(Arrahmah.com) – Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di TV Roya Yordania pada Jum’at (6/2/2015) lalu, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafidzahullah memberikan kesaksian mengejutkan tentang betapa beliau sangat antusias dengan tuntutan awal “Daulah Islam”, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, untuk menukar tawanan mereka yang merupakan seorang pilot Yordania dengan seorang Muslimah yang berada dalam tahanan dan tengah terancam hukuman mati oleh pemerintah Yordania.
Syaikh Al-Maqdisi berkoordinasi dengan beberapa pihak yang bisa menghubungkan beliau kepada pihak petinggi ISIS. Beliau menekankan betapa banyak maslahah syar’iyah dalam pertukaran antara Muadz Al-Kasasbeh dengan Sajidah Al-Rishawi itu, sehingga pihak ISIS harus benar-benar serius dengan tuntutan mereka.
Namun apa yang terjadi kemudian benar-benar mengejutkan. Rencana jahat pihak ISIS yang sebenarnya akhirnya terbongkar. Ternyata sedari awal mereka tidak pernah berniat untuk membebaskan saudari Sajida Al-Rishawi. Mereka hanya menipu dan mentalbis serta berakting di hadapan kaum Muslimin, khususnya di hadapan Syaikh Al-Maqdisi sendiri. Syaikh Al-Maqdisi begitu terpukul dan sangat menyesalkan kecurangan yang dilakukan ISIS.
Berikut terjemahan lengkap wawancara tersebut yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Selasa (10/2).
Hadirin sekalian, selamat datang dalam acara wawancara eksklusif bersama Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi, seorang tokoh gerakan salafi jihadi. Selamat datang Syaikh Muhammad..
Saya mulai dengan pertanyaan seputar perkembangan terakhir dan persoalan mengenai pilot ‘asy syahid’ Muadz Al Kasasbeh, apakah anda sempat mencoba untuk turun tangan ke dalam persoalan ini?
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarga dan para sahabat beliau.
Sejak saya mendengar tertangkapnya pilot Yordania di tangan Tanzhim Daulah, saya mencoba untuk berkomunikasi sehingga kemaslahatan syar’i bisa terwujud. Saya membujuk tokoh-tokoh mereka dengan harapan mungkin ada tokoh yang setuju dengan ide pertukaran tawanan antara sang pilot Yordania dengan Sajidah Al-Risyawi. Jadi memang benar saya melakukan komunikasi.
Anda berkomunikasi dengan Da‘ish dalam masalah ini, bagaimana respon Da‘ish terhadap komunikasi ini? Apakah ada respon dari mereka?
Sebelum saya melakukan kontak dengan mereka, saya mencoba untuk berkomunikasi dengan para ikhwah mujahidin di berbagai tempat, mulai dari Maghribi, Yaman, maupun Suriah, dan para ikhwah yang ada di Bahrain dan Kuwait, saya meminta mereka agar membantu saya. Maka mereka pun membantu saya, di sini saya ingin berterima kasih kepada mereka. Mereka membantu saya dengan menyurati para tokoh Tanzhim Daulah dan mengingatkan mereka bahwa sekarang adalah kesempatan emas untuk menukar Sajidah dengan pilot, mereka membantu saya dengan nama-nama.. mereka memberikan nama beserta alamat orang-orang yang berpengaruh di dalam Tanzhim, maka sayapun menggunakannya dan mulai berkomunikasi dengan mereka.
Saya melakukan kontak dengan orang-orang berpengaruh di dalam Tanzhim Daulah, saya mengkontak Abu Muhammad Al Adnani, saya menyurati Al Baghdadi, saya menyurati Syaikh Turki Bin’ali dan juga para penanggung jawab syariat lainnya. Saya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan kemaslahatan syar’i ini dan membujuk mereka untuk turut mewujudkannya.
Bagaimana kesungguhan Da‘ish? Bagaimana tanggapan Da‘ish terhadap upaya ini.. terhadap komunikasi ini? Apakah mereka menanggapi anda? Apakah ada saling respon antara anda dengan mereka misalnya?
