(Arrahmah.com) – Muwahideen Media pada Rabu (11/2/2015) merilis jawaban tegas bagi mereka yang mencela dan memfitnah Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah terkait wawancara beliau dengan Ra’ya Channel mengenai eksekusi mati yang dilakukan oleh “Daulah Islam”, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, terhadap seorang pilot Yordania yang menjadi tawanan mereka dengan cara dibakar hidup-hidup.
Di antara tujuan utama Syaikh menerima wawancara di televisi ialah agar meluruskan tuduhan terhadap Mujahidin dari kejahatan itu sehingga masyarakat Muslim tidak akan berpaling dari mereka. Namun sejumlah orang mencela dan menuduhnya dengan pertanyaan seputar apa keuntungan bagi rezim thaghut Yordania dengan membebaskan Syaikh Al-Maqdisi dari penjara dan mengaturnya untuk wawancara itu serta apa keuntungan yang didapat Syaikh Al-Maqdisi dengan menyetujuinya?
Penjelasan yang disampaikan oleh Abu Waleed Suri (Ahmed Al-Kasem) berikut ini juga menjawab tuduhan-tuduhan dan fitnah keji yang dilontarkan sejumlah orang yang secara sadar ataupun tidak sadar telah melebih-lebihkan mengenai sikap Syaikh Al-Maqdisi saat ini kepada tentara Yordania yang seolah-olah membela kematian pilot thaghut Yordania itu, padahal Syaikh Al-Maqdisi telah mengeluarkan pernyataan mengenai kampanye perang salib dan beliau menggambarkan tentara yang berpartisipasi di dalamnya sebagai tentara murtad.
Berikut terjemahan penjelasan yang menjawab semua tuduhan tersebut, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Kamis (12/2).
Oleh Abu Waleed Suri (Ahmed Al-Kasem)
Sebelum saya mulai berbicara mengenai fitnahan atas Syaikh Al-Maqdisi Hafizhahullah, saya ingin menjelaskan bahwa pembicaraan tidak ditujukan kepada anggota Daulah (ISIS), karena mereka ini telah menganggap beliau sesat sejak beberapa bulan yang lalu, dan bahkan beberapa dari mereka telah menganggap beliau telah jatuh pada kekufuran. Dan sekarang mereka mengatakan bahwa Syaikh telah berubah, ini adalah kemunafikan, padahal selama berbulan-bulan sebelumnya mereka telah mengatakan bahwa Syaikh Al-Maqdisi dan Abu Qatadah adalah dari pemimpin orang-orang yang sesat (red: lihat Dabiq 6). Jadi biarkan mereka berbicara sesuka mereka.
Pertama:
Harus kita semua ketahui bahwa tindakan Daulah telah membawa bencana bagi Mujahidin.
Dan banyak dari orang-orang Yordania yang sebelumnya mendukung Mujahidin dan para pengungsi Suriah yang tertindas dengan materi, tapi setelah tindakan Daulah, sebagian besar rakyat Yordania telah berbalik melawan semua Mujahidin dan Jihad, mereka melawan secara keseluruhan.
Dan media Thawaghit tidak menggambarkan tindakan ini dengan menghubungkan ke Daulah saja, tetapi mereka menggambarkan bahwa ini sebagai tindakan semua mujahidin dan bahwa semua Mujahidin berada di atas Manhaj ini, dengan kata lain media Thawaghit ini mengatakan: “Ini adalah gerakan Jihad yang kami perangi dan kami peringatkan darinya. Jadi sekarang kalian mengerti mengapa kami melawan mereka? Ini karena mereka barbar“.
Kedua:
Ada pertanyaan yang timbul di benak saya dan saya telah mencari jawaban logisnya melalui analisis peristiwa dan situasi, pertanyaannya adalah:
1. Apa keuntungan bagi rezim Thaghut Yordania dengan membebaskan Syaikh Al-Maqdisi dari penjara dan mengaturnya untuk wawancara?
2. Apa keuntungan yang didapat Syaikh Al-Maqdisi dengan menyetujuinya?
Jawaban untuk pertanyaan pertama:
Pertanyaan pertama sangat terang bagai matahari, bagi mereka yang Allah berikan pemahaman.
Setelah pembakaran pilot Thaghut Yordania, Muadh Al-Kassabeh dan kegagalan operasi untuk membebaskan dia dari tahanan Daulah, sebagian orang terutama keluarga Muadh mengutuk rezim Yordania dan menuduhnya berbohong kepada mereka dan bahwa rezim tidak berniat untuk menyelamatkan dia dan bahwa rezim Yordania adalah alasan dieksekusinya Muadh.
