TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Tentara “Israel” menggunakan warga Palestina sebagai target untuk pelatihan mereka, Haaretz melaporkan mengutip pernyataan seorang mantan tentara.
Dalam artikel berjudul: “Dari tentara ‘Israel’ menjadi seorang penentang”, Haaretz mengatakan bahwa setelah dua tahun di Pasukan Pertahanan, Yaron Kaplan (21) dari Lod menyatakan dirinya sebagai penentang dan menolak untuk melanjutkan pelayanannya karena pendudukan “Israel” di Tepi Barat.
“Dari saat saya memulai pelatihan, saya mengerti bagaimana kerasnya tempat ini,” ujarnya.
“Itu adalah pengalaman yang benar-benar traumatis. Setiap kali kami akan melakukan latihan menembak, kami akan mengeksekusi seseorang. ‘Sekarang kita menembak Mohammed, sekarang kita menembak Ahmed’,” ungkapnya.
Kaplan mengatakan bahwa ia bergabung dengan militer setelah ia lulus dari sekolah militer, namun sekarang sudah berhenti. Dia menjelaskan karena sifat kerasnya tentara.
Mengesampingkan kesempatan untuk solusi damai bagi konflik Palestina-“Israel”, ia berkata: “Saya tidak bisa mengharapkan atau meminta dari seseorang bahwa ia akan menjadi pasangan saya atau bahwa ia benar-benar harus melihat saya sebagai mitra dialog selama saya memaksakan rezim militer kepadanya,” lanjutnya seperti dilansir Middle East Monitor pada Selasa (7/4/2015).
Kaplan mengatakan bahwa ia tidak akan kembali ke dinas militer setelah Paskah, ia akan hadir di basis militernya dan berharap untuk dipenjara.
“Saya sepenuhnya menyadari konsekuensi ini, saya tidak ragu dan ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Rasa emosional dan hati nurani saya mengatakan bahwa saya akan membayar untuk penderitaan mental menjadi seorang tentara yang terlalu berat dari perspektif saya.” (haninmazaya/arrahmah.com)