JENEWA (Arrahmah.com)- Seorang utusan PBB menyerukan kepada “Israel” pada Selasa (3/3/2015) untuk menyelidiki pembunuhan lebih dari 1.500 warga sipil Palestina, sepertiga dari mereka anak-anak, selama 2014 perang Gaza, dan untuk membuat temuan publik, sebagaimana dilansir oleh Reuters.
Makarim Wibisono, mantan duta besar Indonesia, mengeluarkan laporan pertamanya ke Dewan HAM PBB sejak menjadi pelapor khusus hak asasi manusia di wilayah Palestina Juni lalu.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Senin (2/3) menuding forum terobsesi dengan tuduhan pelanggaran “Israel” dan mengatakan bahwa Amerika Serikat akan membela “Israel” terhadap upaya untuk mengisolasi “Israel”.
Sebanyak 2.256 warga Palestina tewas selama konflik Juli-Agustus, di antaranya adalah warga sipil termasuk 1.563 538 anak-anak, sementara itu sebanyak 66 tentara dan lima warga sipil “Israel” tewas, kata Wibisono.
“Israel” selalu mengklaim bahwa serangannya terhadap Gaza sebagai respon atas serangan roket pejuang Hamas.
“Perbedaan yang mencolok dari jumlah korban di kedua belah pihak … mencerminkan ketidakseimbangan kekuatan dan kerugian yang tidak proporsional yang ditanggung oleh warga sipil Palestina, menimbulkan pertanyaan apakah “Israel” berpegang pada prinsip-prinsip hukum internasional dari perbedaan, proporsionalitas dan tindakan pencegahan,” kata Wibisono.
Wibosono mengatakan bahwa korban sipil bukanlah orang yang berdiri di jalan di tempat dan waktu yang salah. Sebagian besar korban tewas dalam serangan rudal di rumah mereka sendiri, biasanya terjadi pada malam hari.
Wibisono mewawancarai korban di Amman dan Kairo atau saksi mata melalui video di Gaza, karena “Israel” tidak membiarkan dia pergi ke sana.
Sebuah laporan terpisah terkait kejahatan perang di Gaza akan dikeluarkan oleh komisi penyelidikan PBB dengan segera.
Mesiu yang belum meledak masih berceren di Gaza, yang bisa menyebabkan korban lebih lanjut. Diperkiraan masih aad sebanyak 7.000 perangkat peledak yang perlu dijinakkan. Sekitar 100.000 warga Gaza masih mengungsi, sebanyak 450.000 orang terputus dari listrik dan air.
(ameera/arrahmah.com)