Dan kenyataannya adalah bahwa anggapan tersebut tidak benar. Bahkan rezim berusaha sangat keras untuk membebaskan Muadh dan bahwa Daulah-lah yang membatalkan kesepakatan tersebut, karena pada dasarnya mereka mengeksekusinya di minggu pertama setelah penangkapan!
Jadi rezim Thaghut Yordania ingin membuktikan ini kepada orang-orang terutama keluarganya melalui kesaksian Syaikh Al-Maqdisi (karena beliau adalah mediator antara keduanya). Ini adalah alasan pertama.
Kedua, Thaghut Yordania ingin membebaskannya karena mereka tahu bahwa membebaskan beliau sekarang dan dalam situasi seperti ini akan memancing massa Al-Baghdadi yang pendek akalnya dan mereka akan lebih mengutuknya dan menggunakan ini untuk lebih menyerang dan memfitnah beliau, mereka akan meluncurkan kampanye untuk mencemarkan nama baik beliau yang Thaghut Yordania tidak akan mampu melakukannya dengan tangannya sendiri.
Jawaban untuk pertanyaan kedua:
Apa yang akan saya tulis di sini adalah analisis pribadi dengan berdasarkan sejumlah data telah kita ketahui bersama, dan saya berpikir bahwa Syaikh akan membicarakan hal itu pada saat wawancara dan menjelaskan secara detail. Namun saya akan mengatakan garis besarnya saja.
Syaikh memahami kelicikan Thaghut Yordania yang telah mengeksploitasi kejahatan Daulah untuk mendistorsi gerakan Jihad dan Mujahidin secara keseluruhan dan Thaghut Yordania mengeksploitasi hal tersebut untuk mempopulerkan manhaj Al-Salul (kemunafikan).
Dan maksud Syaikh menyetujui permintaan wawancara tersebut, beliau ingin mengirim pesan kepada masyarakat Muslim di Yordania bahwa tindakan Daulah berada di salah satu sisi dan manhaj Mujahidin berada di sisi yang berbeda, dan bahwa para ulama Jihad melihat bahwa tindakan ini (pembakaran) adalah kriminal dan ia bukan tindakan Mujahidin. Dan dengan ini beliau akan dapat meningkatkan citra jihad dan Mujahidin di kalangan orang-orang awam.
Dan inilah poin terpentingnya, dan itu adalah “Siapa saja orang yang akan menonton saluran (Ra’ya Channel) ini?”
Mereka adalah masyarakat awam yang saban hari teracuni dan dicuci otak oleh media-media Thaghut. Dan tidak mungkin untuk mencapai orang-orang ini dengan membuat pernyataan di Minbar Tauhid!
Sebaliknya mereka dapat dicapai hanya dengan menyetujui untuk diwawancarai oleh saluran yang mereka sendiri menontonnya.
Dan Semoga Allah membalas Syaikh Al-Maqdisi dengan pahala karena beliau menjelaskan kepada masyarakat Muslim bahwa Mujahidin dan manhaj mereka berbeda dengan manhaj geng Al-Baghdadi.
Dan ini adalah hikmah dan manfaat besar yang tidak akan dimengerti oleh orang-orang yang berpikiran sempit. Itu hanya akan dipahami oleh orang-orang yang melihat ke arah masa depan umat ini dan takdir dan perjuangan kita saat ini. Kita seharusnya mengumpulkan umat Islam dan membuat mereka terlibat dalam jihad, bukan malah mengasingkan dan membuat umat jauh dari jihad atau menyebabkan mereka berdiri di sisi tentara murtad dan Thaghut.
Ketiga
Saya telah melihat bahwa beberapa orang, secara sadar atau tidak sadar melebih-lebihkan mengenai sikap Syaikh saat ini kepada tentara Yordania yang seolah-olah membela kematian sang pilot Thaghut Yordania, Muadh Al-Kassabeh.
Dan di sini, perlu untuk diketahui dan diingatkan bahwa Syaikh Al-Maqdisi telah mengeluarkan pernyataan mengenai kampanye perang salib dan beliau menggambarkan tentara yang berpartisipasi di dalamnya sebagai tentara murtad. Jadi renungkanlah, semoga Allah merahmati Anda!
Dan beberapa dari orang-orang bodoh ini yang bertanya: “Mengapa dia tidak mengatakan di televisi bahwa tentara Yordania itu telah murtad?”
Inilah tanggapan saya mengenai pertanyaan di atas:
Segala sesuatu melihat konteksnya! Kita semua sudah tau dan mengerti bahwa jika beliau mengatakan hal itu saat wawancara di televisi, maka wawancara itu tidak akan pernah disiarkan. Sehingga tujuan mulia Syaikh akan sia-sia dan tidak akan tercapai.
