IDLIB (Arrahmah.com) – Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani, Amir Jabhah Nushrah, telah merilis pidato audio berdurasi 15 menit di mana beliau membahas jatuhnya kota Idlib ke tangan Mujahidin.
Dalam pesan audio ini, Syaikh Al-Jaulani menyerukan kesatuan antar Mujahidin di kota Idlib, yang berhasil dibebaskan oleh koalisi jihad bernama Jayshul Fath akhir bulan lalu. Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda, dan Ahrar Syam memainkan peran utama dalam koalisi tersebut, lansir LWJ.
Syaikh Al-Jaulani menegaskan bahwa Jabhah Nushrah tidak berusaha untuk secara sepihak mendominasi Idlib. Sebaliknya, Amir Jabhah Nushrah itu menekankan, “Kami tidak ingin memerintah kota ini sendiri tanpa orang lain.” Syaikh Al-Jaulani menambahkan, “Musyawarah adalah sistem pemerintahan terbaik.”
Syaikh Al-Jaulani juga ingin memastikan pelayanan publik kota terus beroperasi dan orang-orang kembali bekerja. Dan beliau menyerukan pembentukan pengadilan syariah independen yang mampu menengahi perselisihan antar warga.
“Semua orang harus merujuk keluhan dan pengaduan mereka ke pengadilan Syariah, bahkan jika [masalahnya telah] sepuluh tahun berlalu,” kata Syaikh Al-Jaulani, sebagaimana dilansir Muqawamah Media pada Kamis (2/4/2015).
Pidato Syaikh Al-Jaulani yang baru dirilis bisa dilihat sebagai upaya untuk memadamkan setiap tuduhan dan fitnah atas peran Jabhah Nushrah di Idlib, sehingga dengan pesan audio ini menjadi jelas bahwa Jabhah Nushrah akan terus bekerja sama dengan fraksi lain dan menyangkal bahwa Jabhah Nusrah akan merebut kekuasaan untuk diri mereka sendiri.
Mereka yang menyerukan persatuan Mujahidin di koalisi Jaisyul Fath
Komandan jihad lainnya yang terlibat dalam pertempuran Idlib telah memberikan pernyataan senada. Dalam pernyataannya setelah jatuhnya kota Idlib, Amir Ahrar Syam, Syaikh Abu Jaber (alias Hashim Al-Sheikh), mengeluarkan pernyataan ucapan selamat kepada para pejuangnya untuk keterlibatan mereka dalam misi yang sukses. Tapi beliau juga mengingatkan anak buahnya, bahwa, “Kemenangan dan kejayaan sejati hanya tercapai dengan berbondong-bondongnya manusia menerima agama Allah. Dan ini akan terealisasi jika kita memberikan gambaran yang indah dengan mempraktekkan Islam dan hukum Islam terhadap seluruh urusan manusia,” tegas Syaikh Abu Jaber.
Syaikh Abu Jaber mengatakan, “Hal ini hanya mampu untuk dilakukan, atas petolongan Allah dan dengan meninggalkan kepentingan kelompok dan memprioritaskan kepentingan Islam, dalam rangka menghilangkan bencana dari bangsa yang terluka ini di atas segala kepentingan yang lain.”
Dengan kata lain, menurut Amir Ahrar Syam, tidak ada satupun faksi jihad yang boleh untuk mendominasi faksi lainnya.
Seperti Syaikh Abu Jaber, Syaikh Al-Jaulani melihat dukungan rakyat sebagai hal yang penting bagi keberhasilan jangka panjang Mujahidin Suriah. Syaikh Al-Jaulani berpendapat, “Reputasi Muslim dan para Amir bukan dalam meneror orang, tetapi dalam mengamankan mereka dan menghentikan para penindas. Kemudian barulah orang-orang akan berkumpul di sekitar Mujahidin bukan datang melawan mereka, akan tetapi mereka akan mempertahankan kekuatan Mujahidin untuk menjaga diri mereka.”
Dalam video yang disebarkan secara online dan diposting di akun Twitter-nya, Syaikh Abdullah Muhammad Al-Muhaysini juga berpendapat bahwa Mujahidin dalam koalisi Jayshul Fath harus tetap bersatu dan menahan diri dari bersikap kasar pada rakyat.
Syaikh Al-Muhaysini dilaporkan memainkan peran penting dalam Jayshul Fath, dan beliau yang menjadi penasehat para Mujahidin tentang bagaimana kota harus dikelola. Syaikh Abdullah Al-Muhaysini telah menyetujui sebuah dewan multi-kursi yang mewakili faksi jihad utama. Menurut laporan pers, Ahrar Syam akan mendominasi dewan ini, dengan Jabhah Nushrah juga memegang beberapa kursi.
Memiliki hubungan dengan Al-Qaeda
Fakta sederhana dari masalah ini adalah bahwa Syaikh Al-Jaulani tidak akan setuju untuk pengaturan tersebut jika koalisi Jayshul Fath tidak mematuhi hukum syariah yang tentunya konsisten dengan keyakinan Jabhah Nusrah dan Al-Qaeda sebagai induknya.
