JAKARTA (Arrahmah.com) – Penjualan kondom dengan cokelat di “Hari Valentine” di Indonesia telah memicu kemarahan Muslim dimana para ulama memandang hal ini sebagai pendorong nilai-nilai yang tidak Islami di negara yang penduduknya mayoritas Muslim ini.
“Penjualan kondom telah menyebabkan prostitusi dan seks bebas,” kata ketua MUI Ma’ruf Amin kepada Agence France Presse (AFP), Jum’at (13/2/2015).
Percikan kemarahan itu mulai muncul setelah sebuah surat kabar mempublikasikan foto paket cokelat yang dikemas bersama dengan kondom.
Menurut laporan, toko-toko di Malang ada yang menjual persembahan paket cokelat plus kondom, dan pihak berwenang di kota-kota lain melakukan penyisiran terhadap toko-toko yang menjual produk serupa.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun mengintruksikan Satpol PP di seluruh kecamatan untuk menggelar razia paket tersebut.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengaku diperintah khusus oleh Risma agar berkoordinasi dengan para camat untuk menggelar razia di seluruh minimarket di Surabaya.
“Jika ditemukan produk paket yang dimaksud akan langsung disita,” katanya, Jum’at (13/2/2015) sore.
Foto-foto kondom-coklat itu beredar di media sosial, setelah itu Majelis Ulama Indonesia mengancam akan mengeluarkan fatwa terhadap penjualan kondom.
Ma’ruf Amin mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan tersebut. Dia juga menambahkan bahwa pihaknya telah berupaya untuk memerangi penjualan kondom karena hal itu memberikan kesempatan bagi orang untuk melakukan seks pra-nikah.
Dia menambahkan bahwa jika laporan itu benar, “sangat mungkin bahwa kami akan mengeluarkan fatwa untuk membatasi penjualan kondom secara bebas di negara ini.”
Ulama di seluruh Indonesia telah melarang warga muslim untuk merayakan Hari Valentine, yang jatuh pada Sabtu (14/2/2015).
Mereka menganggapnya sebagai budaya Barat yang mempromosikan seks bebas, alkohol dan penggunaan narkoba.
(ameera/arrahmah.com)