Dan semua orang tau pada dasarnya Syaikh tidak dipenjara kecuali karena beliau mengkafirkan pemerintah Yordania.
Sedangkan saat itu yang menjadi tujuan utama Syaikh menerima wawancara di televisi adalah agar meluruskan tuduhan terhadap Mujahidin dari kejahatan ini sehingga masyarakat Muslim tidak akan berpaling dari mereka (dan hal itu telah dijelaskan di atas).
Dan beberapa dari mereka mengatakan: Presenter mengatakan di depannya “As-Syahid Muadh” dan beliau tidak menentang hal ini.
Tidak menentang apa yang presenter katakan tidak berarti bahwa beliau setuju dengan itu. Dan aturan dasar menurut Usul adalah bahwa konfirmasi diberikan berdasarkan atas tindakan. Dan sebagaimana yang kita ketahui, Syaikh telah secara jelas menyatakan kemurtadan tentara yang berpartisipasi dalam koalisi Salibis, diamnya beliau terhadap apa yang presenter katakan bukan berarti beliau telah mengubah pernyataan sebelumnya, dan ini adalah sesuatu yang Syaikh Al-Maqdisi tidak bisa hindari karena jika beliau menentang atau menanggapi perkataan presenter itu, maka beliau tidak akan dapat mencapai apa yang menjadi tujuan utama. Keduanya memiliki manfaat dan mudharat, dan Syaikh menganggap diam dan tidak berkomentar atas kata “As-Syahid” di tempat tersebut adalah lebih besar maslahatnya bagi umat.
Keempat
Setiap orang yang berpikiran adil dan pencari kebenaran pasti akan menanyakan pada diri sendiri sebuah pertanyaan.
Beberapa bulan yang lalu Syaikh Al-Maqdisi dibebaskan dari penjara setelah menghabiskan beberapa tahun yang panjang.
Dan beliau hanya tinggal selama beberapa bulan sebelum akhirnya Thaghut Yordania mengirimnya kembali ke penjara. Dan pertanyaannya adalah: “Mengapa mereka mengirim beliau kembali ke penjara?”
Jawaban:
Karena beliau berbicara tentang kampanye tentara salib dan kekufuran siapapun yang berpartisipasi di dalamnya dan Thaghut Yordania memintanya untuk diam dan mereka mengancam akan mengirim beliau kembali ke penjara. Dan jawaban beliau (hafidhahullah) kepada mereka adalah: “Penjara ini lebih saya cintai daripada apa yang kalian minta saya untuk melakukannya.” Sehingga mereka kembali memenjarakan beliau.
Intinya, jika Syaikh Al-Maqdisi benar-benar telah menukar agamanya dengan dunia (sebagaimana yang telah dituduhkan), maka beliau pasti akan tetap diam pada saat kampanye koalisi Salibis di Irak dan Suriah. Dan beliau akan tetap menjadi seorang yang bebas dan Thoghut Yordania pasti akan ridho padanya dan tidak akan kembali memenjarakannya. Apakah logis jika beliau yang lebih memilih dipenjara dibanding menutup mulut mengenai kampanye koalisi Salibis, kemudian beliau keluar dari penjara untuk membatalkan keyakinan beliau sebelumnya? Demi Allah, tidak ada orang waras yang ingin melakukan hal yang sia-sia seperti itu! Jika beliau ingin menyenangkan hati Thaghut Yordania (sebagaimana yang dituduhkan), pasti beliau tidak akan dipenjara untuk kedua kalinya!
Kesimpulan
Tentunya apa yang Syaikh Al-Maqdisi telah lakukan adalah sebuah karunia besar untuk Jihad dan Mujahidin. Dan mungkin ada beberapa ikhwan yang berbeda pendapat dengan saya dalam hal ini atau mereka mungkin setuju. Saya menghormati perbedaan pendapat tersebut.
Dan tidak ada masalah jika salah satu ikhwan yang mengkritik Ijtihad dari Syaikh (menyetujui wawancara) dengan hormat dan sopan santun dan tidak dengan celaan dan hinaan. Dan ini adalah adab seorang yang berilmu dan adab orang yang dibesarkan dalam nilai-nilai Islam dan adab orang yang tahu status para ulama’ yang menyatakan kebenaran, mereka para ulama’ yang sangat langka. Dan Syaikh saat ini tengah menghadapi rencana licik dan jahat dari Thaghut Yordania di satu sisi serta kebodohan dan kebobrokan para ekstremis di sisi lainnya. Dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah.
Ditulis oleh yang membutuhkan rahmat Allah : Abu Walid As-Sury
(aliakram/arrahmah.com)