CANBERA (Arrahmah.com) – Mufti Australia mengatakan kepada Perdana Menteri Tony Abbott agar menyerah atas pekerjaannya. Ia menasihati Abbot pada sebuah program TV online, Jum’at (20/2/2015) agar “bekerjalah di bidang apapun selain politik,” sebagaimana dilaporkan WB.
Saat ditanya apakah ia mempunyai saran untuk Abbott – yang selamat dari tantangan kepemimpinan awal bulan ini, meskipun lebih dari sepertiga anggota parlemen partainya tidak mendukungnya – Dr. Ibrahim Abu Mohammad mengatakan kepada pembawa acara, “Saya menghormati kehadiran Tony Abbott sebagai pemimpin politik partainya dan saya menghormati pilihan masyarakat Australia dalam pemilihan dirinya.
“Saya pribadi memilihnya dalam pemilu sebelumnya. Tapi percayalah, saya tidak akan mengulangi kesalahan ini lagi …. Jika ada saran yang akan diberikan, maka dengan hormat saya bersama orang-orang Australia tentang memilih dia, dan penuh hormat saya untuk kehadirannya sebagai perdana menteri … Saya akan mengatakan, ‘Bekerjalah dalam bidang apapun selain politik.'”
Komentar dalam acara Spot Light itu datang setelah mencairnya hubungan antara anggota komunitas Muslim di negara itu dan pemerintah.
Grand Mufti mengecam keterlibatan Australia di Suriah dan dukungannya untuk “Israel”. Kepada 7News Australia Jumat lalu bahwa kebijakan itu akan menyebabkan pemuda Muslim ingusan bergabung dengan ISIS. Ia mengatakan bahwa pemerintah juga harus menghentikan rencana untuk melarang Hizbut Tahrir di Australia.
“Kami tidak merasa terbantu oleh kebijakan yang mengaburkan garis antara kelompok-kelompok yang menganjurkan pembunuhan berdarah dingin dengan orang-orang yang [beraksi] non-kekerasan,” katanya kepada 7News, ketika berbicara melalui seorang penerjemah. “Tidak peduli bagaimana orang-orang menjijikkan dapat mempertimbangkan pandangan yang terakhir, mereka berhak untuk pandangan seperti itu, dan orang-orang bebas untuk berdebat atau untuk sekadar mengabaikan mereka.”
Pada Senin (16/2), pemerintah akan mengumumkan undang-undang keamanan terbaru yang dianggap beberapa pemimpin Muslim dibuat oleh orang membenci komunitas mereka. Aturan baru itu akan menindak penduduk berkewarganegaraan ganda yang dihukum karena kejahatan teror, dengan dilucuti kewarganegaraannya. Abbott juga telah berjanji untuk menindak keras Hizbut Tahrir dan organisasi lain yang dikatakannya “memelihara ekstremisme di pinggiran kota kami.”
Pada Kamis (19/2), juru bicara HT yang berbasis di Sydney menuduh Abbott menggunakannya untuk mengalihkan perhatian dari masalah rumah tangganya. Wassim Doureihi menyebutnya sebagai “tindakan keras” “tindakan putus asa oleh seorang pria yang putus asa, yang berbau ketidakamanan.”
Ia menambahkan bahwa klaim “akan menggelikan jika mereka tidak begitu serius,” mengatakan bahwa organisasi HT telah menolak khalifah yang dinyatakan oleh ISIS. Ia juga menambahkan bahwa mereka yang meninggalkan Australia untuk bertarung di Suriah telah bertentangan dengan ideologinya.
Pada Ahad lalu, Abbott mengritik Mohammad untuk menyarankan bahwa akan menjadi kesalahan politik karena telah melarang Hizbut Tahrir.
Abbot menyebut komentar Muhammad “salah-kepala” dan tidak membantu.
Asosiasi Muslim Lebanon menimbang pada Selasa (17/2), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat terganggu oleh komentar Abbott terhadap Mufti.
“Pernyataan-pernyataan oleh Perdana Menteri ini hanya memperkuat sentimen anti-Muslim,” tambahnya.
“Kami tidak merasa terbantu untuk mengaburkan garis antara kelompok-kelompok yang menganjurkan pembunuhan berdarah dingin dan orang-orang yang [beraksi] non-kekerasan. Tidak peduli bagaimana orang-orang menjijikkan dapat mempertimbangkan pandangan yang terakhir, mereka berhak untuk pandangan seperti itu, dan orang-orang bebas untuk berdebat atau untuk sekadar mengabaikan mereka.”
Sebuah survei Newspoll untuk koran The Australian awal bulan ini menunjukkan dukungan kepada Abbott pada rekor rendah dan mendukukkannya pada peringkat terendah untuk setiap kinerjanya sebagai perdana menteri sejak tahun 1994. Perdana menteri telah mengasingkan banyak dengan gaya otokratisnya. Tidak heran dia diberi “panggilan kapten” dari isu-isu kontroversial. (adibahasan/arrahmah.com)