JAKARTA (Arrahmah.com) – Chep Hernawan, seorang tokoh Islam Cianjur mengaku pernah memberangkatkan orang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Menurut pengakuan Chep, mengutip CNN Indonesia sempat menghabiskan uang hampir Rp 1 miliar untuk membiayai keberangkatan beberapa orang menuju Suriah. Chep mengatakan, kebanyakan dari warga Indonesia yang ia berangkatkan berasal dari Jawa.
Alasan Chep melakukan pendanaan pemberangkatan orang-orang ke Suriah, lantaran dia ingin menyalurkan keinginan banyak warga untuk berjihad. Daripada melakukan kerusakan di dalam negeri, “Mending saya berangkatkan,” katanya.
Berikut kami kutip wawancara yang dilakukan CNN Indonesia di kediamanpemimpin Gerakan Reformis Islam (GARIS) di Cianjur, Jawa Barat.
Apakah benar anda membiayai perjalanan WNI ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, saya harus meluruskan dulu. Selama ini ada simpang siur pernyataan ulama diperparah pengamat yang tak tahu apa-apa.
Kisah ISIS bermula pasca Saddam Hussein meninggal dan diganti oleh pemerintah penguasa boneka Amerika, yang melakukan pembantaian dan kebiadaban terhadap umat Islam di Irak. Saking tak tahannya terhadap penyiksaan, mereka melakukan perlawanan.
Saat itu datanglah Abubakar al-Baghdadi dengan persenjataan seadanya terbukti bisa menguasai peperangan. Akhirnya dideklarasikanlah ISIS.
Saking kesalnya atas diamnya pemerintah Indonesia melihat fenomena global yang menyudutkan Islam di Irak, mujahid Indonesia menggebu-gebu ingin melakukan jihad ke sana. Kami harus ke sana lantaran kami sudah berikrar untuk tak melakukan banyak kegiatan lagi di Indonesia. Kongres pada Desember 2011 menghasilkan kesepakatan salah satunya menghentikan perjuangan dalam bentuk apapun di NKRI termasuk angkat senjata dan pengeboman. Makanya, Potong leher saya jika di Indonesia ke depan ada pengeboman lagi.
Sementara itu para mujahid junior mengatakan pada seniornya ingin berjihad. Namun karena ada komitmen itu, tidak bisa dilakukan di Indonesia. Akhirnya karena saya takut kejadian di sini, saya kirim ke sana. Mereka belum punya paspor, saya buatkan. Kloter pertama pemberangkatan WNI adalah 156 orang, tapi tidak sekaligus, antara Mei atau April 2014.
Pembiayaan hanya paspor, tiket keberangkatan bagaimana?
Paspor juga, lalu semacam tiket. Tergantung kuantitasnya. Kalau sudah 100 orang uangnya tidak cukup. Misalnya 156 orang, masing-masing butuh Rp40 juta, sekitar Rp 6 miliar, mana cukup uang saya. Mereka datang membawa uang sendiri, saya membantu menambahkan.
Berapa usia mereka yang berangkat?
Usia mereka paling muda 24 tahun, paling tua 43. Semua adalah aktivis GARIS dan punya benang merah dengan DI TII. Artinya, kakek mereka, uwa atau saudara ada yang pernah berhubungan dengan Kartosuwiryo. Inilah mengapa mereka memiliki ideologi yang kuat.
Kebanyakan dari Jawa Barat, sekitar 65 persennya. Sisanya dari Jawa, Makassar, Madura, Aceh. Sudah hampir 700an WNI yang masuk Suriah menurut pengakuan mereka kepada saya belakangan. (azm/arrahmah.com)