RAMALLAH (Arrahmah.com) – Lima belas orang Palestina yang ditahan di penjara-penjara “Israel” menderita kanker dan beresiko kematian, ungkap Asosiasi Tahanan dan Bekas-Tahanan Palestina, sebagaimana dilansir oleh Ma’an News Agency, Sabtu (21/3/2015).
Organisasi itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka yakin jumlah itu sebenarnya lebih tinggi. 15 tahanan itu hanya meliputi mereka yang telah didiagnosa menderita kanker, tetapi banyak tahanan Palestina lain yang menderita tumor yang tingkat keganasannya tidak diketahui karena otoritas penjara “Israel” telah membatasi akses mereka untuk melakukan tes.
Organisasi itu menyalahkan otoritas “Israel” atas kontribusinya terhadap lingkungan di mana tahanan Palestina menghadapi risiko kanker yang lebih parah akibat radiasi tingkat tinggi di dalam sel penjara.
Kelompok itu mengatakan bahwa pemerintah “Israel” menyiapkan perangkat untuk jam satelit dan sinyal telepon di dekat kamar di mana orang Palestina ditahan.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa sejumlah penjara terletak di dekat reaktor nuklir Dimona serta pembuangan limbah beracun di Gurun Negev, faktor lain yang berkontribusi terhadap tingginya insiden kanker.
Asosiasi itu mengungkapkan bahwa “Israel” melanggar hukum internasional dan kemanusiaan dengan tetap menahan para tahanan dalam penjara dengan kondisi lingkungan yang berbahaya, dan para tahanan itu tidak menimbulkan bahaya atau ancaman bagi “Israel”.
Sekitar 1.500 tahanan Palestina menderita beberapa jenis penyakit, dari total sekitar 5.500 warga Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara “Israel”.
Asosiasi Tahanan Palestina itu menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menegakkan tanggung jawab hukum dan kemanusiaan terhadap para tahanan Palestina dan hak-hak mereka.
Asosiasi itu mencatat sejumlah kasus yang paling mendesak yang dialami oleh para tahanan di penjara “Israel”.
Kasus Mutasem Radad dari Tulkarem merupakan salah satu kasus yang paling penting di antara beberapa kasus yang diderita oleh para tahanan. Kanker yang diderita Radad telah mencapai stadium lanjut dan telah mengalami beberapa operasi.
Asosiasi itu juga menyoroti kasus Yusri al-Masri dari Jalur Gaza yang menderita tumor ganas pada tiroid dan menjalani operasi untuk mengangkat tumor itu pada Desember 2013.
(ameera/arrahmah.com)