BEKASI (Arrahmah.com) – Keluarga besar IDC berduka cita mendalam atas wafatnya Ustadz Zulkifli Lc, MA, salah satu anggota Dewan Pendiri IDC, Ahad pagi (15/2/2015). Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Ustadz kelahiran Lampung 39 tahun silam ini meninggalan seorang istri, dr Atinah dan tiga orang anak yang masih balita, Taqiyudin (3) Latifah (2,5) dan Azizah (1).
Semasa hidupnya, alumnus Pesantren Al-Muttaqin Jepara dan Universitas Islam Madinah ini sukses mempersembahkan sejumlah karya besar yang sangat bermanfaat untuk dakwah dan kemaslahatan umat Islam. Di bidang kesehatan, mendirikan Akademi Thibun Nabawi (ATHIN) bersama para rekan perjuangannya di Islamic Center Al-Islam Bekasi. Di bidang dakwah, karya monumentalnya adalah ensiklopedi digital terjemah kita Hadits 9 imam yang diterbitkan oleh Lidwa Pusaka. Di bidang sosial, ia turut membidangi lahirnya Infaq Dakwah Center (IDC). Dalam bidang pendidikan, ia merintis berbagai lembaga pengkaderan Islam, antara lain SMP Tahfizh Darul Munir Bekasi dan pesantren Zaid bin Tsabit Poncol, Bekasi Utara.
Di mata Ustadz Farid Ahmad Okbah Lc, MA, salah satu anggota Dewan Pembina IDC, Ustadz Zulkifli adalah sosok pecinta ilmu yang sukses menjadi dai muda yang aktif dan kreatif. Tak heran jika dalam usia yang masih belia, Ustadz Zul –sapaan akrabnya– sudah menelurkan berbagai lembaga yang manfaatnya bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh kaum Muslimin.
“Ustadz Zulkifli ini perjalanan hidupnya diisi dengan pendidikan keagamaan, sampai dia lulus dari Islamic University of Madinah Al-Munawwarah, lalu melanjutkan Magister (S2) di Universitas Az Zahra jurusan Ekonomi Syariah. Setelah itu kemudian beliau berdakwah, baik sebagai dosen di lembaga pendidikan pesantren tinggi Al-Islam, beliau juga memimpin di satu bagian kegiatan yang jarang ditangani oleh umat Islam, yaitu Thibbun Nabawi. Beliau itu sebagai pelopor dan ketua jurusan Thibbun Nabawi di Al-Islam dengan lama pendidikan 1 tahun. Beliau juga seorang dai yang sangat mumpuni menyampaikan dakwah Islam di berbagai kesempatan. Selain itu beliau juga kepala sekolah Pesantren Tahfizh Darul Munir di Jatiasih, Bekasi,” kata Ustadz Farid Ahmad Okbah kepada relawan IDC yang turut bertakziyah, di rumah duka, Perumahan Villa Nusa Indah 2 Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad (15/2/2015).
Dalam muamalah keseharian, sosok Ustadz Zulkifli memiliki kepribadian yang khas. Ia adalah orang yang ramah dan murah senyum. Hampir tidak pernah berjumpa dengan rekan-rekannya tanpa melepas senyum. Bahkan hingga wafatnya, Ustadz Zul juga tersenyum.
“Kelebihan ini sering kita lihat, setiap bertemu orang beliau itu tersenyum. Seolah hidup itu tidak ada beban buat beliau. Allah pun menjadikan itu sebagai ciri khas beliau, hingga di saat beliau meninggal, ternyata wajahnya itu tersenyum. Subhanallah, itu seolah menunjukkan betapa ketulusan, keikhlasan dan kasih sayang Allah kepada beliau,” ungkap Wakil Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) itu, lapor Ahmed Widad dari IDC.
Ustadz Farid merasa bersedih beberapa hari ini. Belum usai kesedihan beberapa hari yang lalu karena umat Islam kehilangan sosok ulama senior Malaysia Nik Abdul Aziz Nik Mat, hari ini umat Islam juga kehilangan ulama yunior Indonesia.
“Umat Islam Bekasi, pada khususnya dan umat Islam di Indonesia pada umumnya merasa kehilangan dengan sosok beliau, yang begitu santun, memberi contoh dan bermanfaat buat umat. Terus terang saja, kalau beberapa hari lalu kita merasa kehilangan dengan wafatnya seorang ulama senior Malaysia, Nik Aziz Nik Mat, sekarang kita kembali kehilangan seorang ulama muda, ulama junior Ustadz Zulkifli. Mudah-mudahan Allah membalas segala amal shalih Ustadz Zulkifli dan menggantinya dengan kader-kader lain yang muda-muda yang mengikuti jejak beliau,” tuturnya.
Ustadz Farid berharap, semoga sepeninggal Ustadz Zulkifli, kelak anak-anak yatimnya tumbuh menjadi generasi robbani seperti orang tuanya, bahkan lebih baik.
“Mudah-mudahan mereka diberi kesabaran dan ketabahan. Saya juga berharap, anak-anaknya dididik dengan benar untuk menjadi Zulkifli Zulkifli yang lain,” imbuhnya.
Segenap redaksi arrahmah.com turut berta’ziyah atas wafatnya Ustadz Zulkifli, teriring doa:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim). (azm/arrahmah.com)