Sangat disayangkan, tadinya saya mengira bahwa mereka masih bersimpati terhadap saudari mereka dan mau mewujudkan kemaslahatan syar’i, namun sayangnya tidak ada tanggapan sama sekali. Bahkan sebaliknya, sebagian dari mereka tidak menggubris sama sekali pesan suara yang saya kirimkan, dan sebagian yang lainnya tidak mau peduli terhadap urusan ini. Bahkan salah seorang dari mereka yang berkomunikasi dengan saya, dia telah membohongi saya.. Mereka telah membunuh sang pilot, Muadz, namun membohongi saya dengan bersumpah lalu mengatakan; “Kami serius, dan kami percaya kepada engkau, engkau akan melihat kejujuran kami.” Namun setelah itu terungkap, bahwa ia adalah seorang pendusta. Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” [At Taubah: 119]
Ayat ini turun berkenaan dengan jihad dan para mujahidin, sehingga sangat tidak dibenarkan jika ada orang yang mengaku melakukan amal jihad, namun ia berdusta.
‘Asy Syahid’ pilot dibunuh dengan cara dibakar, apa pendapatmu mengenai perbuatan ini dan apa komentar anda mengenai sebab dan tujuan Tanzhim membunuh dengan cara yang mengerikan seperti ini?
Banyak kejahatan dengan cara-cara baru yang sudah mereka lakukan, cara baru pertama yang mereka klaim sebagai bagian dari sunnah Nabi adalah penyembelihan. Mereka menyembelih lawan-lawan mereka, mereka telah menyembelih sejumlah komandan dan mujahidin di Suriah, hingga orang-orang mengira bahwa menyembelih adalah sunnah Nabi. Mereka berdalil dengan hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:
ياَ مَعْشَرَ قُرَيْشٍ لَقَدْ جِئْتُكُمْ بِالذَّبْحِ
“Wahai orang-orang Quraisy, sungguh aku datang kepada kalian dengan penyembelihan,”
Ketika mereka (kaum Quraisy – red.) mengolok-olok Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam maka beliau pun mengucapkan sabdanya ini, akan tetapi Daulah mengabaikan bagaimana cara Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memperlakukan kaum Quraisy ketika mereka tertangkap oleh beliau pada saat Fathu Makkah. Mereka lupa bagaimana Nabi memperlakukan kaum Quraisy, bukankah Nabi berkata kepada puluhan dan ratusan kaum Quraisy: “Pergilah, kalian bebas.” Hingga mereka berbalik dari yang tadinya membenci jadi mengikuti (Nabi).
Mereka tidak memperhatikan hal-hal semacam ini, mereka berpegang kepada sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau diolok-olok, lalu mereka menjadikan penyembelihan sebagai sunnah. Mereka telah mencelupkan agama, gerakan jihad dan para mujahidin ke dalam celupan berwarna merah (sadis).
Masyarakat mengira bahwa jihad tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan penyembelihan dan pembunuhan. Padahal ketika Khalid bin Walid menarik mundur seluruh pasukannya dari Perang Mu’tah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam justru bersabda mengenainya: “Allah telah memberikan kemenangan kepadanya.” Benar, Nabi menganggapnya telah menang. Begitu pula Allah yang telah menganggap Perjanjian Hudaibiyyah sebagai kemenangan di dalam firman-Nya:
إِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحٗا مُّبِينٗا ١
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” [Al Fath: 1]
Mereka tidak memahami apa itu mewujudkan kemaslahatan yang riil, apa itu kemenangan dan apa itu kemaslahatan syariat, padahal semua itu adalah bagian dari jihad.
Maka dari itu ketika pertama kali mereka menerapkan penyembelihan, mereka menyembelih banyak lawan mereka dan mengeksposnya di TV sehingga orang-orang terhenyak dan bertanya-tanya, apakah islam itu seperti ini? Kita harus membela islam dan menjelaskan bahwa ini bukanlah bagian dari islam.
