DAMASKUS (Arrahmah.com) – Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) melaporkan bahwa sedikitnya 463 aktivis media telah dibunuh dan 1.027 lainnya ditangkap oleh rezim brutal Bashar al-Assad, lansir Zaman Al Wasl pada Jum’at (24/4/2015).
Saat protes massa dimulai pada Maret 2011 menentang rezim Bashar al-Assad, rezim menyadari peran penting media dalam mengungkap kejahatan dan pelanggaran mereka sehingga mereka berjuang dengan segala sesuatu yang mereka miliki dan memblokir media Arab dan media internasional dengan presentase yang mencapai 100%, lalu aktivis lokal menuju ke media alternatif melalui teknologi modern dan melalui jaringan sosial.
Mereka mulai melakukan reportase berbekal ponsel sederhana. Seiring waktu berjalan, gerakan mereka berkembang. Peralatan dan formasi mereka dikembangkan, mereka mulai lihai dalam memberitakan peristiwa dan mempublikasikannya dengan gambar atau video yang lebih jelas. Website khusus, juga surat kabar dan stasiun radio mulai muncul, namun munculnya media alternatif ini tidak disertai dengan tingkat yang sama pelatihan kemampuan dan batas-batas orang yang bertanggung jawab.
Rezim Nushairiyah Suriah memerangi aktivis media ini dengan melakukan pembunuhan dan penangkapan. Banyak dari mereka yang menderita, meninggal dunia setelah disiksa dan rezim berharap hal ini menjadi peringatan bagi seluruh rekan-rekan mereka.
Ketika protes beralih ke konflik (pertempuran), pelanggaran terhadap insan pers menjadi lebih luas dan meningkat drastis saat sebuah konsep sederhana dari sebuah pengorbanan dibuat oleh aktivis media dan jurnalis untuk memberitakan kebenaran harus dibayar dengan nyawa mereka. SNHR mencatat banyak kasus bahwa foto terakhir yang diambil oleh lensa fotografer untuk mengungkapkan sebuah peristiwa adalah saat ia kehilangan nyawanya. (haninmazaya/arrahmah.com)