ADEN (Arrahmah.com) – Milisi Syi’ah Houtsi yang berupaya untuk mengontrol Yaman dan pasukan pendukung presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi telah terlibat dalam bentrokan sengit di selatan negara itu, meninggalkan lebih dari 140 orang tewas dalam 24 jam terakhir saat Palang Merah menghadapi keterlambatan untuk memberikan pasokan penting.
Bentrokan pada Senin (6/4/2015) terjadi di Aden, kota terbesar ketiga Yaman dan basis kekuatan bagi Hadi yang saat ini melarikan diri ke Arab Saudi saat milisi Syi’ah Houtsi memperluas kendali mereka di seluruh negeri.
Mengutip pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya, kantor berita AFP melaporkan bahwa 17 warga sipil termasuk di antara lebih dari 140 orang yang tewas di Aden, di mana pertempuran masih terus berlanjut karena milisi Syi’ah berusaha untuk merebut kota pelabuhan tersebut.
Bentrokan terjadi di tengah laporan bahwa Hadi memecat tiga perwira militernya. Mereka adalah Jenderal Abdullah Khayran, Kepala Staf, Wakil Kepala staf Jenderal Zakariah al-Shami dan Kepala PAsukan Khusus Jenderal Abdularrazak Almrouni,
seperti dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, pekerja bantuan memperingatkan situasi yang mengerikan di negara semenanjung Arab yang miskin, di mana koalisi yang dipimpin oleh Saudi melancarkan perang yang diklaim untuk menghentikan kekuatan milisi Syi’ah yang didukung Iran.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa meskipun mendapatkan izin dari koalisi, sebuah kapal bantuan yang dikitim dari sebuah basis di Djibouti tidak diizinkan untuk terbang. Sitara Jabeen, juru bicara ICRC mengatakan kepada Al Jazeera bahwa situasi kemanusiaan memburuk.
“Situasi di Yaman masih sangat kritis. Konflik semakin meningkat, khususnya di Aden. Kami masih berusaha untuk menemukan pesawat kargo yang dapat membawa pasokan kami ke Sana’a,” ujar Jabeen.
“Kami mendapat izin dari koalisi kemarin [untuk mengirimkan pasokan], tapi sejauh ini kami belum bisa menemukan solusi logistik untuk masalah ini. Tidak ada maskapai yang terbang ke Sana’a dan maskapai negara sendiri menunda penerbangan sampai pemberitahuan lebih lanjut.”
Pesawat tempur koalisi yang dipimpin Saudi telah melancarkan serangan udara terhadap Syi’ah Houtsi sejak 26 Maret, namun Houtsi terus melakukan perlawanan dan mengatakan mereka hanya akan menerima pembicaraan damai jika serangan udara dihentikan.
Tidak diketahui jumlah korban tewas sejak serangan udara dimulai, namun badan-badan bantuan mengatakan lebih dari 330.000 orang telah mengungsi. Banyak orang di Aden dan Sana’a yang membutuhkan pasokan mendasar.
Basharaheel Hisham Basharaheel, wakil editor harian Al-Ayyam mengatakan kepada Al Jazeera: “Orang-orang kehabisan makanan. tidak ada air. Tidak ada listrik. Rumah sakit berada dalam bentuk yang jauh lebih buruk. Kami melihat banyak korban terluka dengan tidak ada apapun untuk menyelamatkan mereka. Tidak ada perlengkapan pertolongan pertama, misalnya.”
Setidaknya tiga relawan Bulan Sabit Merah tewas selama seminggu terakhir saat mengevakuasi korban luka dan mengambil mayat dari pertempuran di Aden, lapor AP.
ICRC pada Jum’at (3/4) dalam sebuah pernyataan menyebut pembunuhan itu disengaja. (haninmazaya/arrahmah.com)