingkaran pegunungan aktif. Menurut warta laman Bloomberg pada Sabtu (25/4/2015), selain Nepal, India dan Kashmir juga masuk di kawasan gunung api aktif ini.
Tercatat, pada 1934, gempa melanda Nepal, tepatnya di sebelah barat Sikkim. Gempa bermagnitud 8,2 pada 15 Januari itu menewaskan 16.000 orang.
Kemudian, pada 2005, gempa juga melanda Kashmir. Bencana alam itu menewaskan juga 70.000 warga di negara tetangga Kashmir, Pakistan.
Selanjutnya, pada September 2011, gempa melanda Sikkim bagian selatan. Gempa bermagnitud 6,9 itu menewaskan 80 orang.
(ameera/arrahmah.com)