JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan. (azmuttaqin/arrahmah.com)