AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – “Daulah Islam”, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, mengklaim pada Jum’at (6/2/2015) bahwa seorang tawanan mereka, Kayla Jean Mueller (26), telah tewas dalam sebuah serangan udara di Suriah.
Saat kabar itu disampaikan, para pejabat pertahanan AS mengatakan kepada NBC News bahwa militer AS dan intelijen militer belum memiliki informasi untuk mengonfirmasi klaim ISIS tersebut, dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak bisa mengonfirmasi laporan kematian gadis aktivis kemanusiaan Amerika Serikat itu, dengan cara apapun.
“Kami jelas sangat prihatin dengan laporan-laporan ini. Saat ini kami belum melihat adanya bukti yang menguatkan klaim ISIS,” kata Bernadette Meehan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.
Mueller yang berasal dari Prescott, Arizona, ditawan oleh ISIS di Suriah pada 4 Agustus 2013 lalu, beberapa hari sebelum usianya genap 25 tahun, saat meninggalkan rumah sakit di Aleppo, Suriah.
Keluarganya sebelumnya telah meminta nama Mueller tidak dipublikasikan karena takut akan membahayakan hidupnya. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh perwakilan keluarganya pada Jum’at (6/2), keluarganya juga meminta agar berhati-hati dalam melaporkan situasi Mueller.
“Kayla telah mengabdikan karirnya untuk membantu mereka yang membutuhkan di negara-negara di seluruh dunia,” ungkap keluarganya.
Dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan di Twitter, ISIS menyatakan bahwa Mueller dimakamkan di reruntuhan bangunan yang terkena pesawat Yordania. Pesawat-pesawat tempur Yordania telah menghantam target-target di Suriah sejak ISIS merilis sebuah video yang menunjukkan seorang pilot pesawat tempur Yordania yang mereka tangkap dibakar hidup-hidup dalam sebuah kurungan.
“ISIS sedang tidak logis dan mereka sedang berbohong,” Mohammad Al-Moumani, juru bicara kementerian informasi, mengatakan kepada NBC News. “Bagaimana mereka tahu itu pesawat Yordania?”
Empat hari setelah munculnya klaim ISIS tersebut, pihak keluarga Mueller dan Gedung Putih AS turut mengonfirmasi kabar tersebut.
“Kami begitu sedih untuk berbagi bahwa kami telah menerima konfirmasi bahwa Kayla Jean Mueller, telah kehilangan nyawanya,” ujar orang tua Mueller, Carl dan Marsha, dan saudara Eric, dalam sebuah pernyataan.
“Kayla adalah seorang penyayang dan pengabdi kemanusiaan. Dia mendedikasikan seluruh hidupnya yang masih muda untuk membantu mereka yang membutuhkan kebebasan, keadilan, dan perdamaian,” tambah pernyataan keluarganya itu.
Pernyataan dari keluarga Mueller juga disertai dengan salinan surat dari Mueller yang dikirimkan ke keluarganya sebelum ia meninggal.
Keluarga Mueller menerima surat tersebut pada musim semi tahun 2014 saat Mueller ditawan. Belum jelas bagaimana orangtuanya bisa menerima catatan tulisan tangan dari putri mereka itu, namun dalam pembukaan surat itu ia berkata:
“Jika kalian menerima surat ini berarti aku masih ditahan tapi teman satu selku (sejak 2/11/2014) sudah dibebaskan. Aku telah meminta mereka untuk menghubungi kalian + mengirimkan surat ini. Tidaklah mudah untuk mengetahui apa yang harus ku ungkapkan.
Ketahuilah bahwa aku berada di sebuah lokasi yang aman, tanpa luka sedikitpun + sehat (bertambah berat badan sebenarnya); Aku telah diperlakukan dengan hormat + dengan kebaikan. Aku ingin menulis semua yang ku pikirkan melalui surat (tapi aku tidak tahu apakah teman satu selku akan pergi dalam beberapa hari mendatang atau beberapa bulan mendatang membatasi waktuku tapi terutama) aku hanya bisa menulis surat satu paragraf pada satu waktu, hanya dengan memikirkan kalian semua membuat aku menangis.”
Pada Selasa (10/2) kemarin, Presiden AS Barack Obama juga merilis sebuah pernyataan yang mengonfirmasi kematian Mueller. Namun pejabat pemerintah AS dilaporkan mengatakan kepada CNN bahwa tidak diketahui jelas juga bagaimana Mueller meninggal.
Dalam pernyataan itu dikonfirmasi jelas bahwa Mueller telah meninggal. Pada pembukaan pernyataan mengenai kabar kematian Mueller itu Gedung Putih AS mengonfirmasi:
“Merupakan kesedihan yang mendalam bahwa kami telah mendengar kematian Kayla Jean Mueller. Atas nama rakyat Amerika, Michelle dan saya menyampaikan belasungkawa kami yang terdalam untuk keluarga Kayla – orangtuanya, Marsha dan Carl, dan kakaknya Eric dan keluarganya – serta semua orang yang begitu mencintai Kayla. Pada saat ini penderitaan yang tak terbayangkan, negara bagikan dalam kesedihan mereka.
Kayla mengabdikan hidupnya untuk membantu orang lain yang membutuhkan di negaranya dan di seluruh dunia. Di Prescott, Arizona, ia menjadi relawan di tempat penampungan perempuan dan bekerja di sebuah klinik HIV/AIDS. Ia bekerja dengan organisasi-organisasi kemanusiaan di India, ‘Israel’, dan wilayah Palestina, tergerak oleh keinginannya untuk melayani orang lain.
Akhirnya, jalannya membawanya ke Turki, di mana ia membantu memberikan kenyamanan dan dukungan kepada para pengungsi Suriah yang terpaksa meninggalkan rumah mereka selama perang. Kasih sayang dan dedikasi Kayla untuk membantu mereka yang membutuhkan menunjukkan bahwa bahkan di antara kejahatan yang tak berbudi, prilaku kemanusaiaan masih bisa hidup.”
Sebelumya, ISIS telah merilis video eksekusi seorang pilot Yordania, Muaz Al-Kasasbeh, dengan membakarnya hidup-hidup. Tindakan ISIS yang kemudian juga menyebarkan adegan pembakaran tersebut disayangkan banyak pihak dan malah menjadikan orang-orang balik bersimpati pada kematian sadis si pilot serta melupakan sebab kejahatan mengapa dia dieksekusi.
Tindakan ISIS tersebut juga dimanfaatkan otoritas Yordania untuk meluncurkan puluhan serangan baru terhadap wilayah Suriah dengan dalih melawan kelompok ISIS sebagai respon keras atas pembakaran hidup-hidup seorang pilot mereka.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di TV Roya Yordania pada Jum’at (6/2) lalu, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafidzahullah mengungkapkan betapa beliau sangat antusias dengan negosiasi awal ISIS untuk menukar Muaz dengan Sajidah Al-Rishawi, seorang Muslimah yang berada dalam tahanan dan tengah terancam hukuman mati oleh pemerintah Yordania, sebelum kemudian terungkap bahwa sedari awal ternyata ISIS tidak berniat untuk membebaskan saudari Sajidah.
(aliakram/arrahmah.com)