YAMAN (Arrahmah.com) – Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) yang berbasis di Yaman berhasil mengambilalih Mukallah, ibukota provinsi timur Yaman Hadramaut.
Pembebasan Mukallah dilancarkan hanya satu hari setelah Mujahidin AQAP menyerbu beberapa bangunan pemerintah dan membebaskan ratusan tahanan, termasuk seorang komandan senior.
Pasukan Yaman meninggalkan dua pangkalan militer di kota, “meninggalkan Humvee buatan Amerika dan peralatan lainnya yang kemudian disita oleh pejuang yang maju,” lapor The New York Times.
Jatuhnya Mukallah terjadi hanya satu hari setelah tim serbu AQAP menyebar di seluruh kota dan menguasai fasilitas penting, termasuk kantor pusat provinsi Hadramaut, kantor polisi setempat, kantor administrasi provinsi, penjara pusat, dan cabang dari bank pusat.
Para pejabat memperkirakan bahwa lebih dari 300 tahanan, termasuk seorang komandan yang dikenal sebagai Syaikh Khaled Al-Batarfi, berhasil meloloskan diri dalam serangan AQAP di Penjara Pusat. Syaikh Khaled Al-Batarfi adalah kepala operasi militer AQAP untuk provinsi Abyan dan Baydah ketika beliau ditangkap pada tahun 2011.
Hadramaut adalah rumah leluhur Syaikh Usamah bin Ladin Rahimahullah, dan provinsi tersebut telah menjadi benteng AQAP selama beberapa tahun terakhir. Kelompok jihad berkumpul kembali di Hadramaut dan provinsi lainnya setelah kehilangan kendali atas kota-kota besar di provinsi Abyan dan Shabwa setelah mendapat serangan pasukan thaghut Yaman pada akhir musim semi 2012.
AQAP telah meluncurkan sejumlah serangan terhadap pasukan keamanan Yaman di Mukallah selama tiga tahun terakhir. Dalam satu serangan, pada bulan Juni 2013, tim penyerang AQAP berukuran pleton menyerbu markas yang dikelola oleh Organisasi Keamanan paramiliter Pusat Kementerian Dalam Negeri. Sejumlah tentara tewas dan markas tersebut dikuasai oleh Mujahidin AQAP selama beberapa hari sebelum akhirnya direbut kembali oleh pasukan komando.
Kekacauan di Yaman membuat militer AS terpaksa menarik semua personel militer dan diplomatik dari negara tersebut. Salibis AS telah mengandalkan pemerintah Hadi sebagai mitra dalam strategi “kontraterorisme” melawan Al-Qaeda. AS meluncurkan serangkaian serangan drone dan serangan udara konvensional terhadap Mujahidin AQAP sejak tahun 2009 hingga awal tahun ini.
Presiden Barack Obama telah menggambarkan strategi AS bermitra dengan pasukan lokal Yaman sebagai salah satu strategi yang berhasil mereka terapkan selama bertahun-tahun ketika mengumumkan dimulainya serangan udara terhadap kelompok Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Irak musim panas lalu, sebagaimana diansir Muqawamah Media pada Ahad (5/4/2015).
Walaupun AS telah membunuh beberapa pemimpin senior AQAP, namun kader kepemimpinan AQAP tetap utuh, dan Amirnya, Syaikh Nasir Al-Wuhayshi, dipromosikan untuk menjabat sebagai general manager Al-Qaeda selama serangan udara.
(banan/arrahmah.com)