KENTUCKY (Arrahmah.com) – Seorang teroris asli Amerika telah didakwa karena membunuh seorang Muslim, ayah dari 3 anak. Ia ditembak saat mengemudi di jalan raya di Kentucky, sebagaimana dilaporkan Dailymail, Jum’at (27/2/2015).
Christopher L. McCullum (43), dari Louisville, Kentucky mengemudi di Interstate 71, Rabu (25/2), ketika ia melihat Mukhtar Ahmed (41) di sebuah jalan yang terpisah dan melepaskan tembakan membabi buta. Ahmed ditembak beberapa kali melalui pintu penumpang SUV hitam dan dinyatakan meninggal di tempat kejadian.
Polisi mengatakan penembakan itu adalah “tindakan yang benar-benar acak di jalanan [sebagai pelampiasan] kemarahan,” karena tidak ada hubungan antara McCullum dan korbannya. Ahmed meninggalkan seorang istri dan tiga anak termasuk seorang gadis 13 tahun dan dua anak laki-laki, berusia delapan dan lima.
Namun masyarakat Pakistan-Amerika lokal takut bahwa itu adalah kejahatan rasial berbasis agama, karena Ahmed adalah seorang Muslim. Khalid Kahloon, pengacara keluarga Ahmed, mengatakan kepada NBC News, “Sebagai sebuah komunitas Muslim Asia-Amerika yang tinggal di Amerika saat ini, masyarakat sangat sensitif dan memprihatinkan.”
“Ini adalah sumber ketidaknyamanan yang besar kepada masyarakat mengapa anggotanya dibunuh dengan cara ini.”
“Kita tidak bisa mengatakan itu pasti disebabkan ras, tapi jauh di dalam hati kita, kita tidak bisa mengatakan bahwa itu hanyalah pembunuhan tidak masuk akal di jalan raya Amerika.”
Ahmed, seorang imigran dari Pakistan, baru saja mengantarkan putrinya ke sekolah dan mengemudi di Interstate 71 di Louisville at 09:00, saat kejadian berlangsung.
Posisi Ahmed ada di dekat Gene Snyder Freeway ketika ia ditembak, menurut pengacara keluarganya. Laporan awal dari Lex18.com mengatakan polisi sedang mencari tersangka yang melarikan diri dengan Ford van putih.
Dia ditemukan tiga jam kemudian, pada siang hari, ketika polisi melihat van yang cocok deskripsi. Saksi mata mengatakan pengemudi mengenakan overall dan tenang mengobrol dengan petugas setelah mereka mendapatkannya keluar dari van.
Kendaraannya berada di jalan selama hampir 90 menit, memungkinkan teknisi polisi untuk memeriksa barang bukti. Tersangka kemudian dibawa pergi di belakang sebuah kapal pesiar.
Dia ditangkap dan didakwa dengan kasus pembunuhan. Namun masih ada indikasi yang memicu sengketa. Kepala Polisi Steve Conrad mengatakan kepada media setempat, “Saya tidak tahu persis motif [di balik ini]. Tampaknya, berdasarkan apa yang saya tahu, ini menjadi semacam kemarahan insiden di jalanan, tapi saya tidak tahu faktanya.” (adibahasan/arrahmah.com)