DAMASKUS (Arrahmah.com) – Seorang komandan kelompok oposisi Suriah di wilayah selatan bersumpah akan melancarkan perang gerilya terhadap militan Syi’ah asal Libanon, “Hizbullah” dan pasukan rezim Nushariyah yang telah melancarkan serangan besar terhadap pejuang Suriah di wilayah perbatasan dekat “Israel” dan Yordania.
Serangan yang mulai berlangsung pada minggu ini difokuskan di daerah selatan Damaskus.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan serangan itu dipelopori oleh “Hizbullah” dan militan Syi’ah tersebut telah membuat kemajuan yang signifikan.
Tentara rezim pada Rabu (11/2/2015) mengklaim telah merebut tiga kota dan empat bukit dari kelompok Mujahidin yang diidentifikasi sebagai Jabhah Nushrah.
Para pejuang Suriah di wilayah selatan mengatakan bahwa pertempuran terhenti pada Kamis (12/2) karena salju.
“Pertempuran bisa panjang dan akan menjadi serangan ‘hit and run’. Ini adalah sistem yang kami gunakan dalam pertempuran,” ujar Abu Osama al-Jolani, seorang komandan pejuang Suriah di wilayah selatan.
“Kami bukan tentara negara yang mempertahankan perbatasan, kami mengoperasikan sistem gerilya. Sejauh yang kami perhatikan, tanah tidaklah penting,” tambahnya berbicara kepada Reuters melalui internet dari dekat perbatasan Suriah- Yordania.
Jolani yang berpangkat mayor saat ia membelot dari tentara rezim pada 2011, mengatakan kemajuan yang dibuat oleh pasukan rezim tidak signifikan.
Rami Abdulrahman, Direktur SOHR mengatakan selama empat hari pertempuran telah menewaskan 19 militan pro-rezim dan 48 pejuang oposisi. Dia menambahkan bahwa kemajuan oleh “Hizbullah” dan rezim tidak boleh dianggap remeh.
Seorang pejabat intelijen “Israel” yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan pertempuran baru-baru ini melibatkan militan “Hizbullah” yang lebih banyak dari operasi sebelumnya. “Ada ratusan pejuang mereka yang terlibat,” ujarnya kepada Reuters. (haninmazaya/arrahmah.com)