Amerika (arrahmah) – Poling Gallup menunjukkan, 39 persen orang AS berprasangka buruk terhadap orang Islam. Dan jika ada Muslim disakiti di tempat umum, mereka hanya acuh tak acuh.
Apa yang akan dilakukan warga Amerika bila melihat orang Islam, yang juga warga Amerika, diejek, dihina, dan disakiti di sebuah toko roti hanya lantaran ia seorang Muslim?
Reaksi mereka hanyalah mengangkat bahu, mengacungkan jempol dan jarang membela orang Islam yang disakiti itu. Reaksi ini menunjukkan bahwa ketakutan atau kebencian akan Islam atau Islamofobia marak terjadi di AS.
Sikap masa bodoh, tak peduli dan Islamofobia terlihat dalam reaksi yang ditunjukkan para konsumen seperti yang terekam kamera tersembunyi dalam acara primetime di ABC News bertajuk ‘What Would You Do?’ dan ditayangkan 27 Februari lalu.
Dalam pertunjukkan itu tampak seorang aktris yang menyamar sebagai seorang pelanggan muslim dan berjilbab serta seorang aktor yang bertindak sebagai penjual di sebuah toko roti di Texas.
Ketika wanita ini meminta diberikan roti rasa apel, pelayan pria itu malah menunjukkan sikap anti-Muslim dan mengeluarkan kata-kata hinaan yang anti-Muslim dan anti-Arab. Peran ini sengaja dibawakan keduanya untuk melihat reaksi pengunjung lainnya bila melihat kejadian seperti ini.
“Kembali ke unta dan ke tempat Anda berasal. Anda pakai handuk di kepala. Saya tidak tahu apa yang tersembunyi di balik gaun Anda. Kerjakan urusan Anda dan pergilah,” ejek pelayan itu.
“Pak, Saya adalah orang Amerika. Saya lahir dan dibesarkan di sini,” jawab aktris wanita itu.
Ironisnya, mayoritas pengunjung lainnya hanya melihat saja tanpa berbuat apa-apa. Karena butuh dukungan, wanita itu memohon bantuan pada seorang pelanggan lain.
“Pak, bersediakah Anda memesankan roti rasa apel untuk saya?” katanya. Sayangnya, pria itu masa bodoh. Ia malah membeli keperluannya dan membayar lalu pergi meninggalkan toko. Sementara konsumen lainnya malah lebih masa bodoh lagi.
Ada seorang pria justru mengacungkan dua ibu jarinya kepada penjual karena telah mengucapkan kata-kata penuh diskriminatif, perilaku yang Islamofobia.
“Bila saya yang mengelola tempat ini, saya akan melakukan hal sama. Wanita ini tidak berpakaian dengan benar sesuai pada tempatnya,” ujar konsumen pria itu.
Hanya ada satu orang yang merasa tak senang dengan perlakuan diskriminasi itu dan langsung membela korban. Pria itu langsung menuding penjual roti itu sebagai seorang warga Amerika yang buruk.
Sedangkan dua wanita lainnya juga tak senang dengan kata-kata penuh kebencian yang dilontarkan penjual roti. Mereka langsung meninggalkan toko sebagai protes setelah sebelumnya memberitahu tukang roti untuk bersikap toleran.
“Pak, kami tak jadi membeli roti karena Anda benar-benar bertindak ofensif dan menjijikkan,” ujar seorang wanita.
Tak jauh dari toko roti, Nohayia Javed menyaksikan peristiwa itu dari dalam mobil van milik ABC News. Wanita kelahiran Chicago itu menyaksikan adegan itu dengan sedih.
Aktris itu sebenarnya sedang memainkan pengalaman sejati yang dialami Nohayia atas perlakuan rasisme yang dialaminya dari sesama warga Amerika hanya lantaran ia seorang Muslim.
“Mereka selalu bilang, ‘Anda seorang teroris, pengagum Osama, handuk di kepala, dan sebagainya. Bila saya bilang, saya adalah orang Amerika, mereka menjawab ‘bukan. Lantaran Anda lahir di sini bukan berarti Anda warga Amerika,” ujar Nohayia.
Nohayia bukan satu-satunya orang yang mengalami perlakuan Islamofobia. Jajak pendapat USA Today/Gallup menunjukkan 39 persen orang Amerika berprasangka buruk terhadap orang Islam.
Kasus kejahatan karena faktor kebencian anti-Muslim di AS meningkat drastis dalam beberapa tahun ini.
Berdasarkan data Biro Investigasi Federal, kejahatan Islamofobia meningkat lebih dari empat kali lipat dari 28 kasus tahun 2000 menjadi 156 kasus pada 2006.
Sumber: Hidayatullah