Mereka menyembelih para mujahidin dan menyembelih banyak orang, mereka tidak menjelaskan kepada masyarakat siapakah orang-orang yang mereka sembelih, sehingga yang dilihat oleh masyarakat hanya penyembelihan. Mereka mengatakan bahwa orang-orang itu murtad, namun masyarakat tidak menyaksikan proses pengadilan dan penjatuhan hukuman, yang masyarakat saksikan hanyalah penyembelihan. Mereka membuat sunnah kejahatan yang baru.
Dan sekarang mereka memamerkan cara baru yaitu pembakaran, sekarang mereka akan mempromosikan cara baru yaitu membakar, padahal Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada yang boleh menyiksa dengan api kecuali Sang Pemilik Api.”
Mereka berdalil dengan potongan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah dan menghilangkan perkataan beliau yang sebelumnya. Mereka mengedepankan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah dari pada sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Apakah seperti ini pengikut para salaf?? Mereka mengaku sebagai bagian dari gerakan salafi jihadi, namun salafi jihadi sendiri berlepas tangan dari kelakuan semacam ini.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengingkkari pembakaran, beliau bersabda “tidak ada yang boleh menyiksa dengan api kecuali Sang Pemilik Api.” Jadi apa yang telah mereka wujudkan, kemaslahatan apa yang telah berhasil mereka wujudkan dari tindakan ini? Apakah mereka mengira ketika mereka membakar si pilot, maka pengeboman akan berhenti dan perang akan selesai?
Sekarang saya yakin bahwa kebanyakan tokoh para pengikut mereka yang ada di Yordania akan menyadari bahwa tindakan bodoh yang diambil oleh orang-orang itu telah menghilangkan banyak kemaslahatan. Kini setelah saya mengetahui bahwa Sajidah dan Al-Karbuli dieksekusi, saya mengatakan bahwa tanggung jawab terbesar dipikul oleh Tanzhim Daulah. Karena mereka melakukan tindakan dengan mengatasnamakan Sajidah, dan mengaku ingin membebaskan Sajidah namun ternyata tidak serius untuk melakukannya. Mereka membohongi saya dan bersumpah, namun akhirnya terungkap bahwa mereka telah membunuh si pilot sebelumnya.
Mengapa harus berbohong, padahal Allah Azza wa Jalla berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” [At Taubah: 119]
Mengapa mereka tidak berlaku jujur kepada saya selama saya berkomunikasi dengan mereka?
Maaf (saya potong), Da’ish mengaku bahwa ia mewakili islam dan mengatakan bahwa ia adalah Daulah Khilafah, apa sikap gerakan salafi jihadi terhadap hal ini, dan apakah anda menganggapnya sebagai kekhilafahan?
Kami sudah menyampaikan berulang kali bahwa mereka telah menyimpang dan keliru, pada awalnya kami menasehati mereka dan kami bertutur kata dengan lemah lembut kepada mereka hingga saudara-saudara kita yang mengetahui penyimpangan dan kekeliruan Jamaah Daulah mengatakan, “kamu sedang tebar pesona di hadapan Jamaah Daulah.”
Maksud saya ketika saya berlemah lembut di dalam sebagian ungkapan saya adalah karena saya tahu bahwa kebanyakan pemuda yang berangkat berjihad dari negara asal mereka, bergumul dengan tantangan dan menerobos perbatasan, mereka terperdaya dengan kata-kata khilafah dan negara islam, maksudnya mereka ingin merasakan apa itu yang namanya khilafah.
Orang-orang merasa haus, para pemuda muslim, anak-anak gerakan ini merasa haus dengan yang namanya khilafah, mereka haus dengan negara islam, sehingga para pemuda yang ada di ujung dunia pun berangkat menemui mereka.
