YORDANIA (Arrahmah.com) – Para pejabat Yordania telah mengumumkan pembebasan Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi hafizhahullah dan kabar tersebut segera tersebar serta disambut gembira oleh para pendukung beliau di media sosial, lansir LWJ pada Kamis (5/2/2015).
Sebuah akun Twitter yang terkait dengan Syaikh Abu Qatada Al-Filisthini, salah satu rekan terdekat Syaikh Al-Maqdisi, men-tweet berita pembebasannya. Salah satu tweet itu berisi syukur kepada Allah dan menunjukkan foto dua ulama jihad tersebut tengah duduk bersama.
Tweet yang diposting oleh akun Syaikh Abu Qatada itu dengan cepat di-tweet ulang oleh jihadis Al-Qaeda lainnya, termasuk Syaikh Sami Al-Uraydi, seorang ulama berkebangsaan Yordania yang menjabat sebagai pejabat syariah Jabhah Nushrah, cabang resmi Al-Qaeda di Suriah.
Petinggi Jabhah Nushrah lainnya, Syaikh Abu Mariya Al-Qahthani, juga menyampaikan syukurnya atas pembebasan Syaikh Al-Maqdisi. Dan begitu pula dengan Syaikh Dr. Abdallah Muhammad Al-Muhaysini, seorang ulama Al-Qaeda yang berjuang bersama dengan Jabhah Nushrah di Suriah. Beliau juga men-tweet foto tersebut.
Syaikh Al-Maqdisi dipenjara oleh otoritas Yordania dengan tuduhan melakukan “hasutan online” melalui tulisan-tulisan beliau yang menyeru seluruh kelompok mujahidin di Suriah dan Irak untuk bersatu melawan koalisi salibis AS.
Pembebasan Syaikh Al-Maqdisi dilakukan hanya beberapa hari setelah kelompok “Daulah Islam”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, merilis video online yang menunjukkan eksekusi mereka terhadap pilot Yordania, Mouath Al-Kasaesbeh.
Mouath yang dieksekusi oleh IS dengan cara dibakar hidup-hidup itu adalah seorang pilot boneka Yordania yang turut tergabung dalam koalisi salibis AS yang membombardir kaum Muslimin di Suriah.
Sejauh ini belum ada penjelasan resmi mengenai pembebasan Syaikh Al-Maqdisi. Tapi “sumber keamanan” Yordania mengatakan kepada Reuters bahwa Syaikh “Maqdisi diharapkan akan mengecam pembakaran terhadap pilot Yordania itu”.
Permusuhan Syaikh Al-Maqdisi terhadap Barat dan AS begitu jelas. Pada 30 September 2014 lalu, beliau dan ulama jihad lainnya merilis sebuah pengajuan yang menyerukan gencatan senjata antara faksi-faksi yang bertikai di Suriah.
Alasan utama mereka adalah bahwa IS, Jabhah Nushrah dan kelompok lainnya memiliki musuh bersama yaitu Tentara Salib. Koalisi salibis pimpinan AS mulai membom Suriah satu minggu sebelumnya. Sementara gencatan senjata yang diusulkan tampaknya telah ditolak mentah-mentah oleh IS.
Desember lalu, Guardian melaporkan bahwa Syaikh Abu Qatadah dan Syaikh Al-Maqdisi juga telah berusaha untuk bernegosiasi dengan IS untuk pembebasan Peter Abdurrahman Kassig, seorang aktivis kemanusiaan yang ditawan oleh IS. Namun upaya mereka gagal. Kassig pada akhirnya disembelih oleh IS.
Al-Qaeda keberatan dengan pembunuhan terhadap Kassig dengan alasan bahwa statusnya di Suriah sebagai pekerja bantuan yang membantu kaum Muslimin Suriah, dan dia berada di bawah perlindungan umat Islam di wilayah itu, oleh karenanya, adalah haram untuk membunuhnya menurut hukum syariah.
(banan/arrahmah.com)