DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang wanita terluka tiba di rumah sakit lapangan pasca sebuah serangan udara menggempur rumahnya di kota kecil Azaz, luar Aleppo Suriah, 15 Agustus 2012. Demikian deskripsi singkat foto AP yang dipublikasikan kembali Al-Jazeera, Selasa (17/3/2015).
“Selain hingar bingar tirani rezim nusyairiyah, kehebohan budaya pemenggalan ISIS, dan kesimpang-siuran berita-berita antar-sekte di Suriah, kiranya apalagi yang terlintas di pikiran masyarakat dunia?” Begitu kira-kira pesan Barry Malone, pada Al-Jazeera.
Malone mengatakan, pemberitaan terkait Suriah yang mencekam dan terkesan bombastis telah menyalip perhatian masyarakat dari apa yang terjadi di balik kabar-kabar menghebohkan itu. Para korban dari kekejaman Assad memudar di balik ISIS dan drama koalisi dunia yang berusaha memeranginya.
Masyarakat lebih memilih berita heroik dan adegan peperangan, dan meretweet apa yang mereka anggap perlu, tambah Malone. Tetapi, mereka tidak mau membaca apa yang para jurnalis tulis tentang saudara-saudara kita yang menjadi korban Assad di Suriah.
Ada juga yang meretweet kisah para korban di Suriah, namun mungkin hanya ingin dianggap peduli, tanpa membaca seluruh jalan ceritanya [bahkan tanpa aksi nyata]. “Ini memalukan,” tegas salah seorang editor Al-Jazeera ini, Selasa (17/3).
“Sekaranglah saatnya kita turut ambil bagian. Untuk berdiri kembali [bersama rakyat Suriah]. Untuk merefleksikan kenyataan bahwa lebih dari 200.000 warga sipil telah dibunuh Assad dan setengah dari populasi Suriah terusir dari negaranya,” lanjut Malone.
Ia juga mengajak masyarakat dunia untuk memikirkan bantuan apa yang dibutuhkan rakyat Suriah. “Mari kita tanya rakyat Suriah, apa yang mereka butuhkan dari kita. Untuk menekan pemerintah kita untuk menerima mereka. Ketidakpedulian kita adalah sesuatu yang harus kita pikirkan dan bicarakan.”
Malone juga mempertanyakan kinerja jurnalis terkait perannya dalam masalah Suriah ini. Menurutnya, sebagai sesama manusia, jurnalis dapat membantu terciptanya Suriah yang lebih baik.
“Dan wanita pada foto itu harus tahu bahwa kita melihat [duka]nya,” pungkas Malone.(adibahasan/arrahmah.com)