WASHINGTON (Arrahmah.com) – Ketakutan, negara penjajah Amerika Serikat telah memerintahkan penutupan kedutaannya di Yaman dan mengatakan duta besarnya akan meninggalkan negara itu hari ini (11/2/2015) di tengah situasi keamanan yang memburuk.
Para pejabat AS mengatakan pada Selasa (10/2) bahwa mereka menangguhkan operasi di kedutaan di Sana’a sampai kondisi membaik.
“Duta besar dan seluruh staf akan pergi pada Rabu malam,” ujar seorang karyawan kedutaan yang namanya tidak ingin disebutkan kepada Reuters.
Kedutaan telah ditutup sejak Januari dan hanya beroperasi dengan porsi kecil.
Menurut Reuters, AS diperkirakan akan meminta Turki maupun Aljazair untuk menjaga kepentingannya di Yaman selama kedutaan mereka ditutup.
Yaman telah dilanda krisis sejak militan Syi’ah Houtsi mengambil alih kekuasaan pada Jum’at pekan lalu dalam sebuah langkah yang dikecam oleh masyarakat internasional sebagai kudeta.
Syi’ah Houtsi membubarkan parlemen dan memilih Mohammed Ali al-Houthi, sepupu dari Abdel Malik al-Houthi sebagai “presiden” baru, menggantikan Presiden Mansour Hadi yang mereka gulingkan.
Kudeta yang dilakukan oleh Syi’ah Houtsi ditentang oleh rakyat Yaman. Mereka menggelar aksi protes di berbagai kota di Yaman untuk menolak pemerintahan yang didirikan oleh Houtis.
Houtsi disebut-sebut mendapat dukungan dari Iran dan bersumpah akan terus mempertahankan pengambilalihan kekuasaan, mereka menyebutnya “revolusi yang mulia”. Kelompok ini berjumlah sekitar seperlima dari total penduduk Yaman.
(haninmazaya/arrahmah.com)