BANDAR SERI BEGAWAN (Arrahmah.com) – Saat pemimpin di Indonesia dikritik masyarakat atas ucapannya yang kotor, Pemimpin Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah malah menjaga kesucian lafadz-lafadz terkait syari’at Islam dari digunakan oleh masyarakat non-Muslim.
Kerajaan Brunei mengharamkan penggunaan 19 perkataan, termasuk ALLAH dan masjid, oleh orang bukan Islam di negara itu. Demikian lapor Brunei Times mengenai pengharaman yang merupakan bagian kebijakan Kod Penal Syariah, Kamis (1/1/2015).
Perkataan lain yang diharamkan digunakan orang non-Muslim adalah azan, baitullah, al-Quran, fatwa, firman ALLAH, hadis, haji, hukum syarak, Ilahi, kaabah, kalimah syahadat, kiblat, imam, mufti, mukmin, solat dan wali.
Pegawai Undang-Undang Syariah Kanan Unit Undang-Undang Islam Hardifadhillah Mohd Salleh berkata, Kod Penal Syariah juga diguna-pakai untuk masyarakat non-Muslim, termasuk perbuatan zina dengan pasangan Islam, minum arak di tempat awam dan khalwat dengan pasangan Islam.
“Jika melakukan kesalahan, hukumannya adalah denda sebesar B$4,000 (RM10,400) dan/atau satu tahun penjara. Bagi pelaku zina Muslim yang sudah menikah dan non-Muslim yang sudah menikah, keduanya akan dikenakan hukuman rajam sampai mati, jika kesalahan itu dibuktikan oleh pengakuan atau kesaksian empat saksi,” ujarnya.
Menurutnya, siapapun pihak yang menghasut lelaki atau wanita Islam bercerai atau tidak menjalankan kewajiban terhadap pasangan masing-masing, akan dikenakan denda sebesar B$4,000 (RM10,400) dan/atau penjara setahun.
“Siapapun ibu atau bapa beragama Islam yang ikhlas menyerahkan anak mereka dinikahi oleh orang bukan Islam, akan dikenakan denda sebesar B$20,000 (RM52,000) dan atau penjara lima tahun,” pungkasnya. (adibahasan/arrahmah.com)