SANA’A (Arrahmah.com) – Sedikitnya 46 orang tewas di ibukota Yaman setelah serangan udara Saudi yang menargetkan basis senjata yang diduga milik milisi Syi’ah Houtsi.
Para pejabat kesehatan mengatakan kepada Al Jazeera pada Senin (20/4/2015) bahwa lebih dari 300 orang terluka ketika pesawat tempur dilaporkan menyerang pangkalan rudal scud di distrik Faj Attan, sebuah distrik di barat Sana’a, yang memicu serangkaian ledakan.
Asap hitam tebal mengepul ke langit saat sejumlah rumah dan kendaraan di dekatnya hancur meninggalkan jalan-jalan penuh dengan puing.
“Sejauh ini, ini adalah ledakan terkuat yang pernah disaksikan di Sana’a. Ratusan bahkan ribuan rumah telah rusak, mengirim ribuan orang melarikan diri dari daerah,” ujar Hakim al-Masmari, editor-in-cief Yemen Post kepada Al Jazeera.
Warga mengatakan ledakan mengirim gelombang kejutan di seluruh kota dengan warga sipil melarikan diri dari rumah mereka setelahnya.
“Rasanya seperti pintu nerakan dibuka,” ujar penduduk, Mohammed Sarhan mengatakan kepada AP.
“Saya merasa rumah terangkat dan terjatuh,” lanjutnya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya telah memanggil utusan Arab Saudi untuk Teheran setelah jendela di kedutaan Iran yang hancur oleh ledakan itu.
Riyadh Yassine, Menteri Luar Negeri Yaman mengatakan negara-negara Teluk akan meluncurkan proyek rekonstruksi besar untuk membangun kembali negara itu setelah konflik berakhir.
Basis yang ditargetkan dalam serangan udara itu adalah milik brigade rudal Garda Republik, unit militer yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang dipaksa mundur pada tahun 2012 setelah gelombang protes terhadap pemerintahannya.
Unit tentara yang setia kepada Saleh telah berpihak kepada Houtsi dalam pertarungan melawan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Laporan Al Jazeera mengatakan bahwa mungkin Riyadh menargetkan basis tersebut atas kekhawatiran bahwa milisi Houtsi bisa menggunakan rudal Scud di basis tersebut untuk menargetkan kerajaan.
“Saudi takut kalau rudal ini diambil di dekat perbatasan mereka akan menimbulkan kerusakan di sana.”
“Jika dimodifikasi mereka (rudal Scud) bisa mencapai ratusan kilometer,” ujar reporter Al Jazeera.
Negara-negara Teluk dan Arab Saudi melancarkan kampanye udara sejak akhir Maret lalu, mereka mengklaim menargetkan milisi Syi’ah Houtsi yang merebut Sana’a pada bulan September dan memaksa Hadi meninggalkan negara itu.
Kerajaan Saudi mengatakan serangan akan berlanjut sampai Hadi kembali dan Houtsi menyerah. (haninmazaya/arrahmah.com)