JAKARTA (Arrahmah.com) – Isu ISIS dimanfaatkan pihak yang anti-Islam untuk mempersulit gerak Muslimin Indonesia. Demikian disampaikan Ustadz M. Ismail Yusanto, juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam acara ILC, Selasa (24/3/2015).
Menurut Ustadz Ismail, ISIS mencetus reaksi kriminalisasi simbol-simbol Islam. Ia mencontohkan bagaimana bendera Laa ilaha illa Allah (liwa at-tawhid) dianggap berbahaya hingga yang membawanya ditangkap dan benderanya akan dibakar.
“Padahal itu bendera Islam,” tegasnya.
Selain itu, terjadi pula kriminalisasi ide-ide Islam di masyarakat Indonesia. Kata khilafah, syariah, jihad dan lainnya kini dianggap radikal, sehingga ini meningkatkan kekhawatiran para orang tua akan semangat anak-anaknya dari menuntut ilmu keislaman.
“Hingga berpengaruh bagi anak kampus dan anak sekolah yang mau mengkaji Islam. Karena orangtuanya khawatir masuk dalam kelompok radikal yang membahas ide-ide Islam itu,” ujar Ustadz Islamil.
Tentu saja, isu ISIS juga dimanfaatkan pihak-pihak pembenci Islam untuk menggoalkan UU Ormas dan akan melancarkan revisi kembali UU Teroris. Dengan demikian, semakin dipersempitlah ruang gerak kaum Muslimin Indonesia.
Namun ikhwah fiillah, di balik kesempitan pasti Allah adakan kemudahan. Bismillah. (adibahasan/arrahmah.com)