Saya tidak meragukan keikhlasan para pemuda yang terperdaya dan akhirnya berangkat menemui orang-orang itu, kemudian ketika mereka menyaksikan orang-orang itu memotivasi supaya mereka membunuh saudara-saudara mereka dari jamaah-jamaah jihad lain. Sebagian dari mereka memilih untuk melarikan diri jika ia mampu untuk melarikan diri, namun sebagian yang lainnya disembelih atau dibunuh jika kedapatan telah mengungkap hakekat Daulah yang sebenarnya.
Kami telah mengatakan kepada orang-orang sebelumnya, bahwa kekhilafahan bukanlah seperti ini.. di antara tujuan kekhilafahan yang paling besar adalah menyatukan kaum muslimin. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengutus Muadz dan Abu Musa Al Asy’ari ke Yaman, apa yang beliau katakan kepada mereka? Jumlah mereka hanya dua orang, sedangkan dua orang belum terkena kewajiban untuk mengangkat pemimpin, mengangkat pemimpin diwajibkan kepada 3 orang atau lebih, namun walaupun mereka berdua tidak terkena kewajiban itu, Rasulullah mewasiatkan kepada mereka agar tetap mewujudkan buah dari kepemimpinan, beliau bersabda kepada mereka:
وَتَطَاوَعَا وَلَا تَخْتَلِفَا بَشِّرَا وَلَا تُنَفِّرَا
“..Saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari.”
Lihatlah wasiat Nabi ini, mereka tidak wajib mengangkat pemimpin akan tetapi beliau mewasiatkan agar mereka mewujudkan buah kepemimpinan itu sendiri; “mewujudkan buah dari kepemimpinan itu lebih penting dari kepemimpian itu sendiri.” Maksudnya kalian tidak diwajibkan mengangkat pemimpin, namun kalian harus mewujudkan buahnya, saling patuhlah kalian berdua dan jangan saling bersengketa, hendaklah kalian mudahkan dan jangan persulit, beri kabar gembira dan jangan membuat orang lari..!
Sekarang buah ini, jika saya mengaku memiliki kekhilafahan dan saya memiliki negara, namun saya tidak mendatangkan buah dari kepemimpinan saya, saya justru memecah belah kaum muslimin, saya justru mencelupkan islam ke dalam celupan penyembelihan dan pembakaran, dan saya tidak mampu mewujudkan buahnya namun saya ingin agar semua orang membaiat saya, saya memecah belah barisan kaum muslimin di seluruh dunia, dan saya ingin agar mereka membaiat saya sedangkan saya tidak bisa mewujudkan biah kekhilafahan..
Anda memecah belah barisan kaum muslimin dan mencemarkan nama agama dengan sikap semacam ini.. dengan penyembelihan dan pembakaran ini..
Saya merasa terpukul, salah seorang dari mereka menyurati saya, ia memanggil saya, wahai Syaikh.. wahai Syaikh.. kami serius.. namun ia membohongi saya. Mereka membunuh Muadz sejak minggu pertama ia tertangkap, ia bersumpah bahwa ia bersungguh-sungguh kemudian akhirnya terungkap bahwa ia berdusta secara nyata. Anda berkata kepada saya “wahai Syaikh”, anda melakukan kontak dengan saya dan anda membohongi saya, kemudian setelah itu saya kaget karena si pilot sudah dibakar.. dibakar!! Sunnah macam apa ini?? Nabi pasti mengingkari hal ini, mereka justru mengedepankan perkataan Syaikhul Islam dari pada beliau Shallallahu alaihi wa sallam.
Sebelumnya saya sudah menyebutkan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah di dalam surat saya, beliau berkata:
“Seorang faqih (seorang yang paham hukum Islam -pent) bukanlah orang yang mampu membedakan antara mafsadat (kerusakan) dan maslahat (kebaikan), seorang faqih adalah orang yang mampu memprioritaskan satu maslahat di antara banyak maslahat ketika maslahat-maslahat itu bertabrakan, dan memprioritaskan untuk menghindari satu mafsadat di antara banyak mafsadat ketika mafsadat-mafsadat itu bertabrakan.” Inilah faqih yang sebenarnya, sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Mereka mengambil perkataan Syaikhul Islam yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, mereka mengambil pendapat Syaikh Islam yang memperbolehkan pembakaran di saat itu bisa membalas permusuhan, apakah tindakan Daulah ini sudah bisa membalas permusuhan? Kalian membakar Muadz Al-Kasasbeh, apakah ini adalah pembalasan yang kalian ingin lakukan?