Syaikh Al-Muhaysini juga sedikit banyak memiliki hubungan dengan Al-Qaeda. Beliau bahkan salah satu yang sosok kunci di balik upaya mediasi antara Jabhah Nusrah dan Jamaah Daulah Islamiyah, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, pada awal 2014 bertepatan dengan pesan dari Syaikh Ayman Az-Zhawahiri.
Dan Al-Qaeda juga menanam para anggotanya dalam jajaran Ahrar Syam, yang setidaknya memberikan masukan dalam kelompok. Syaikh Sanafi Nasr, ahli strategi senior Al-Qaeda yang bergabung Jabhah Nushrah, telah mengaku di Twitter bahwa kepemimpinan senior Al-Qaeda mengirim orang ke Suriah untuk bergabung dengan Ahrar Syam. Syaikh Abu Khalid As-Suri, yang menjabat sebagai kepala perwakilan Syaikh Ayman Az-Zhawahiri di Suriah sampai kesyahidannya pada bulan Februari 2014, adalah salah satu tokoh Ahrar Syam yang paling senior. Dan Syaikh Hassan Abboud, Amir Ahrar Syam, adalah salah satu murid Syaikh Abu Mus’ab As-Suri. Syaikh Hassan Abboud, bersama dengan para pemimpin Ahrar Syam lainnya, gugur dalam ledakan misterius pada September tahun lalu.
Setidaknya satu veteran Al-Qaeda dilaporkan gugur syahid, in syaa Allah, saat pertempuran pembebasan kota Idlib. Beliau dikenal sebagai Syaikh Abu Hafs Al-Masri, dan merupakan salah satu pemimpin Ahrar Syam serta sebagai veteran Al-Qaeda yang pernah berperang di Afghanistan, Bosnia dan Somalia. Menurut beberapa laporan di Twitter, Syaikh Al-Masri pernah menjabat sebagai pelatih Al-Qaeda.
Dalam sejumlah tweet dan pernyataan yang diposting online, Syaikh Al-Muhaysini mengatakan beliau telah bertemu dengan Abu Hafs dan menyaksikan beliau sebagai salah satu Syuhada dalam pertempuran Idlib.
Dalam pidato terbarunya ini, Syaikh Al-Jaulani menyebutkan beberapa Syuhada yang gugur dalam pertempuran Idlib, termasuk dua orang Mesir. Salah satunya bernama Abu Hafs, yang mungkin orang yang sama dengan Abu Hafs Al-Masri. Warga Mesir lainnya yang disebutkan Syaikh Al-Jaulani adalah Abul Bara’a. Menurut jihadis di Twitter, seorang komandan Ahrar Syam yang gugur dalam pertempuran Idlib dikenal sebagai Abul Bara’a Al-Masri.
Jatuhnya pasukan Bashar Al-Assad di Idlib adalah kemenangan besar bagi koalisi Jayshul Fath. Selain Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam, aliansi juga termasuk Jundul Aqsa, Liwa Al-Haqq, Jaysh As-Sunnah, Ajnad As-Sham, Faylaq Al-Sham, dan lain-lain.
Al-Qaeda mungkin memiliki pengaruh dalam setidaknya beberapa dari kelompok-kelompok ini juga. Jundul Aqsa, misalnya, bekerja sama dengan Jabhah Nushrah dalam memerangi kelompok kriminal yang didukung Barat di provinsi Idlib akhir tahun lalu. Jabhah Nushrah dan Jundul Aqsa melancarkan serangan terhadap markas SRF di pedesaan Idlib. Jundul Aqsa mengatakan bahwa SRF membunuh pendirinya, Syaikh Abdul Aziz Al-Qatari, yang dilaporkan pernah berjihad di Afghanistan dan dekat dengan Syaikh Usamah bin Ladin dan Syaikh Ayman Az-Zhawahiri.
Seruan kepada Jaisyul Fath untuk melanjutkan perang melawan Assad
Mengingat keberhasilan koalisi di Idlib, Syaikh Al-Jaulani menyerukan faksi-faksi jihad lain untuk tetap bersatu sebagai salah satu kesatuan untuk membebaskan wilayah lainnya. “Kami menyerukan kepada koalisi Jayshul Fath untuk tidak membubarkan kesatuan mereka, dan untuk membuat kekuatan mereka digunakan untuk memerangi musuh mereka, dan bermurah hati di antara satu sama lain, dan mengumpulkan kekuatan mereka dalam mendukung Islam dan kaum Muslimin, dan maju kedepan dengan mengharap berkah dari Allah,” kata Syaikh Al-Jaulani.
Beliau menambahkan, “Lanjutkanlah, wahai tentara Islam, dalam mengalahkan musuh kalian. Ada orang-orang yang terkepung di Damaskus dan pedesaannya, serta Homs dan Aleppo. Mereka menunggu kalian untuk menyelamatkan mereka, jadi jangan kecewakan mereka.”
(banan/arrahmah.com)