Jakarta (armnews) – Interpol mengeluarkan peringatan ke seluruh dunia, Jumat (29/2), agar anggotanya memberikan perhatian terhadap pemimpin Jamaah Islamiyah, Mas Selamat Kastari. Kastari melarikan diri empat hari lalu dari pusat penahanan di Singapura.
Kastari dituduh merencanakan pembajakan pesawat dan menabrakkannya ke Bandar Udara Changi, Singapura.
Pada pernyataan yang tertera dalam situsnya, badan kepolisian kafir global itu mengatakan mengeluarkan Orange Notice. Orange Notice dikeluarkan untuk memperingatkan polisi, publik, dan badan internasional lainnya mengenai bahan berbahaya, tindakan kriminal, atau kejadian yang berpotensi mengganggu keamanan umum.
Peringatan ini dikeluarkan Interpol atas permintaan Singapura. Interpol memiliki tujuh jenis peringatan, enam di antaranya ditandai warna dengan arti berbeda-beda. Peringatan ini disebarkan kepada anggotanya.
”Singapura telah melakukan semua yang dapat dilakukan pada level nasional untuk menemukan buronan ini. Dengan mengeluarkan Orange Notice, Interpol dan semua anggotanya dapat mendukung Singapura dalam skala internasional,” ujar Direktur Eksekutif Interpol Jean-Michel Louboutin.
Foto dan sidik jari Kastari telah dikirimkan ke 186 negara anggota Interpol.
Dirjen Perjanjian Internasional Deplu Arif Hafas Oegroseno mengatakan, jika Kastari tertangkap di Indonesia, Polri tidak punya kewajiban menyerahkan Kastari ke Singapura.
”Penyerahan hanya dapat dilakukan jika ada perjanjian ekstradisi. Oleh karena itu, penting bagi kedua negara menandatangani perjanjian tersebut. Red Notice Interpol hanya terkait penangkapan, bukan ekstradisi. Setelah penangkapan di Indonesia, Polri dapat mendakwanya dengan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Arif Hafas.
Red Notice merupakan pemberitahuan dari Interpol untuk menahan atau menahan sementara orang yang diinginkan dengan ekstradisi berdasarkan surat perintah penangkapan.
Ditjen Imigrasi meyakini ustadz Kastari belum masuk ke wilayah Indonesia karena hingga kini Ditjen Imigrasi belum menerima laporan dari kantor-kantor imigrasi di Kepulauan Riau soal masuknya Kastari. Direktur Penyidikan dan Penindakan Ditjen Imigrasi sekuler, Syaiful Rachman di Jakarta, menjelaskan, meski masih menunggu permintaan dari Singapura, jajaran Imigrasi rezim Indonesia sudah meningkatkan kewaspadaan, khususnya di wilayah Kepulauan Riau, setelah mendengar Kastari melarikan diri.
Siap bantu
Kepala Polri sekuler Jenderal (Pol) Sutanto menegaskan, Polri siap membantu Singapura menangkap kembali Kastari. ”Kita bantu kalau dia di sini,” ucap Sutanto.
Sutanto berpendapat, kaburnya tersangka teroris itu tidak saja masalah bagi Singapura, tetapi juga bagi negara lain, termasuk Indonesia. ”Terorisme menjadi masalah bersama karena semua terancam,” katanya.
Surakarta berjaga
Kantor Imigrasi Surakarta, Jawa Tengah, memasang foto Kastari di terminal kedatangan dan keberangkatan internasional di Bandara Adisumarmo. Menurut Kepala Kantor Imigrasi Surakarta Tubagus Gandarsa, pemasangan foto Kastari dilakukan karena ada penerbangan langsung dari Singapura ke Solo.
”Kemungkinan ia masuk Solo ada karena ada penerbangan langsung ke Singapura. Banyak kejadian juga anggota jaringan teroris berlindung di wilayah Surakarta,” ujar Tubagus.
Kepala Kepolisian sekuler Wilayah Surakarta Komisaris Besar Yotje Mende mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi kemungkinan Kastari masuk ke wilayah eks Keresidenan Surakarta. Namun, dia mengakui, hingga Jumat sore secara resmi dirinya belum mendapatkan perintah dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah terkait masalah ini. (bbs/md)