(Sekarang) Koalisi semakin dahsyat melawan kalian dan rakyat Yordania semakin menuntut agar operasi pengeboman diperbanyak, karena rakyat melihat sesuatu yang tidak dibenarkan oleh syari’at dan akal. Ini adalah pembakaran, mengapa mereka membakar? Dengan begitu kalian juga telah membakar harapan kami para pemerhati syari’at. Bagi siapa saja di antara kalian yang memanggil kami sebagai syaikh, kalian telah membakar harapan kami untuk membebaskan Sajidah, dan kalian telah menyebabkan dia terbunuh.
Apabila ideologi Da‘ish jauh dari ajaran islam, lalu apa yang menjadi sandaran ideologi Da‘ish?
Sayangnya, dengan membaca karakter para petinggi Daulah, kita bisa mengetahui bahwa para anggota Daulah adalah para pemuda dan orang-orang yang masih baru mengenal islam. Dahulu mereka adalah para anggota Partai Ba’ts, dan saat ini mereka adalah orang-orang berpengaruh di dalam tubuh Da’ish, sedangkan baru kemarin mereka masih menjadi anggota Partai Ba’ts.
Mereka akan mengatakan, wahai saudaraku, di sisi Nabi ada seorang sahabat yang dijuluki dengan Pedang Allah yang terhunus (Khalid bin Walid –pent), ia adalah seorang komandan jihad di zaman beliau, padahal kemarinnya ia masih menjadi pejuang yang berjuang bersama suku Quraisy.
Maka kami katakan, tidak mungkin sahabat tersebut dijuluki dengan Pedang Allah yang terhunus kecuali setelah ia mengamalkan islam dengan baik, sehingga kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallammenjulukinya dengan Pedang Allah yang terhunus.
Sedangkan anda, tadi malam anda masih menjadi pasukan Partai Ba’ts yang membunuh kaum muslimin dan menyiksa mereka, namun hari ini engkau menjadi komandan di kekhilafahan, maka kekhilafahan macam apa ini??
Kemudian seperti yang sudah saya sebutkan kepadamu; tujuan pokok kekhilafahan adalah menyatukan kaum muslimin, memudahkan dan bukan menyulitkan, memberikan kabar gembira dan bukan membuat orang lari, dan mereka justru melakukan yang sebaliknya. Jadi ini bukan tentang semboyan dan gelar, ini tentang kenyataan yang sebenarnya.
Saya membentuk sebuah kekhilafahan, kemudian saya akan menentang setiap kali anda ingin menegakkan kekhilafahan?
Mereka memainkan perasaan para pemuda, saya tidak ragu bahwa di sana ada pemuda terperdaya kemudian mereka datang dari ujung dunia. Mereka lah yang menjadi perhatian saya, ketika perkataan saya kepada mereka melunak, yang saya inginkan adalah agar para pemuda yang terperdaya itu bisa sadar dan faham.
Maka dari itu saya katakan, sebenarnya mereka itu telah mencemarkan nama baik gerakan jihadi dan memburukkan citranya, setiap hari mereka melakukan kebid’ahan yang baru, dahulu mereka mempelopori kebiasaan memyembelih, dan sekarang mereka membakar. Sebenarnya saya ingin mengatakan bahwa ini tidak mencerminkan islam sedikitpun, ini juga tidak mencerminkan gerakan salafi jihadi sedikitpun, salafi jihadi berlepas diri dari perilaku seperti ini.
Dan juga seorang mujahid tidak mungkin berbohong, saya bersaksi bahwa mereka telah berbohong kepada saya dan mereka mengulur-ulur waktu ketika saya berkomunikasi dengan mereka, mereka menunjukkan kepada saya bahhwa mereka bersungguh-sungguh, namun demi Allah mereka tidak bersungguh-sungguh.
Demi Allah saya mempunyai petunjuk detail yang membuktikan bahwa mereka tidak peduli dengan urusan Sajidah, namun setelah itu mereka menampakkan kepada saya bahwa mereka serius, padahal mereka telah membunuh si pilot, mereka telah berdusta.
Apakah ada yang ingin anda tambahkan sebelum kita menutup acara ini wahai Syaikh Abu Muhammad?
Iya, saya berterima kasih kepada kalian karena telah memberikan waktu untuk mengadakan pertemuan ini. Saya membuka diri untuk berkomunikasi dengan kalian, karena kalian adalah stasiun TV Yordania dan saya ingin sama-sama menyampaikan aspirasi saya kepada rakyat Yordania, hingga mereka tahu bahwa Jamaah Daulah tidak mencerminkan nilai-nilai gerakan salafi jihadi, dan gerakan salafi jihadi berlepas diri dari perillaku semacam ini.
Saya menegaskan kepada mereka bahwa semua orang di dalam jajaran mujahidin yang memiliki pemahaman, para penanggung jawab syariat dan para komandan jihad di seluruh dunia, semuanya bersungguh-sungguh untuk mensukseskan pertukaran tawanan ini, dan ikut membantu saya menyurati Tanzhim Daulah. Akan tetapi Tanzhim Daulah tidak mempunyai keinginan untuk itu, karena mereka sebenarnya telah membunuh si pilot dari awal dan memilih untuk membohongi saya ketika kami berkomunikasi.
Karenanya saya ingin mengatakan sesuatu; penyebab para anggota jamaah ini tertipu adalah karena kaum muslimin sudah lama merindukan yang namanya khilafah dan negara islam, dan mereka (Daulah) tahu bagaimana memainkan para pemuda dengan menggunakan dua kalimat (Daulah dan Khilafah) yang posisinya diagungkan di hati kaum muslimin.
Sebagai penutup saya ingin memberikan satu contoh kepadamu:
Ketika kegelapan sudah berlarut-larut, seluruh kaum muslimin mulai dari timur hinggga barat diliputi oleh kegelapan itu, kemudian musuh-musuh mereka juga banyak menimpakan kezhaliman kepada mereka, semua orang akan merasa rindu akan terbitnya fajar. Karena semua orang hidup di tengah kegelapan, maka setiap sinar yang tampak, mereka akan mengira bahwa itu adalah fajar.
Sedangkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah menyebutkan bahwa ada dua fajar, fajar kadzib (palsu) dan fajar shadiq (benar). Jika seseorang melihat fajar palsu maka ia tidak diperbolehkan shalat. Dan mereka mengira bahwa mereka Daulah adalah fajar shadiq, mereka mengira bahwa Daulah adalah kekhilafahan yang selama ini dinantikan, sehingga mereka pergi mendatanginya.
Sebenarnya jika mereka melihat dengan menggunakan bashirah, tentu mereka akan tahu bahwa ini bukanlah fajar yang sebenarnya, ia hanyalah fajar kadzib. Barangsiapa yang tergesa-gesa terhadap sesuatu, maka ia diharamkan untuk menggapainya.
Kami tidak akan bosan dan akan terus menunggu fajar shadiq yang dengan izin Allah akan segera datang. Akan tetapi fajar shadiq ini tidak akan datang bersama para ghulat itu, ia akan datang bersama orang-orang yang mengetahui hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, lalu menghormatinya dan tidak mendahulukan perkataan manusia lain di atas perkataan beliau.
Terima kasih banyak atas kehadiran anda wahai Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi, saya juga berterima kasih atas pertemuan ini.
(aliakram/arrahmah.com)